Dua Pendaki Tersesat di Gunung Agung
Cuaca Ekstrem, Petugas Masih Sulit Lakukan Pencarian
AMLAPURA, NusaBali - Dua orang pendaki diduga kehilangan arah hingga hilang kontak di Gunung Agung saat melakukan perjalanan pulang usai mendaki ke puncak Gunung Agung.
Keduanya, yakni Putu Diki Adi Warta,27, asal Desa/Kecamatan Mengwi, Badung dan Ridho Adi Yudistira asal Desa/Kecamatan Kediri, Tabanan. Hingga, Kamis (26/12) kemarin petugas gabungan belum bisa menemukan korban karena upaya pencarian terhalang kondisi cuaca ekstrem di lokasi.
Kedua pendaki ini hilang kontak sejak, Selasa (24/12) tengah malam. Salah satu pendaki yang melaporkan kejadian itu ke Pos Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Karangasem, Georgi Elfraim Waleleng mengungkapkan awalnya rombongan pendaki ini mendaki beranggotakan 5 orang. Mereka mendaki dari jalur Pura Pengubengan Besakih, Banjar Kiduling Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (24/12) dinihari pukul 02.00 Wita.
Pendaki saat berada di puncak Gunung Agung. –IST
Elfraim menuturkan, setelah mendaki di tengah malam, mereka tiba di puncak gunung pukul 08.00 Wita. Di puncak mereka sempat foto-foto berlatar belakang kawah Gunung Agung yang mengepulkan asap, dan berlatar belakang kabut tebal di sekeliling puncak. Juga membuat video yang terlihat dalam video empat orang mengingat satu pendaki yang merekam. Selanjutnya mereka mulai turun dari puncak di ketinggian 3.142 meter dari permukaan laut (MDPL), Selasa pagi pukul 09.30 Wita. Begitu menuruni puncak Gunung Agung hujan mulai turun.
Mulanya turun berlima, kemudian rombongan jadi dua kelompok masing-masing beranggotakan 3 orang dan 2 orang. Yang beranggotakan 3 orang lebih dulu berjalan menurun, termasuk Elfraim ada di dalamnya. Rombongan 3 orang itu sempat menunggu kedua korban yang berjalan di belakangnya. Namun mengingat dirinya basah kuyup tanpa mengenakan jas hujan, maka Elfraim dan dua rekannya terus melanjutkan perjalanan turun, sehingga kedua korban ditinggalkan.
Putu Diki Adi Warta dan Ridho Adi Yudistira –IST
Sesampai di pos 3 mereka sempat berhenti, sambil menunggu kedua temannya yang masih tertinggal, tetapi 2 pendaki itu tidak muncul-muncul juga. Mereka akhirnya kembali melanjutkan perjalanan pulang tiba di pos 2 dan kembali menunggu kedua korban hingga pukul 14.00 Wita, ternyata mereka tidak juga muncul.
Elfraim mengaku saat itu kelaparan, hanya saja makanan dibawa kedua korban itu. "Kedua teman saya itu sempat WhatsApp kirim share loc pukul 22.00 Wita di ketinggian 2.800 MDPL. Selanjutnya hilang kontak. Saat itu jarak pandang sangat sulit, hanya bisa memandang ke depan sekitar 2-3 meter," tambah Elfraim.
Di bagian lain, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem I Gusti Ngurah Eka Widnyana mengatakan pihaknya mendapatkan laporan dari pelapor Elfraim. "Rabu (25/12) malam itu sempat dilakukan pencarian, tetapi dihentikan, karena gelap, kabut, hujan, dan jalan licin," kata Gusti Eka. Dia mengatakan sesuai laporan, korban terjebak di ketinggian 2.800 MDPL di puncak Simpang Jodoh.
Pihaknya berupaya hendak melakukan pencarian, ternyata cuaca ekstrem disertai badai kembali terjadi, Kamis (26/12) sehingga petugas gabungan tidak bisa melakukan pencarian. Apalagi sepanjang jalur pendakian berkabut, ditambah hujan lebat, jalan licin, dan angin kencang. Mulanya petugas gabungan berkumpul di jaba Pura Pengubengan Besakih, Banjar Kreteg, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, kemudian bergeser ke Objek Wisata Edelweiss Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan rendang.
"Kedua korban sempat kirim share loc melalui WhatsApp, petugas sempat sampai di titik share loc yang dikirim korban, tetapi korban telah bergeser. sehingga lokasi korban belum ditemukan," katanya.
Hadir di tempat evakuasi kemarin Kapolres Karangasem AKBP I Nengah Sadiarta, Kapolsek Rendang Kompol I Made Suadnyana, 8 anggota Pos Pencarian dan Pertolongan Karangasem, 3 orang dari TRC BPBD, 4 orang anggota Polsek Rendang, dan 3 pemandu wisata. Lima pendaki itu diketahui tanpa pemandu. "Mendaki mesti didampingi pemandu lokal, pemandu itu yang tahu kondisi di Gunung Agung, demi keselamatan karena mendaki di cuaca hujan sangat berisiko," jelas Kapolres Karangasem AKBP Sadiarta. Peristiwa pendaki tersesat terakhir menimpa dua warga negara asing (WNA) asal Inggris, Matthew Stoples dan Matthew Foster. Mereka sempat tersesat di Gunung Agung bagian timur, Kamis (4/7/2024) pukul 09.00 Wita. Mereka selanjutnya ditemukan petani pencari rumput, I Wayan Ada, asal Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem. 7 k16
1
Komentar