Angkutan Perintis Kembali Beroperasi
Armada Angkutan Perintis
Dinas Perhuhungan Bangli
Sang Putu Surata
BPTD (Balai Pengelola Transportasi Daerah)
BANGLI, NusaBali- Sempat jeda dua pekan karena menunggu proses tender, operasional pengelolaan armada angkutan perintis di Bangli kini siap beroperasi kembali. Rencananya, Selasa (14/1) besok, armada ini kembali melayani transportasi warga untuk trayek-trayek rintisan di Bangli.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhuhungan Bangli Sang Putu Surata menjelaskan itu, Minggu(12/1). “Sesuai info dari BPTD (Balai Pengelola Transportasi Daerah) Kelas II Bali, selaku pengelola anggaran, angkutan perintis siap beroperasi kembali setelah proses lelang(operasional),” ujar pejabat asal Desa Tamanbali, Bangli, ini.
Angkutan perintis melayani lima trayek, yakni Trunyan- Bayung Gede- Pasar Kintamani. Empat trayek lagi dengan pangkalan di Terminal Loka Crana (Kota Bangli) -Hulundanu Songan, kemudian dari Loka Crana-Terminal Penarukan (Buleleng). Terus trayek Terminal Loka Crana-Catur dan Terminal Loka Crana- Suter. Angkutan perintis menggunakan 19 unit bus DAMRI.
Angkutan perintis di Bangli mulai tahun 2017 bantuan pemerintah pusat atas permohonan Pemkab Bangli melalui Dinas Perhubungan. Hal itu dimaksudkan untuk melayani transpormasi masyarakat, khususnya pada daerah atau kawasan- kawasan minim atau tidak ada akses moda transportasi umum. Rintisan ini menyusul armada angkutan umum oleh swasta terus menyusut “Syukur sampai saat ini di Bangli masih dilayani,” terang Kabid Angkutan Sang Putu Surata.
Di Bali, kata dia, satu-satu daerah di Bali yang masih mendapatkan layanan angkutan perintis. Armada bis DAMRI dari Terminal Loka Crana, Bangli. Pengumunan berhenti operasi sementara dipasang di beberapa titik, antara lain di tiang halte, pintu dan tembok kantor manejeman angkutan perintis di ruangan kiri depan sisi timur Terminal Loka Crana.
Namun pengumuman itu ada salah. Ditulis penghentian operasional angkutan rintisan mulai 1 Januari 2024, dari seharusnya mulai 1 Januari 2025. Sang Putu Surata mengaku sudah mengklarifikasi kekeliruan tersebut.
Anak Agung Rosi, salah seorang warga Bangli, asal Desa Selulung, Kecamatan Kintamani, mengatakan angkutan perintis memang dibutuhkan warga. Karena transportasi umum seperti ke Kintamani hingga ke Terminal Banyuasri, Kota Singaraja, jarang. “Paling seminggu dua kali ada angkutan umum,” ujarnya. Dia salah seorang warga yang sering menggunakan jasa angkutan perintis karena layanannya sampai ke pelosok. “Kalau naik ojek, ongkosnya tinggi. Kalau naik angkutan rintisan paling Rp20.000,” ujar sopir ekspedisi ini.7k17
Komentar