Hama dan Jamur Serang Cabai
Petani sudah melakukan upaya dengan menyemprotkan pestisida, namun hasilnya nihil.
SEMARAPURA, NusaBali
Sekitar 15 hektare tanaman cabai di Subak Selisihan, Desa Selisihan, Kecamatan Klungkung, terserang berbagai macam penyakit dan hama sejak dua bulan lalu. Akibatnya, tanaman dan buah cabai berwarna kehitaman bahkan sampai busuk.
Kondisi itu membuat para petani terancam gagal panen cabai. Pantauan di lapangan, tanaman cabai di wilayah Subak Selisihan sekitar 15 hektare hampir semua tanaman itu terserang hama. Di antaranya jenis kutu putih dan jamur. Petani sudah melakukan upaya dengan menyemprotkan pestisida, namun hasilnya nihil.
Menurut seorang petani cabai di Desa Selisihan, Jro Mangku Ketut Latra, serangan hama ini sudah terjadi sejak dua bulan. Dengan ciri-ciri daun berubah agak kehitaman dan buah cabai menjadi busuk. Begitu pula tanaman cabai juga dihinggapi banyak hama kutu putih. “Hasil panennya kini turun drastis,” ujarnya, Rabu (30/8).
Kata dia, biasnaya tanaman cabai miliknya seluas 6 are bisa menghsilkan panen 40 kg/minggu. Namun kini nihil hasil. Hal senada diungkapkan petani cabai lain di Subak Selisihan, Ni Wayan Kembar. Kata dia, tanaman cabainya juga terserang hama tersebut. “Ten maan ngalap napi (tidak dapat metik apa-apa,Red),” katanya, kepada NusaBali.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, smeua tanaman cabai sudah disemprot dengan pestisida, namun tidak mempan. Demi meminimlisir kerugian, petani menerapkan tanaman tumpang sari dengan menanam bunga pacah di sela-sela tanaman cabai.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida didampingi Kasi Pertanian, Tanaman Holtikultura dan Perkebungan Dinas Pertanian, Wayan Artawa, saat dihubungi mengatakan, penyebab daun cabai itu berwana kehitaman dan buahnya busuk akibat jamur. Bagitu pula hama kutu putih juga bisa merusak tanaman cabai.
Untuk persoalan ini pihaknya sempat turun ke Subak Selisihan dan lokasi lainnya untuk melakukan penyemporatan hama massal dengan pestisida. Dengan masih adanya serangan hama tersebut pihaknya akan mengkaji obat apa yang bisa mengatasi hama itu. “Kami akan cek kembali,” ujarnya.
Mengenai serangan hama tersebut biasanya terjadi karena faktor pergantian musim dari hujan ke panas. Selain di Subak Selisihan, serangan hama kutu putih dan jamur pada cabai juga terjadi di wilayah Subak Penasan, Desa Tihingan. Di mana lahan cabai yang mencapai lima hektare lebih terserang hama tersebut. Para petani hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah kembali turun tangan. *wa
Sekitar 15 hektare tanaman cabai di Subak Selisihan, Desa Selisihan, Kecamatan Klungkung, terserang berbagai macam penyakit dan hama sejak dua bulan lalu. Akibatnya, tanaman dan buah cabai berwarna kehitaman bahkan sampai busuk.
Kondisi itu membuat para petani terancam gagal panen cabai. Pantauan di lapangan, tanaman cabai di wilayah Subak Selisihan sekitar 15 hektare hampir semua tanaman itu terserang hama. Di antaranya jenis kutu putih dan jamur. Petani sudah melakukan upaya dengan menyemprotkan pestisida, namun hasilnya nihil.
Menurut seorang petani cabai di Desa Selisihan, Jro Mangku Ketut Latra, serangan hama ini sudah terjadi sejak dua bulan. Dengan ciri-ciri daun berubah agak kehitaman dan buah cabai menjadi busuk. Begitu pula tanaman cabai juga dihinggapi banyak hama kutu putih. “Hasil panennya kini turun drastis,” ujarnya, Rabu (30/8).
Kata dia, biasnaya tanaman cabai miliknya seluas 6 are bisa menghsilkan panen 40 kg/minggu. Namun kini nihil hasil. Hal senada diungkapkan petani cabai lain di Subak Selisihan, Ni Wayan Kembar. Kata dia, tanaman cabainya juga terserang hama tersebut. “Ten maan ngalap napi (tidak dapat metik apa-apa,Red),” katanya, kepada NusaBali.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, smeua tanaman cabai sudah disemprot dengan pestisida, namun tidak mempan. Demi meminimlisir kerugian, petani menerapkan tanaman tumpang sari dengan menanam bunga pacah di sela-sela tanaman cabai.
Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida didampingi Kasi Pertanian, Tanaman Holtikultura dan Perkebungan Dinas Pertanian, Wayan Artawa, saat dihubungi mengatakan, penyebab daun cabai itu berwana kehitaman dan buahnya busuk akibat jamur. Bagitu pula hama kutu putih juga bisa merusak tanaman cabai.
Untuk persoalan ini pihaknya sempat turun ke Subak Selisihan dan lokasi lainnya untuk melakukan penyemporatan hama massal dengan pestisida. Dengan masih adanya serangan hama tersebut pihaknya akan mengkaji obat apa yang bisa mengatasi hama itu. “Kami akan cek kembali,” ujarnya.
Mengenai serangan hama tersebut biasanya terjadi karena faktor pergantian musim dari hujan ke panas. Selain di Subak Selisihan, serangan hama kutu putih dan jamur pada cabai juga terjadi di wilayah Subak Penasan, Desa Tihingan. Di mana lahan cabai yang mencapai lima hektare lebih terserang hama tersebut. Para petani hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah kembali turun tangan. *wa
Komentar