nusabali

Inflasi Bali Tahun 2024 Capai 2,34 Persen, Makanan dan Minuman Jadi Penyumbang Utama

  • www.nusabali.com-inflasi-bali-tahun-2024-capai-234-persen-makanan-dan-minuman-jadi-penyumbang-utama

DENPASAR, NusaBali.com - Inflasi tahunan (year-on-year/yoy) di Provinsi Bali sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar 2,34 persen, menurun dibandingkan tingkat inflasi tahunan pada 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebut kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai kontributor utama inflasi dengan andil sebesar 1,20 persen.

Plt. Kepala BPS Provinsi Bali, Kadek Agus Wirawan, SE., M.Agb., menjelaskan bahwa tekanan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan angka 4,18 persen.

“Beberapa komoditas dari kelompok makanan menjadi penyumbang utama inflasi, termasuk daging babi, beras, kopi bubuk, daging ayam ras, dan minyak goreng,” ungkap Kadek Agus dalam rilis resmi, Kamis (2/1/2025).

Faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Kadek Agus menjelaskan bahwa perayaan Hari Natal dan Tahun Baru, serta dampak musim hujan yang berakibat pada kerusakan tanaman sayuran, menjadi faktor pendorong inflasi pada Desember 2024. Secara bulanan, inflasi pada Desember 2024 mencapai 0,31 persen, dengan penyumbang utama dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi sebesar 0,98 persen.

“Komoditas seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan sawi hijau memberikan andil signifikan terhadap inflasi bulanan. Sementara itu, kelompok transportasi tercatat mengalami deflasi dengan andil minus 0,02 persen akibat penyesuaian tarif angkutan udara selama periode Natal dan Tahun Baru,” jelas Kadek Agus.

Inflasi tahunan tertinggi di Bali pada 2024 terjadi di Kota Denpasar, yang mencapai 2,69 persen. Di sisi lain, tingkat inflasi terendah tercatat di Singaraja, sebesar 1,93 persen. Secara bulanan, inflasi tertinggi pada Desember terjadi di Kabupaten Tabanan dengan angka 0,49 persen, sedangkan inflasi terendah berada di Kota Denpasar sebesar 0,19 persen.

Kadek Agus menambahkan bahwa inflasi Bali pada 2024 lebih terkendali dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun ada tekanan dari permintaan komoditas selama hari raya.

“Langkah antisipasi seperti stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pangan tetap diperlukan. Upaya ini sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah potensi kenaikan harga pada periode tertentu,” tutupnya.

BPS mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam konsumsi, terutama menghadapi fluktuasi harga yang sering terjadi di sektor makanan dan energi.

Komentar