nusabali

Trans Sarbagita Gantikan Trans Metro Dewata

Rute Layanan Sementara Hanya Dua Koridor

  • www.nusabali.com-trans-sarbagita-gantikan-trans-metro-dewata

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali menyarankan 5 pemerintah daerah yang tercover rute Trans Metro Dewata secara bersama mendanai operasionalnya

DENPASAR, NusaBali 
Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Bali mengumumkan bahwa bus Trans Sarbagita akan menggantikan sementara operasional Bus Trans Metro Dewata (TMD) yang dihentikan per 1 Januari 2025. Langkah ini dilakukan guna memastikan layanan transportasi publik tetap berjalan di wilayah Bali.

Kadishub Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, menyampaikan bahwa Trans Sarbagita yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan mulai melayani rute yang sebelumnya dioperasikan oleh Trans Metro Dewata pada 2 Januari 2025 pukul 06.00 Wita. "Guna mengisi kekosongan layanan, mulai tanggal 2 Januari 2025 pukul 06.00 Wita, beberapa koridor dari bus Trans Metro Dewata sementara akan dilayani oleh bus Trans Sarbagita," ujar Samsi Gunarta, Kamis (2/1). Layanan sementara ini hanya mencakup dua koridor utama. 

"Rute pelayanan sementara hanya dua koridor, yaitu GOR Ngurah Rai-Terminal Pesiapan PP via Terminal Ubung dan Terminal Mengwi, serta koridor GOR Ngurah Rai-Politeknik Negeri Bali via Central Parkir," jelasnya. Menurut Samsi Gunarta, Dishub Bali juga telah meminta bantuan masyarakat untuk menyebarluaskan informasi ini. "Kami mohon bantuan untuk atensi dan mensosialisasikan ke pihak lain, serta kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi," katanya.

Pengalihan ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan layanan transportasi publik di Bali meskipun terjadi penghentian sementara operasional Trans Metro Dewata. Dishub Bali juga menyebarkan informasi terkait operasional Trans Sarbagita. Berdasarkan sebaran, Rencana Operasi Trans Sarbagita mencakup dua rute utama, yaitu rute GOR Ngurah Rai-Terminal Pesiapan PP dan rute GOR Ngurah Rai-Politeknik Negeri Bali (PNB) PP.

Untuk rute GOR Ngurah Rai-Terminal Persiapan PP, terdiri dari dua layanan, yaitu layanan pagi dan sore. Pertama, untuk layanan pagi dimulai dari Terminal Pesiapan ke GOR Ngurah Rai dengan jadwal keberangkatan pukul 06.00 (Bus 1), 06.30 (Bus 2), 07.30 (Bus 3), dan 08.00 (Bus 4). Dari GOR Ngurah Rai menuju Terminal Pesiapan, jadwal keberangkatan adalah pukul 06.30 (Bus 3), 07.00 (Bus 4), 08.00 (Bus 1), dan 08.30 (Bus 2). Bus 1 dan Bus 2 berasal dari Pool Terminal Mengwi, sementara Bus 3 dan Bus 4 dari Pool JT Batubulan. Kedua, untuk layanan sore dimulai dari Terminal Pesiapan menuju GOR Ngurah Rai dengan jadwal keberangkatan pukul 14.30 (Bus 1), 15.00 (Bus 2), 16.00 (Bus 3), dan 17.00 (Bus 4). Sebaliknya, dari GOR Ngurah Rai ke Terminal Pesiapan, keberangkatan dilakukan pada waktu yang sama dengan bus yang sama.

Selanjutnya, untuk rute GOR Ngurah Rai - Politeknik Negeri Bali PP memiliki jadwal yang lebih padat. Dari GOR Ngurah Rai ke Politeknik Negeri Bali, bus beroperasi mulai pukul 06.30 (Bus 1) hingga pukul 17.00 (Bus 4), dengan interval keberangkatan setiap 30 menit. Sebaliknya, dari Politeknik Negeri Bali ke GOR Ngurah Rai, bus mulai beroperasi pukul 08.00 (Bus 1) hingga pukul 19.00 (Bus 4), dengan interval keberangkatan yang sama.

Catatan penting, untuk keberangkatan dilakukan dari dua titik pemberangkatan utama, yaitu Terminal Mengwi dan Pool JT Batubulan, yang saling mengisi jadwal sesuai kebutuhan. 

Sementara itu PT Satria Trans Jaya selaku operator bus Trans Metro Dewata mengungkapkan peluang transportasi umum itu bisa kembali beroperasi. “Saya rasa kemungkinannya ada, karena ini kan proyek pemerintah yang sudah dirintis 4 tahun lalu,” kata Direktur PT Satria Trans Jaya, I Ketut Edi Dharmaputra di Denpasar, Kamis kemarin.

