KBS Rangkul Dewa Sukrawan
Koster dan Dewa Sukrawan sempat muncul bersama saat hadiri undangan ngaben di Kampung Anyar, Singaraja
Eks Rektor Unud Masuk Bursa Cawagub Pendamping Sudikerta
SINGARAJA, NusaBali
Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu) berniat rangkul kembali Dewa Nyoman Sukrawan, yang telah dipecat dari partainya saat gonjang-ganjing Pilkada Buleleng 2017. Dewa Sukrawan yang notabene mantan Bendahara DPD PDIP Bali pun diajak masuk masuk dalam barisan KBS.
KBS dan Dewa Sukrawan sempat hadir bersama dalam upacara Pengabenan Kinembulan Ikatan Warga Bugbug (IWB) di Gedung Serbaguna Kelurahan Kampung Anyar, Kota Singaraja, Kecamatan Buleleng pada Buda Paing Landep, Rabu (30/8) lalu. Kala itu, KBS da-tang karena diundang panitia upacara.
Politisi militan PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga anggota DPR RI Dapil Bali ini datang bersama Dewa Sukrawan (politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan yang dipecat dari PDIP pasca nyalon Bupati dari jalur Independen di Pilkada Buleleng 2017). Turut mendampingi KBS hari itu adalah Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa.
Konon, dalam pertemuan itu, KBS mengungkapkan sudah mengajak Dewa Sukrawan memperkuat barisannya. Selain karena Dewa Sukrawan adalah kader terbaik PDIP sebelum dipecat, juga faktor pertemanan mereka selama ini yang bagaikan anak dan orangtua.
“Sane dumun, niki kader titiyang ane luung Pak Dewa Sukrawan. Mantan Ketua DPC PDIP Buleleng niki anak didik titiyang. Kewale kadang-kadang agak nakal bedik. Mangkin juk titiyang, ajak di KBS niki (Kalau dulu ini kader saya yang paling baik Dewa Sukrawan. Mantan Ketua DPC PDIP Buleleng ini anak didik saya. Tapi, kadang-kadang agak nakal sedikit. Sekarang sudah saya ajak di KBS),” jelas KBS dikutip dari Buleleng Round Up, Radio Guntur Singaraja.
Sayangnya, KBS yang hampir pasti akan diusung PDIP sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018, belum bisa dikonfirmasi masalah ini. Saat dihubungi NusaBali melalui sambungan telepon, Jumat (1/9), terdengar nada sambung, namun Ponselnya tidak diangkat. Demikian juga pesan singkat yang dikirimkan NusaBali, belum dibalas.
Sebaliknya, Dewa Sukrawan mengakui hadir bersama KBS dalam upacara Pengabenan Kinembulan IWB di Singaraja. Dalam pertemuan itu, KBS menyampaikan di hadapan undangan bahwa telah mengajak Dewa Sukrawan gabung ke barisan KBS. “Nggih, diajak bareng-bareng ditu (KBS, Red). Kebetulan, kami barengan medelokan di Kampung Anyar,” ungkap Dewa Sukrawan saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Jumat kemarin.
Dewa Sukrawan mengungkapkan, dirinya dan KBS selama ini tidak ada masalah. Selama ini, Dewa Sukrawan berteman akrab dengan KBS dan sudah saling mengenal pribadi masing-masing. “Kalau ditawari bergabung ke PDIP, silakan saja, karena saya kan sudah dipecat. Tapi, kalau saya mendaftar ke PDIP, tidak-lah,” tandas Dewa Sukrawan.
“Tapi, kalau PDIP mau mengajak, ya terserah mereka. Kalau saya sih berpikir sederhana saja. Tidak diajak ya nggak masalah, tapi saya tetap berteman dan bersahabat dengan semua. Saya dengan Pak Koster juga tidak ada masalah, tetap bersahabat,” lanjut mantan Ketua DPRD Buleleng yang saat Pilkada 2017 dikalahkan kandidat incumebent Putu Agus Suradnyana (Cabup Buleleng yang diusung PDIP) ini.
