nusabali

Tanggun Titi Tonja Sajikan 6 Karakter Ogoh-Ogoh Bertema Mitologi Hindu

  • www.nusabali.com-tanggun-titi-tonja-sajikan-6-karakter-ogoh-ogoh-bertema-mitologi-hindu

DENPASAR, NusaBali.com – Dalam menyambut Tahun Baru Caka 1947, Sekaa Teruna (ST) Kebon Sari dari Banjar Tanggun Titi, Tonja, Denpasar Utara, siap berpartisipasi di lomba Ogoh-Ogoh tingkat kota Denpasar tahun 2025. Dengan mengusung konsep bertema Mitologi Hindu, karya seni mereka kali ini menampilkan enam karakter, termasuk dua hewan yang membawa narasi penuh makna.

I Gusti Bagus Putra Sesana (Agung), yang menjadi arsitek Ogoh-Ogoh Banjar Tanggun Titi, mengungkapkan bahwa kecintaannya terhadap seni Ogoh-Ogoh bermula sejak kecil. “Dari kecil saya sudah mengikuti paman-paman saya yang berkecimpung di bidang seni patung. Saya juga sempat belajar dari tukang ukir di dekat rumah,” ujar pekerja pariwisata di sebuah hotel kawasan Nusa Dua ini, Minggu (12/1/2025).

Tema mitologi Hindu yang mereka usung menyoroti perjalanan Atma (roh) setelah kematian, mulai dari perjalanannya menuju surga atau neraka, hingga pertemuannya dengan penguasa akhirat. 



Ogoh-Ogoh yang dikerjakan melibatkan enam karakter, termasuk:
  • • Dua tokoh hewan, salah satunya sebagai wahana atau tunggangan dewa penguasa kematian.
  • • Dua tokoh utama bergerak, dengan teknik modern untuk menambah daya tarik.
  • • Satu tokoh penguasa neraka sebagai figur sentral.
  • • Satu hewan tambahan sebagai elemen peramai karakter.

“Kami mulai pengerjaan Ogoh-Ogoh sejak pertengahan Desember 2024, dan hingga saat ini baru rampung sekitar 30%. Fokus kami adalah detail anatomi dan gerakan tokoh, agar pesan tema lebih terasa,” jelas Agung.

Bahan yang digunakan melibatkan perpaduan antara rotan, guungan siap, dan material lain yang mudah diolah. Anggaran sementara baru mencapai Rp 20 juta, dan estimasi total biaya masih akan berkembang.

Tahun ini, konsep lomba tarung bebas kembali dihadirkan, memberikan kebebasan lebih bagi peserta untuk berkreasi. Agung menyambut baik inovasi tersebut namun berharap pelaksanaannya dilakukan secara jujur.

“Dengan adanya tarung bebas, kami sangat antusias dan ST semakin bersemangat. Namun, kami berharap penilaian dilakukan dengan adil, transparan, dan tidak ada permainan nilai. Semoga lomba ini menjadi contoh baik bagi kabupaten lainnya, bukan malah menimbulkan kekacauan,” kata alumnus SLUA Saraswati 1 Denpasar ini.

Selain fokus pada lomba, Agung menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kekompakan di Banjar selama musim Ogoh-Ogoh.

“Kami ingin Banjar dimanfaatkan secara positif selama musim Ogoh-Ogoh ini, menjadi lebih hidup, ramai, namun tetap aman. Kejadian yang kurang menyenangkan di tahun-tahun sebelumnya semoga tidak terulang lagi,” harap jebolan kampus pariwisata Mapindo ini.

Dengan konsep yang matang dan tekad yang kuat, ST Kebon Sari berupaya menjadikan tahun 2025 sebagai momentum untuk kembali mengukir prestasi di kancah seni tradisional Ogoh-Ogoh tingkat kota Denpasar. *m03

Komentar