Diketahui bus yang operasionalnya dibiayai pemerintah pusat ini resmi berhenti beroperasi mulai Rabu (1/1) kemarin, namun dari hasil komunikasi operator dengan pemerintah daerah ada harapan bus kembali. “Komunikasi intens sudah dilakukan, sepertinya welcome sekali Pak Pj Gubernur Bali, makanya beliau bersurat kepada kementerian, begitu pula gubernur terpilih Pak Koster juga kelihatannya dalam keterangannya mendukung, perlu Trans Metro Dewata ini dipertahankan,” ujar Edi.

Operator melihat peluang kembalinya transportasi umum ini tergantung pada keputusan pemerintah daerah mengambil alih atau tidaknya bus, sebab jika tidak maka mereka akan mengambil tindakan terkait unit bus. “Karena stimulus sistemnya ya pasti pemerintah daerah yang ambil alih, karena pusat sudah membuat suatu proyek, sudah memulai, jadi pusat memberikan dan selanjutnya di pemerintah daerah,” kata dia. “Ini bus kan milik dari operator, tentu nantinya kami menunggu keputusan, kalau memang sudah tidak dipakai tidak dibayar lagi baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah baru kami berani mengambil sikap,” sambung Edi.

Bus Trans Metro Dewata yang sudah tak operasi lagi di Terminal Ubung, Denpasar, Kamis (2/1). –YUDA 

Operator menyayangkan apabila upaya mengembalikan Trans Metro Dewata tidak berjalan baik, sebab dari data yang mereka miliki dalam sehari 105 unit bus dalam enam koridor ini mampu mengangkut 5.000 penumpang. Bus berwarna merah dengan tarif Rp4.400 ini juga merupakan percontohan transportasi umum yang dilengkapi dengan perlengkapan begitu canggih dengan pendingin dan kepastian kenyamanan. 

Sedangkan pakar pembangunan transportasi yang tergabung dalam Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bali menyarankan lima pemerintahan daerah yang tercover rute Trans Metro Dewata agar secara bersama mendanai operasionalnya. “Sekarang ada lima pemerintah yang dilayani oleh Trans Metro Dewata ini, provinsi dan empat Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan), harapannya kelima pemda ini duduk bareng, berkontribusi berapa untuk memberi layanan ini,” kata Ketua MTI Bali I Made Rai Ridartha di Denpasar, Kamis. MTI Bali kemudian melihat jika Trans Metro Dewata yang dioperasionalkan PT Satria Trans Jaya itu membutuhkan biaya Rp80 miliar maka lebih ringan jika pemerintah daerah berbagi beban.

“Kalau bagi lima itu Rp16 miliar per pemerintah daerah, ini bisa jalan, pesan kami khususnya untuk Badung fiskalnya itu kuat silahkan dilayani wilayah Badung, sehingga beban dari kabupaten/kota lain yang pendapatannya tidak sebesar Badung bisa lebih ringan,” ujar Rai Ridharta. Rai Ridharta juga mengingatkan bagaimana sulitnya dalam empat tahun terakhir mengenalkan masyarakat Bali soal transportasi umum, hingga akhirnya masyarakat mulai menggunakan bus ini namun justru seketika dihentikan operasionalnya.

Terpisah ratusan sopir bus Trans Metro Dewata sepakat menunggu transportasi umum yang ada di Bali itu kembali beroperasi setelah resmi dihentikan pemerintah pusat per 1 Januari 2025. “Tetap bertahan sesuai arahan direksi dan pimpinan, kami sangat percaya beliau ini bisa perjuangkan hak kami,” kata Ida Bagus Gede Putu Riyantana selaku perwakilan sopir.

Diketahui bus Trans Metro Dewata sebagai proyek stimulus selama ini dibiayai APBN dengan pengelolanya PT Satria Trans Jaya, hingga akhirnya setelah lima tahun beroperasi tidak lagi dilanjutkan dan belum diambil alih pemerintah daerah. Sebanyak 305 sopir angkutan ini merasa kecewa karena selama ini menggantungkan hidupnya di sana, kontrak kerja mereka telah habis pada 31 Desember 2024 lalu dan belum ada perpanjangan hingga saat ini. Meski demikian, Riyantana dan ratusan sopir lainnya sepakat menunggu di Halte Terminal Ubung berbekal upah Desember dan gaji ke-13 sebagai pegangan. “Gaji Desember katanya akan dikeluarkan tanggal 6 Januari, ada bonus akhir tahun kira-kira 15 Januari dicairkan, kami kecewa sudah sangat pasti, otomatis kami akan berpencar kembali ke pekerjaan lama, cuma kami tetap berharap pemprov memperhatikan ini,“ ujarnya. 7 adi, ant

Komentar