Disinggung soal masuk barisan KBS, menurut Dewa Sukrawan, belum ada masuk di sana. Sebab, sejauh ini belum ada satu pun partai yang menetapkan siapa Cagub-nya. Menurut Dewa Sukrawan, dirinya masih melihat perkembangan. “Kalau sekarang saya menyantakan mendukung, ternyata rekomendasinya lain, kan malu saya. Kan belum ada partai-partai yang menetapkan calonnya. Saya bilang dukung ini dan itu, nanti tidak jadi, kan tidak enak. Nantilah saya lihat dulu, siapa yang diusung partai-partai,” tegasnya.
Sekadar dicatat, dalam Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017 lalu, Dewa Sukrawan maju berpasangan dengan Gede Dharma Wijaya (politisi Demokrat) di posisi Cawabup. Pasangan Dewa Sukrawan-Dharma Wijaya (Paket Surya) maju melalui jalur Independen dengan disokong Golkar-Demokrat PKS. Mereka tarung head tio head melawan pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra (Paket PASS), yang diusung PDIP bersama Hanura-Gerindra-NasDem-PPP-PKB-PAN. Dewa Sukrawan pun dipecat dari partainya. Dalam Pilkada Buleleng 2017, Paket Surya hanya meraih 31,82 persen suara, sementara Paket PASS keluar sebagai pemenang dengan 68,18 persen suara.
Sementara itu, mantan Rektor Unud Prof Dr dr Ketut Suastika masuk bursa Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali pendamping Ketut Sudikerta. Selain Prof Suastika, juga muncul nama Mayjen TNI (Purn) Putu Tastra Wingarta sebagai kandidat Cawagub pendamping SGB (Sudikerta Gubernur Bali).
Tastra Wingarta dan Prof Suastika sama-sama tokoh independenn dari Buleleng. Tastra Wingarta adalah pensiunan Jenderal Bintang Dua TNI AD asal Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng, pencetus istilah Program Bali Mandara (Bali yang Aman, Maju, Sejahtera) sebagai visi misi Gubernur Made Mangku Pastika sejak 2008 hingga sekarang. Mantan Komandan Paspampres ini adalah teman seangkatan Gubernur Pastika di Aakabri. Bedanya, Tastra Wingarta berkarier di TNI AD,sementara Pastika di Polri.
Sebaliknya, Prof Suastika merupakan guru besar Fakultas Kedokteran yang baru saja menyelesaikan tugas dua kali periode sebagai Rektor Unud. Prof Suastika berasal dari Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, Buleleng. Selain faktor kewilayahan dari Bali Utara, Prof Suastika dianggap sebagai akademisi yang bisa memperkuat Sudikerta kalau nanti memimpin Bali 5 tahun ke depan. Demikian pula Tastra Wingarta.
Rencananya, baik Prof Suastika maupun Tastra Wingarta akan masuk sebagai wakil Partai Demokrat untuk menjadi tandem Sudikerta ailas (SGB), Cagub Bali yang diusung Golkar. “Prof Suastika dan Tastra Wingarta termasuk nama baru yang sedang diincar Golkar-Demokrat untuk Pilgub Bali 2018. Baik Prof Suastika maupun Tastra Wingarta akan menjadi representasi Demokrat,” ujar sumber NusaBali, Jumat kemarin.
Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Ketut Sudikerta mengatakan pihaknya masih menginventarisasi nama-nama untuk kandidat tandemnya di posisi Cawagub. Menurut politisi yang akrab dipanggil SGB ini, munculnya nama Prof Suastika dan Tastra Wingarta bisa saja merupakan aspirasi masyarakat. Hingga saat ini, Golkar masih melakukan penggodokan nama-nama kandidat Cawagub. “Kita ingin mencari paket yang terbaik buat melanjutkan Program Bali Mandara Jilid III. Maka, kita ingin paket Cagub-Cawagub yang bisa menang untuk mengawal Program Bali Mandara,” tegas politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini. *k19,nat
Komentar