nusabali

Andalkan 12 Pragina, Mentas hingga ke Lombok-Banyuwangi

  • www.nusabali.com-andalkan-12-pragina-mentas-hingga-ke-lombok-banyuwangi

Sekaa Arja Esti eka Cita populer sebagai Arja Godogan, karena selalu membawakan lakon berjudul ‘Panji’ soal perseteruan Kerajaan Daha vs Kerajaan Kauripan, dengan tokoh putra mahkota berwujud kodok.

Di masa jayanya, Arja Godogan laris manis dapat undangan mentas menghibur mas-yarakat di berbagai tempat. Arja Godongan selalu dapat undangan untuk tampil ke seluuh Bali saat hari-hari suci tertentu. Menurut Made Liges, pendiri Sakaa Arja Godogan, mereka bahkan mentas hingga ke luar Bali seperti Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Banyuwangi (Jawa Timur).

Meski sudah biasa tampil dan kondang ke selutuh Bali, kata dia, Sekaa Arja Godogan tetap wajib latihan seminggu sekali. Latihan selalu dilaksanakan di kediaman almarhum Dewa Nyoman Lingag, pragina yang memerankan tokoh Penasar. Sedangkan latihan diarahkan oleh almarhum AA Made Belang, pelatih asal Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

“Jadi, latihan rutin sepekan sekali menjadi hal wajib kala itu,” kenang Jro Mangku Ligessaat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Banjar Dadakan, Desa Abian-tuwung, Kecamatan Kediri, Tabanan, Minggu (10/1) lalu.

Menurut Jro Mangku Liges, untuk bisa memainkan Arja Godogan memang sangat sulit. Pasalnya, semua pragina harus mampu menguasai empat teknik sekaligus. Pertama, harus bisa bernyanyi, baik matembang (menyanyikan lagu suci) maupun hiburan. Kedua, harus bisa mesatua (bercerita). Ketiga, harus bisa menari. Keempat, harus menguasai sastra-sastra Hindu untuk diceritakan dalam menari.

Keempa teknik tersebut, kata Jro Mangku Liges, wajib harus dikuasai agar taksu dari pragina bersangkutan bangkit. "Wajib tahu itu ketika menjadi pragina, agar tidak kacau," ujar Jro Mangku Liges didampingi istrinya, Ni Nym Mayas, 62, yang dulu juga pragina Arja Godongan sebagai pemeran Mantri Buduh.

Nah, berkat latihan rutin sepekan sekali, Arja Godogan selalu tampil prima di setiap pementasannya. Arja Godogan pun terkenal dan diundang mentas hingga ke luar Bali. Sayangnya, kejayaan Arja Godogan kini tinggal kenangan. Sebab, grup kesenian tradisional pimpinan Jro Mangku Liges ini vakum aluas bubar sejak tahun 1990.

Menurut Jro Mangku Liges, banyak faktor kenapa Arja Godogan bubar. Salah satunya, para pragina sudah menikah dan tinggal berpencar ke berbagai tempat, sehingga sulit bisa kumpul untuk latihan dan pentas. Selain itu, beberapa pragina juga meninggal. "Waktu itu sulit sekali mengajak kumpul pragina, karena ada yang bekerja, ada pula yang menikah ke lua," tutur Jro Mangku Liges. 7 cr61,k21

Komentar