Sepekan 43 Kejadian Bencana di Bali
Nihil Korban Jiwa, Kerugian Capai Rp 500 Jutaan
DENPASAR, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali melaporkan cuaca ekstrem yang melanda Bali dari tanggal 23-29 Desember 2024 mengakibatkan sedikitnya 43 kejadian bencana. Tidak ada korban jiwa atau luka, namun kerugian akibat kerusakan mencapai Rp 522 juta.
Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menyampaikan dalam sepekan terakhir terdapat kejadian pohon tumbang di 27 titik di Bali. “Di Kabupaten Karangasem 13 titik, Kabupaten Tabanan 6 titik, Kabupaten Buleleng 3 titik, Kabupaten Jembrana 3 titik, dan Kota Denpasar 2 titik. Estimasi nilai kerusakan Rp 92 juta,” terangnya, Minggu (29/12) malam.
Sementara itu, kejadian tanah longsor terjadi di 8 titik, yakni di Kabupaten Badung 1 titik, Kabupaten Karangasem 5 titik, dan Kabupaten Tabanan 2 titik. Estimasi nilai kerusakan Rp 350 juta. Kejadian banjir terjadi di 4 titik dengan rincian di Kota Denpasar 3 titik dan Kabupaten Karangasem 1 titik. Tidak ada kerugian akibat kerusakan. Kejadian cuaca ekstrem di 1 titik di Kabupaten Badung. Estimasi nilai kerusakan Rp 50 juta. Kejadian dahan pohon patah di 2 titik dengan rincian di Kabupaten Buleleng 1 titik, dan Kabupaten Jembrana 1 titik. Estimasi kerusakan sebesar Rp 15 juta. Dan, kejadian bangunan roboh terjadi di 1 titik di Kota Denpasar. Estimasi nilai kerusakan Rp 30 juta.
Berdasarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian III Desember 2024 dari BBMKG Wilayah III Badung, Bali sudah memasuki musim hujan. Rentin mengimbau warga untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan longsor. “Dengan semakin seringnya kejadian bencana, BPBD Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana, demi mewujudkan Bali yang tangguh bencana,” ujarnya.
Kalak BPBD Bali, Made Rentin. –IST
Sementara itu satu regu Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng diterjunkan untuk membantu membersihkan puing reruntuhan atap ruang kelas SDN 5 Kampung Baru, Minggu pagi kemarin. Material atap, mulai dari genteng, plafon dan rangka atap yang sudah hancur dibersihkan, agar tidak membahayakan siswa, guru dan pegawai setempat.
Atap ruang kelas IIB SDN 5 Kampung Baru sendiri ditemukan jebol seluruhnya pada, Rabu (25/12) pagi. Diperkirakan atap ruang kelas yang sudah dalam keadaan tidak prima itu ambruk saat diguyur hujan deras. Pasca peristiwa tersebut guru baru melakukan gotong royong dibantu BPBD Buleleng, karena kondisinya cukup parah. Material atap yang memenuhi ruang kelas cukup berbahaya karena banyak paku yang masih menancap. Pembersihan Minggu kemarin dilaksanakan dari pukul 08.00 Wita-10.00 Wita.
Kepala Sekolah (Kasek) SDN 5 Kampung Baru, I Made Sukarsa, mengatakan pembersihan dilakukan agar sekolah bisa menata kembali sekolah sebelum libur semester berakhir pekan depan. Kondisi kerusakan ruang kelas tidak hanya terjadi di ruang IIB yang sudah roboh, tetapi ada dua ruang lainnya yang kondisinya sama. Dua bangunan mulai dikosongkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Satu ruang IA sudah kami kosongkan lebih dulu sebelum kejadian. Satu lagi ruang kasek, sementara saya gabung dulu ke ruang guru meski agak sesak yang penting aman. Termasuk barang-barang seperti laptop, chromebook, TV digital yang semula disimpan di ruang kasek diamankan dulu, karena atapnya jadi satu sama yang roboh,” ucap Sukarsa. Sedangkan untuk proses pembelajaran semester genap nanti, masing-masing kelas paralel akan digabung menjadi satu. Opsi ini dipilih bersama dan disetujui dalam rapat dewan guru, untuk mengatasi kekurangan ruang kelas. Selain itu untuk memastikan siswa belajar tanpa rasa waswas.
“Kami punya 12 rombel (rombongan belajar) masing-masing tingkat ada 2 rombel total siswa 284 orang. Kami akan atur ruang kelas kembali, sementara masih memungkinkan untuk digabung sampai kerusakan ruang kelas lain sudah mendapat perbaikan,” ucap Sukarsa. Dia pun berharap penanganan kerusakan ruang kelas ini segera mendapatkan bantuan perbaikan. Sebab selain 3 ruang sudah tidak bisa dipakai, 3 rombel juga kini belajar di ruang aula yang disekat-sekat. Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi menyebut pihaknya menerjunkan satu regu Tim Reaksi Cepat (TRC) yang terdiri dari 7 orang untuk membantu pembersihan puing atap roboh sesuai permohonan sekolah. “Ini termasuk musibah yang disebabkan alam. Karena menimpa sekolah yang merupakan pelayanan dasar, masuk kategori keperluan mendesak. Penanganan perbaikan berbasis aset, jadi nanti kewenangannya di Disdikpora,” terang Ariadi. 7 k23, adi
Komentar