Usai Ngeroras Akan Kawin, Sering Bengong dan Ngamuk
I Komang Adi Putra Yasa terpaksa dibawa ke RSJ Bali di Bangli menggunakan kendaraan Satpol PP Karangasem. Tangan dan kakinya diikat kain karena terus meronta.
Karyawan Hotel Mendadak Mengalami Gangguan Jiwa
AMLAPURA, NusaBali
Karyawan sebuah hotel di Legian, Kecamatan Kuta, Badung, I Komang Adi Putra Yasa, 25, dari Banjar Seledumi Bale Punduk, Desa Tegallinggah, Kecamatan/Kabupaten Karangasem terpaksa dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bali di Bangli, Jumat (1/9) malam, lantaran mengamuk. Sebelum mengamuk, Komang Adi sering bengong. Orangtuanya sudah membawanya berobat ke balian, tetapi tidak mempan.
Komang Adi, bungsu dari tiga bersaudara, diajak pulang kampung oleh bapaknya, I Wayan Alit, 57, sehubungan akan mengadakan upacara ngeroras pada Saniscara Paing Ukir, Sabtu (9/9). Setelah upacara ngeroras, ada rencana Komang Adi bakal mengakhiri masa lajangnya. Tetapi waktunya belum ditentukan kapan Komang Adi kawin.
Selama di kampung, Komang Adi sering bengong. Ditanya orangtuanya, yang bersangkutan hanya diam. Namun pada Jumat (1/9) malam dia ngamuk, meronta-ronta. Sempat dicarikan balian, tetapi tidak mempan.
Atas rundingan keluarga, orangtuanya minta bantuan Satpol PP Karangasem untuk membantu menangani Komang Adi yang mengamuk. Tetapi kemudian orangtuanya, dengan dibantu petugas Satpol PP Karangasem, membawa Komang Adi ke RSJ Bali di Bangli.
Petugas Satpol PP dipimpin Kasi Operasional I Gede Arianta Pariatna menyertakan lima anggotanya mendatangi rumah Komang Adi di Banjar Seledumi Bale Punduk, Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem. Untuk ‘meredam’ amukan Komang Adi, yang bersangkutan terpaksa diikat kedua kaki dan tangannya menggunakan kain.
Selanjutnya, segenap anggota keluarga berunding, kemudian diputuskan Komang Adi dibawa ke RSJ di Bangli. Turut mengantar ayah kandungnya Wayan Alit dan lima anggota Satpol PP menggunakan kendaraan Satpol PP Karangasem.
Kasi Operasional Satpol PP Gede Arianta menyatakan, selama perjalanan ke RSJ, Komang Adi sempat bertanya, “Mau diajak ke mana ini.” Dijawab oleh orangtuanya, “Mau ke Denpasar.” Lalu Komang Adi membantah, “Kalau ke Denpasar, bukan ini jalannya.”
Wayan Alit menuturkan, selama ini putra ketiganya itu tidak pernah menunjukkan gejala gangguan jiwa, termasuk selama bekerja sekitar empat tahun lamanya. Hubungan Komang Alit dengan dirinya selama ini tidak ada masalah. Komang Adi sering bengong dan termenung sejak Rabu (30/8).
Komang Adi yang masih status bujangan adalah laki-laki satu-satunya di keluarganya. Dua kakaknya perempuan, dan keduanya sudah menikah.
Mengenai latar belakang pendidikannya, tetangga tidak ada yang tahu persis. Sebab Komang Alit lahir dan besar di Denpasar. Hingga berita ini diturunkan, kedua orangtuanya masih menunggui anaknya di RSJ Bangli, sehingga belum bisa dikonfirmasi soal calon istri Komang Adi serta latar belakang pendidikannya. *k16
1
Komentar