Harga Cabai Melonjak Akibat Cuaca Ekstrem
DENPASAR, NusaBali - Harga cabai rawit merah di Bali mengalami kenaikan sejak akhir tahun 2024. Di awal tahun ini harga bahkan telah menyentuh angka Rp 120.000 per kilogram.
Meski kondisi ini dikeluhkan masyarakat umum, tidak demikian bagi petani yang meraup keuntungan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistan Pangan) Provinsi Bali I Wayan Sunada yakin kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Naiknya harga cabai rawit merah disebabkan cuaca ekstrem yang melanda Bali sejak akhir tahun termasuk di sentra pertanian cabai seperti Bangli dan Karangasem. “Waktu tahun baru saya menginap di Kintamani (Bangli), buah cabainya ada, metik tidak bisa karena hujannya lebat sekali. Lebat sampai ada juga buah yang jatuh busuk,” ujar Sunada, Minggu (12/1).
Kadistan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada. -SURYADI
Sunada menambahkan, hujan lebat yang mengguyur sejak akhir tahun 2024 juga mengakibatkan bunga pohon cabai menjadi rontok. Alhasil pasokan ke pasaran lambat laun berkurang hingga menyebabkan kenaikan harga. Bukan saja buah cabai yang gagal panen, tanaman komoditi lainnya seperti tomat juga ikut-ikutan rontok akibat musim hujan tahun ini yang cenderung lebih tinggi curah hujannya. “Sengaja saya menginap di Kintamani, ternyata seperti itu. Keluar saja tidak bisa, di luar dingin luar biasa, cabai tomat rontok semua,” ungkap Sunada.
Sunada mengatakan, petani jelas dirugikan dengan gagal panen yang dialami. Di sisi lain, Sunada menyebut kondisi ini juga memberikan keuntungan bagi petani cabai di Bali dengan meningkatnya harga jual. “Kalau harga tinggi berarti petani untung,” sebutnya.
Menurutnya, hal itu baik bagi peningkatan kesejahteraan petani Bali. Sunada menyebut Harga Tukar Petani (HTP) Bali yang belum menggembirakan masih menjadi persoalan di Bali. Kenaikan harga cabai saat ini diharapkan membantu meningkatkan kesejahteraan petani khususnya petani cabai. Sunada menjelaskan, harga akan kembali normal jika cuaca ekstrem telah berakhir. Prakiraan cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar sendiri menyebut musim hujan di Bali akan berakhir pada akhir bulan Januari.
Seperti diberitakan, harga cabai di Pasar Badung, Denpasar, menyentuh harga Rp 120.000 pekan lalu. Salah seorang pedagang bumbu dapur Ni Wayan Wandri, mengatakan kenaikan harga ini sudah terjadi sejak dua pekan sebelumnya. Kenaikan terjadi secara bertahap. Dia mengatakan, selain cabai yang harganya begitu melesat hingga Rp 120.000 per kg, bawang merah, bawah putih hingga tomat pun mengalami peningkatan.
Dari pantauan di Pasar Badung, Rabu (8/1) lalu, salah seorang pedagang bumbu dapur Ni Wayan Wandri, mengatakan kenaikan harga ini sudah terjadi sejak dua pekan sebelumnya. Kenaikan terjadi secara bertahap. Dia mengatakan, selain cabai yang harganya begitu melesat hingga Rp 120.000 per kg, bawang merah, bawah putih hingga tomat pun alami peningkatan.
Untuk bawang merah dikatakannya saat ini mencapai Rp 45.000 per kg untuk kualitas super, dan Rp 40.000 per kg untuk kualitas sedang. Padahal harga normal bawang merah sebelumnya hanya Rp 30.000 per kg. Begitu juga harga tomat sudah menyentuh Rp 20.000 per kg dari normalnya Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per kg. Dan untuk bawang putih Rp 40.000 per kg. “Kalau bawang putih memang sudah lama harganya segitu,” kata Wandri. Untuk pasokan, menurut Wandri, masih lancar. Namun untuk cabai karena musim hujan menjadi cepat busuk. Begitu juga bawang merah, tampilannya tampak lebih kecil dari biasanya. 7
Komentar