Senpi dan Kendaraan Operasional Polisi Di-pasupati
Seluruh Senjata Api (Senpi) dan kendaraan operasional Polres Buleleng diupacarai pada rahina Tumpek Landep yang jatuh pada, Saniscara Kliwon Landep, Sabtu (2/9) kemarin.
SINGARAJA, NusaBali
Pasupati terhadap sarana prasarana yang digunakan kepolisian dalam menjalankan tugas sehari-harinya ini dilaksanakan rutin setiap Tumpek Landep.
Seluruh rangkaian upacara dimulai pada pukul 08.00 Wita di parkiran Mapolres Buleleng. Mobil operasional dan senjata api dijejerkan di sebuah meja sebelum diupacarai dan dipuput Jro Mangku Pura Wira Canti Polres Buleleng, Jro Mangku Ida Bagus Adnyana.
Wakapolres Buleleng, Kompol Ronny Riantoko seizin Kapolres Buleleng, AKBP I Made Sukawijaya ditemui di sela-sela upacara mengatakan pasupati sarana dan prasarana yang digunakan oleh personelnya pada hari Tumpek Landep merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kesempatan tersebut diharapkan mendapat restu, sehingga bermanfaat sesuai dengan kegunaannya dalam melindungi dan mengayomi masyarakat. “Rutin kami gelar setiap enam bulan sekali, bahkan sampai di jajaran Polsek sebagai kebijakan kita akan local genius yang ada di Bali,” ujar Kompol Ronny.
Selain mengupacarai sarana dan prasarana yang digunakan dalam bertugas, perayaan hari Tumpek Landep juga diharapkan memberikan pencerahan kepada seluruh personel Polres Buleleng.
Upacara Tumpek Landep juga digelar di Lapangan Pesat Gatra Mapolres Karangasem, Jalan Bayangkara Amlapura dipuput Jro Mangku Made Suardana. Seluruh kendaraan dinas roda empat dan roda dua diupacarai, begitu juga benda-benda yang terbuat dari logam, seperti senjata api, dan pisau yang merupakan senjata yang digunakan polisi selama bertugas.
Kapolres AKBP I Wayan Gede Ardana mengingatkan, sesungguhnya makna Tumpek Landep tujuannya untuk menajamkan pikiran melalui pikiran suci. Dengan harapan, mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan secara fisik mengupacarai benda-benda terbuat dari logam, yakni kendaraan dan senjata api, atau peralatan kerja terbuat dari logam. Di sisi lain umat Hindu juga mengupacarai benda pusaka. "Itu semua bertujuan agar benda-benda tersebut bisa berfungsi dengan baik, yang dikendalikan melalui pikiran yang suci," kata AKBP Ardana. *k16, k23
Seluruh rangkaian upacara dimulai pada pukul 08.00 Wita di parkiran Mapolres Buleleng. Mobil operasional dan senjata api dijejerkan di sebuah meja sebelum diupacarai dan dipuput Jro Mangku Pura Wira Canti Polres Buleleng, Jro Mangku Ida Bagus Adnyana.
Wakapolres Buleleng, Kompol Ronny Riantoko seizin Kapolres Buleleng, AKBP I Made Sukawijaya ditemui di sela-sela upacara mengatakan pasupati sarana dan prasarana yang digunakan oleh personelnya pada hari Tumpek Landep merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kesempatan tersebut diharapkan mendapat restu, sehingga bermanfaat sesuai dengan kegunaannya dalam melindungi dan mengayomi masyarakat. “Rutin kami gelar setiap enam bulan sekali, bahkan sampai di jajaran Polsek sebagai kebijakan kita akan local genius yang ada di Bali,” ujar Kompol Ronny.
Selain mengupacarai sarana dan prasarana yang digunakan dalam bertugas, perayaan hari Tumpek Landep juga diharapkan memberikan pencerahan kepada seluruh personel Polres Buleleng.
Upacara Tumpek Landep juga digelar di Lapangan Pesat Gatra Mapolres Karangasem, Jalan Bayangkara Amlapura dipuput Jro Mangku Made Suardana. Seluruh kendaraan dinas roda empat dan roda dua diupacarai, begitu juga benda-benda yang terbuat dari logam, seperti senjata api, dan pisau yang merupakan senjata yang digunakan polisi selama bertugas.
Kapolres AKBP I Wayan Gede Ardana mengingatkan, sesungguhnya makna Tumpek Landep tujuannya untuk menajamkan pikiran melalui pikiran suci. Dengan harapan, mampu memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan secara fisik mengupacarai benda-benda terbuat dari logam, yakni kendaraan dan senjata api, atau peralatan kerja terbuat dari logam. Di sisi lain umat Hindu juga mengupacarai benda pusaka. "Itu semua bertujuan agar benda-benda tersebut bisa berfungsi dengan baik, yang dikendalikan melalui pikiran yang suci," kata AKBP Ardana. *k16, k23
1
Komentar