Bandara Ngurah Rai Siaga Virus HMPV
Tiga Thermal Scanner Siap Deteksi Suhu Tubuh Penumpang
Kadiskes Bali Dr dr I Nyoman Gde Anom MKes meminta masyarakat tidak panik terkait virus yang merebak di China itu, juga ditegaskan belum ada masuk Bali
MANGUPURA, NusaBali
Dalam upaya mengantisipasi penyebaran Human Metapneumovirus (HMPV), Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, telah menyiapkan langkah-langkah strategis, termasuk pemasangan tiga unit thermal scanner di area kedatangan. Hal ini diungkapkan General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab saat menutup Posko Terpadu Nataru di Terminal Kedatangan Domestik, Selasa (7/1) pagi.
“Kami telah memasang tiga unit thermal scanner, dua di terminal kedatangan internasional dan satu di terminal kedatangan domestik. Kami juga berkoordinasi dengan Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) untuk mengantisipasi potensi kasus suspect. Jika ada penumpang suspect (terindikasi, red), kami serahkan kepada BBKK untuk proses lebih lanjut, termasuk isolasi di klinik BBKK,” ujar Ahmad Syaugi.
Dalam Kesempatan yang sama, Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV, Cecep Kurniawan, menambahkan pihaknya masih menunggu arahan resmi dari Kementerian Kesehatan terkait prosedur lebih lanjut. Namun, pengalaman dari pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran penting dalam mengantisipasi penyebaran penyakit menular. “Kami sudah melakukan langkah awal berdasarkan pengalaman dari Covid-19 dan Mpox. Peralatan untuk pengawasan, termasuk thermal scanner sudah dipasang. InsyaAllah, mudah-mudahan jangan (merebak) karena memengaruhi perekonomian,” kata Cecep.
Sementara, Communication and Legal Division Head Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Gede Eka Sandi Asmadi menyatakan bahwa selain memasang thermal scanner, pihak bandara juga telah bersiap untuk menangani potensi kasus dengan protokol yang ketat. “Kami sudah menyiapkan tiga unit thermal scanner dan berkoordinasi dengan BBKK. Jika ada penumpang yang terdeteksi suspect, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut sebelum merujuknya ke rumah sakit. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap menjaga kesehatan,” jelas Gede Eka.
Dia juga menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada pembatalan penerbangan dari China, namun pengawasan terhadap penumpang dari negara tersebut masih menunggu edaran resmi dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Perhubungan. “Secara khusus kami tetap mengantisipasi dari segala penyakit. Kami sebagai operator hanya menjalankan,” pungkasnya.
Terpisah Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Bali meminta masyarakat tidak panik terkait penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang tengah merebak di China. Kepala Diskes Bali Dr dr I Nyoman Gde Anom MKes, menyatakan virus HMPV belum masuk Bali. Dokter Anom menjelaskan, HMPV sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak lama. Gejalanya batuk, pilek, namun tidak sampai menimbulkan kematian. Ia juga mengungkapkan bahwa virus HMPV ini belum dinyatakan sebagai penyakit global oleh WHO.
Namun demikian, berbeda dengan yang ada di Indonesia, varian HMPV yang tengah merebak di China saat ini memang lebih mudah menyebar. “Yang di China itu memang cepat menyebar, tapi yang sejenis itu belum masuk. Tapi kalau dikaitkan dengan virus apa itu ya namanya, memang ada dari dulu. Cuma yang sejenis yang ada sekarang di China belum masuk ke Indonesia,” ujar dr Anom, Selasa kemarin.
Dia mengatakan masyarakat dapat mengantisipasi penyebaran HMPV dengan menerapkan pola hidup sehat dan menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah. Apalagi, vaksin untuk HMPV yang merebak di China itu belum ditemukan. "Kalau lagi sakit, kalau harus pergi pakai masker, tetap pakai masker ke luar di tempat kerumunan atau kondisi lagi lemah tapi kita tidak mengharuskan," katanya. Sementara itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar melakukan antisipasi penyebaran HMPV dengan memperketat pengawasan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Beberapa di antaranya adalah memperketat pengawasan penerbangan dari China dan Malaysia. Sebab virus ini sudah terdeteksi di dua negara itu.
KKP berkoordinasi dengan maskapai penerbangan agar mengimbau penumpang menggunakan masker selama dalam perjalanan. "Karena kita belum menemukan case di Indonesia tapi kita anjurkan maskapai, kita sampaikan kalau ada gejala flu apa pun itu pakai masker untuk melindungi diri dan orang lain jangan sampai menyebar itu kita sampaikan," kata Kepala KKP Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kesumajaya.
Kesumajaya menjelaskan, setiap penumpang wajib mengisi riwayat kesehatan melalui aplikasi Satu Sehat Health Pass. Penumpang mengisi riwayat kesehatan minimal satu sampai dua hari sebelum penerbangan. KKP juga menyediakan thermal scanner di terminal keberangkatan untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang. Penumpang yang memiliki suhu di atas 37,5 derajat akan menjalani pemeriksaan kesehatan hingga tes swab toraks. Di sisi laim, KKP juga telah menyiapkan tiga rumah sakit rujukan jika menemukan penumpang yang diduga terdiagnosis HMPV, yakni Prof dr I GNG Ngoerah, RS Bali Mandara, dan RS Siloam. 7 ol3, adi
Komentar