nusabali

Batuan Festival 2024: Menghidupkan Seni dan Budaya Bali di Usia Desa ke-1002

  • www.nusabali.com-batuan-festival-2024-menghidupkan-seni-dan-budaya-bali-di-usia-desa-ke-1002

GIANYAR, NusaBali.com – Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1.002 tahun dengan menggelar Batuan Festival 2024. Acara yang berlangsung pada 25–26 Desember 2024 di Lapangan Yudistira, Desa Batuan, menghadirkan berbagai kegiatan seni, budaya, dan sosial, menjadikan festival ini magnet bagi masyarakat lokal dan wisatawan.

Hari pertama festival dimeriahkan oleh lomba baleganjur ngarap kategori umum se-Bali, yang menampilkan 11 kelompok dari lima kabupaten/kota, termasuk Gianyar, Denpasar, Badung, Tabanan, dan Klungkung. Dengan hadiah puluhan juta rupiah, kompetisi ini menjadi salah satu lomba baleganjur tren kekinian yang gratis untuk diikuti, lengkap dengan juri lintas kabupaten.

Pada hari kedua, 26 Desember 2024, festival memasuki puncaknya. Pagi hari diramaikan dengan kegiatan sosial seperti jalan sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, dan pengundian kupon. Di malam hari, perayaan HUT Desa Batuan ke-1002 dimeriahkan oleh Gema Suara Batuan, pesta kembang api, dan hiburan musik dari sejumlah band lokal.

Perbekel Desa Batuan, Ari Anggara, mengungkapkan bahwa HUT Desa Batuan ke-1.002 mengusung tema "Mewali Jati Mula Nuju Kraman Baturan," yang bermakna kembali ke akar budaya desa untuk menjaga seni dan tradisi. Ia menjelaskan bahwa sejarah Desa Batuan yang tertulis dalam prasasti berusia 1.002 tahun menegaskan peran masyarakat sebagai penjaga seni dan budaya.

“Sejak prasasti ini diresmikan pada tahun 2022 saat desa genap berusia 1.000 tahun, kami bercermin untuk bangkit dari pandemi COVID-19. Tahun itu menjadi titik awal kebangkitan, termasuk dari aspek seni, budaya, dan pariwisata,” ujar Ari Anggara, Rabu (25/12/2024).

Camat Sukawati, I Gede Daging, memberikan apresiasi kepada Desa Batuan sebagai desa seni tertua di Bali. “Batuan memiliki potensi besar sebagai barometer seni dan budaya, terutama dengan adanya lomba baleganjur ngarap yang melibatkan banyak anak muda. Seni harus terus dilanjutkan agar tidak putus, dan peran orang tua penting untuk mendekatkan generasi muda ke tradisi,” kata Gede Daging.

Ia menekankan pentingnya menjadikan seni sebagai alat untuk mempersatukan masyarakat dan membangun generasi milenial yang menghormati budaya lokal di tengah perkembangan zaman.

Ketua Panitia, I Nyoman Darma Kawit, menyampaikan bahwa meski tahun ini kegiatan hanya berlangsung selama dua hari dengan anggaran Rp100 juta (75% dari sponsor, 25% dari dana desa), antusiasme masyarakat tetap luar biasa.

“Tahun ini tidak sebanyak kegiatan pada HUT ke-1.000 yang berlangsung selama sembilan hari, tetapi rangkaian acara tetap meriah dengan sentuhan seni dan budaya khas Batuan,” jelasnya.

Ari Anggara berharap Batuan Festival dapat menjadi panggung bagi seniman kreatif sekaligus ajang belajar bagi masyarakat dalam menjaga identitas budaya Bali. Ia juga mencatat pentingnya menciptakan keseimbangan antara seni dan olahraga dalam pergelaran dua tahunan ini.

“Seni dapat diarahkan menjadi peluang positif, bahkan sebagai sumber penghidupan di tengah modernitas,” imbuhnya.

Festival ini menjadi bukti nyata komitmen Desa Batuan dalam melestarikan seni, budaya, dan tradisi Bali, yang menjadi daya tarik tidak hanya bagi masyarakat lokal tetapi juga wisatawan yang ingin merasakan kekayaan warisan Pulau Dewata. *m03

  • Hasil Lomba Baleganjur Ngarap HUT ke-1.002 Desa Batuan:
  • Juara I Acakadut x Takaran
  • Juara II Sami Semeton Gianyar
  • Juara III UKM Stana Unmas Denpasar
  • Harapan I Krosok Agung Badung
  • Harapan II Gana Widya Swara Denpasar
  • Harapan III Bangken Dongkang Denpasar

Komentar