Ketimpangan Jadi Masalah Utama Ekonomi Bali
Lebih terkonsentrasi ke pariwisata, BI tekankan pentingnya diversifikasi investasi
DENPASAR, NusaBali
Ketimpangan sektor dan wilayah masih menjadi tantangan utama pembangunan ekonomi di Bali. Hal ini terungkap dalam seminar bertajuk ‘Penguatan Konsumsi dan Akselerasi Investasi Berkualitas untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan,’ yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali di Grha Tirta Gangga, Renon, Jalan Letda Tantular No. 4 Renon, Denpasar, Selasa (14/1) pagi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Erwin Suriadimaja, dalam sambutannya menyampaikan seminar ini merupakan salah satu upaya untuk menyampaikan kebijakan dan hasil assessment ekonomi serta keuangan daerah guna menghasilkan masukan bagi kebijakan yang lebih baik dalam sektor investasi dan konsumsi. Ia menjelaskan pada triwulan III tahun 2024, perekonomian Bali tercatat tumbuh 5,43 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat 5,36 persen.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2024 diperkirakan akan berada dalam kisaran 5,1 hingga 5,8 persen, yang masih lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi Bali juga banyak didorong oleh konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 52,17 persen dari total pertumbuhan ekonomi. Sektor ekspor berkontribusi sebesar 38 persen, sementara sektor akomodasi, makan, dan minum menyumbang 22 persen.
Erwin juga mencatat 44 persen dari total pertumbuhan ekonomi Bali berasal dari sektor pariwisata, yang menjadi tulang punggung utama perekonomian pulau ini.
“Namun, untuk menjaga keberlanjutan dan meningkatkan keberagaman ekonomi Bali, penting untuk memperkuat iklim investasi dengan memfokuskan perhatian pada sektor-sektor lain yang memiliki potensi tak kalah besar, seperti pertanian, infrastruktur, dan ekonomi kreatif berbasis budaya,” ujarnya.
Dalam hal ini, BI menekankan pentingnya diversifikasi investasi yang selama ini lebih terkonsentrasi pada sektor tersier, khususnya pariwisata. Pada tahun 2023, sektor tersier menyumbang hingga 92 persen dari total investasi, dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 97,8 persen pada tahun 2024.
Selain itu, BI juga mencatat investasi di Bali masih sangat terkonsentrasi di wilayah Bali Selatan, terutama di Badung, Denpasar, Tabanan, dan Gianyar (Sarbagita). Data dari Bank Indonesia menunjukkan pada tahun 2023, investasi asing di Kabupaten Badung mencapai 55,06 persen, sementara investasi dalam negeri sebesar 39,41 persen. Di Kota Denpasar, investasi dalam negeri tercatat sebesar 37,92 persen dan investasi asing 13,57 persen.
Kabupaten Gianyar juga mencatatkan investasi asing sebesar 19,08 persen dan investasi dalam negeri 4,22 persen. Sebaliknya, enam kabupaten lainnya di Bali tercatat memiliki kontribusi investasi yang relatif kecil, dengan angka rata-rata di bawah lima persen. Total nilai investasi yang tercatat di Bali pada tahun 2023 mencapai Rp 6,95 triliun untuk investasi dalam negeri dan 808,49 juta dolar AS untuk investasi asing.
Hal ini menunjukkan investasi masih terkonsentrasi di sebagian wilayah Bali, dan oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan aksesibilitas dan distribusi investasi yang lebih merata di seluruh wilayah Bali.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra, menyoroti dua jenis ketimpangan ekonomi di Bali, yakni ketimpangan sektor dan ketimpangan wilayah. Menurutnya, pariwisata mendominasi ekonomi Bali dengan kontribusi hampir 75 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga sektor lain seperti pertanian, manufaktur, dan ekonomi kreatif belum mendapat perhatian yang cukup. Selain itu, Wiasthana juga menyoroti ketimpangan antarwilayah.
Pembangunan ekonomi selama ini lebih terkonsentrasi di Bali Selatan, terutama dengan masifnya pembangunan infrastruktur pariwisata di kawasan tersebut.
"Pemerintah pusat dan daerah terus mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru di luar Bali Selatan, misalnya dengan pembangunan pelabuhan dan jalan shortcut di wilayah lain," jelasnya. cr79
1
Komentar