Arus Balik Wisdom Mulai Padati Pelabuhan Gilimanuk
Sabtu-Minggu Diprediksi Puncak Arus Balik
NEGARA, NusaBali - Pasca perayaan malam tahun baru 2025, para wisatawan domestik (wisdom) yang sempat berlibur di Bali tampaknya sudah mulai kembali ke Pulau Jawa. Pada Rabu (1/1) malam, arus balik wisdom yang membawa mobil pribadi sempat membeludak hingga memadati areal Pelabuhan Gilimanuk.
Berdasarkan data yang diterima NusaBali, ada sebanyak 34.610 orang penumpang dan 7.221 unit kendaraan yang meninggalkan Bali dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur selama 24 jam per Rabu (1/1) pagi hingga Kamis (2/1) pagi. Total 7.221 unit kendaraan itu terdiri dari 2.494 unit kendaraan roda dua, 3.606 unit mobil, 427 unit bus, dan 694 unit truk.
Sebaliknya penumpang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk pada periode yang sama berjumlah 18.162 orang.
Penumpang menuju Bali itu diseberangkan bersama 4.901 unit kendaraan yang terdiri dari 1.942 unit kendaraan roda dua, 1.744 unit mobil, 226 unit bus, dan 989 unit truk. Manajer Usaha Pelabuhan Gilimanuk, Ryan Dewangga saat dikonfirmasi Kamis kemarin, membenarkan adanya kepadatan kendaraan di Pelabuhan Gilimanuk pada Rabu malam. Kepadatan kendaraan yang didominasi mobil pribadi dan bercampur dengan sejumlah bus itu pun dinyatakan hanya memicu antrean di dalam areal pelabuhan.
Sementara memasuki Kamis siang kemarin, Ryan menyatakan bahwa situasi di Pelabuhan Gilimanuk terpantau cukup lengang. "Malamnya saja yang ramai. Kalau siangnya masih agak sepi. Tetapi secara umum, situasi arus balik menuju Jawa masih normal dan lancar," ucapnya. Sesuai pengalaman liburan Tahun Baru sebelum-sebelumnya, Ryan menyatakan bahwa puncak arus balik wisdom menuju Jawa biasanya terjadi antara tanggal 1-2 Januari. Namun pada Tahun Baru 2025 ini juga ada prediksi puncak arus balik akan terjadi antara Sabtu (4/1) dan Minggu (5/1).
"Puncak arus balik bisa terjadi antara Sabtu (4/1) dan Minggu (5/1). Kita prediksi demikian karena masa liburan anak sekolah baru akan berakhir akhir pekan ini," ujar Ryan. Dalam menghadapi puncak arus balik ini, Ryan menyatakan bahwa pihaknya bersama sejumlah stakeholder terkait telah menyiapkan berbagai skenario ketika terjadi situasi padat ataupun sangat padat. Salah satunya adalah skenario menambah kapal yang beroperasi.
Di samping itu, ada persiapan rekayasa arus lalu lintas ke dalam pelabuhan dan persiapan delaying sistem atau penundaan perjalanan untuk mencegah stagnasi antrean di pelabuhan. Di mana ada dua titik area buffer zone (zona penyangga) yang disiapkan untuk mengurai arus menuju Pelabuhan Gilimanuk, yakni di Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Cekik dan Terminal Kargo Gilimanuk. "Segala sesuatu sudah kita siapkan. Kita juga terus mengkampanyekan kepada pengguna jasa agar bisa mengatur waktu perjalanannya. Pastikan sudah memiliki tiket maksimal H-1 sebelum keberangkatan dan pastikan datang tepat waktu," ucap Ryan.
Sementara Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di Pelabuhan Gilimanuk I Made Ria Fran Dharma Yudha mengatakan bahwa selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 ini belum sampai menerapkan layanan penyeberangan dengan skema padat dan sangat padat. Pasalnya situasi penyeberangan hingga saat ini tergolong masih normal.
"Sementara masih tetap skema normal. Skema normal, dioperasikan 28-30 kapal. Sedangkan situasi padat maksimal 32 kapal dan sangat padat maksimal sampai 35 kapal," ujar Yudha. 7 ode
Komentar