Jual di Atas HET, Giliran Pedagang Jual Beras SPHP Bakal Disanksi
JAKARTA, NusaBali - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut akan memberikan sanksi kepada penjual yang menjual beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di atas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp12.500 per kilogram.
"Ini adalah beras pemerintah, begitu beras pemerintah maka penerapan HET-nya menjadi wajib. Wajib dan jika dilanggar ada sanksi," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa dalam Sosialisasi SPHP di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa.
Astawa menyampaikan, seluruh pihak terkait harus mematuhi aturan yang berlaku untuk SPHP. Dengan demikian, harga beras yang diterima oleh konsumen sesuai dengan HET. Penyaluran beras SPHP merupakan upaya dari pemerintah untuk menekan harga beras. Oleh karenanya, ia menekankan tidak boleh ada permainan harga di tingkat pengecer.
Lebih lanjut, Astawa meminta Perum Bulog untuk selalu memantau Panel Harga Pangan Bapanas guna mengetahui wilayah mana saja yang mengalami kenaikan harga.
Tak hanya itu, Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah juga diminta untuk lebih aktif melihat Panel Harga Pangan dan kondisi yang terjadi di wilayahnya masing-masing terkait dengan harga beras.
"Ini memastikan beras SPHP penetrasinya tepat sasaran, harganya juga tepat, sesuai dengan HET yang kita tetapkan, dan berdampak pada pengendalian atau penurunan harga di wilayah yang kita penetrasi," kata Ketut.
Penyaluran beras SPHP pada Januari dan Februari 2025 ditargetkan mencapai 300 ribu ton. Penyaluran beras ini dilakukan melalui pengecer yang diprioritaskan dan dioptimalkan kepada pedagang eceran di pasar rakyat seluruh Indonesia, khususnya kabupaten/kota barometer inflasi.
Harga jual beras SPHP di Zona I (Jawa, Lampung, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, Sulawesi) sebesar Rp12.500, Zona II (Lampung, Sulawesi Selatan, NTT, Kalimantan) Rp13.100 dan Zona III (Maluku, Papua) Rp13.500.
Sementara itu, Perum Bulog mengungkapkan telah menjangkau sebanyak 366 pasar tradisional dan 272 ritel modern pada tahun 2024 dalam menyalurkan beras SPHP sepanjang tahun 2024.
“Bulog hampir menjangkau 366 pasar tradisional seluruh Indonesia dan ritel modern 272 itu tahun 2024,” kata Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Rini Andrida dalam rapat yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Dalam paparannya, ia merinci penyaluran beras lewat ritel modern secara total mencapai 51.650.381-kilogram pada 2024 atau meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan capaian tahun 2023 yang tercatat sebesar 25.929.094 kilogram.
Adapun secara rinci penyaluran SPHP lewat ritel meliputi Indomaret sebanyak 7.030 ton, Indogrosir sebanyak 5.129 ton, Hypermart sebanyak 6.663 ton, Ramayana sebanyak 4.889 ton, ritel modern lokal sebanyak 14.930 ton, Transmart 4.788 ton, Alfamart sebanyak 5.501ton, Tiptop sebanyak 522 ton.
Kemudian Superindo sebanyak 449 ton, Lotte Maret sebanyak 1.050 ton, Foodhall sebanyak 310 ton, Naga sebanyak 91 ton, Lulu sebanyak 100 ton, Aeon sebanyak 93 ton, Family Mart sebanyak 59 ton serta Hero sebanyak 40 ton.
Ke depan, katanya diperlukan penajaman yang perlu dilakukan oleh ritel modern dalam menyalurkan beras SPHP yakni dengan persyaratan berupa fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), perjanjian atau kesepakatan pelaksanaan SPHP beras di tingkat konsumen yang berisi batas waktu pembayaran, harga jual, harga beli, ketentuan retur dan kewajiban pelaksanaan SPHP sesuai dengan ketentuan. 7
Komentar