Berkumur Bantu Lindungi dari Virus HMPV
MASIH mengenai Human Metapneumovirus (HMPV). Berkumur dengan air bersih setelah berkerumun dari luar bisa membantu melindungi diri dari penularan virus Human Metapneumovirus (HMPV). Selain itu, berolahraga ringan dan rutin, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta berjemur dapat membantu seseorang menguatkan sistem imun atau kekebalan tubuh untuk mencegah berbagai infeksi patogen, salah satunya HMPV.
“Saya pikir ada manfaatnya, yaitu berkumur setelah kita dari luar, berkumur yang di mulut maupun yang di tenggorokan, atau bahasa Inggris-nya gargling,” kata dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi Rumah Sakit Universitas Indonesia dr Irandi Putra Pratomo PhD SpP(K) FAPSR FISR FISQua, dalam diskusi tentang virus HMPV yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (14/1).
Irandi mengatakan berkumur tidak perlu menggunakan cairan obat antiseptik atau dengan kandungan betadine, namun cukup dengan air bersih. Untuk manfaat yang lebih, Irandi mengatakan bisa menambahkan garam sebagai antiseptik alami yang mudah didapat.
Dia mengatakan, penanganan virus HMPV yang saat ini menjadi perbincangan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang pernah dijalani saat musim pandemi Covid-19 sekitar tahun 2021 lalu. Penggunaan masker, cuci tangan, dan beristirahat di rumah ketika sedang sakit merupakan langkah pencegahan dari penularan virus ini.
“Jangan sampai kita akan kembali ke masa ketika alat pelindung diri seperti masker yang demikian langka harganya juga tidak masuk akal, kemudian juga sanitizer sampai tidak ada di pasaran, yang paling mungkin kita lakukan ya menjaga kebersihan sih, simpel ya cuci tangan,” jelas Irandi seperti dilansir antaranews.
Dia menegaskan masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu panik namun tetap waspada akan menjaga kesehatan diri sendiri. Selain itu juga belum ada perintah peringatan dari organisasi kesehatan dunia WHO maupun organisasi kesehatan lainnya akan aturan seperti karantina saat Covid-19, sehingga penanganan masih bisa dilakukan dalam tahap wajar.
Meskipun peringatan kesehatan dari WHO belum diberlakukan, Irandi mengingatkan bagi kelompok rentan seperti anak di bawah 10 tahun atau di bawah lima tahun serta lansia dengan penyakit komorbid perlu dijaga dari penularan virus.
Pada anak-anak, dia mengatakan sistem imun dalam tubuhnya masih belum matang untuk memerangi virus, sedangkan bagi lansia kondisi imunitas dalam tubuh sudah jauh menurun atau disebut imunosenesens karena bertambahnya usia, terlebih jika ada penyakit penyerta seperti diabetes, jantung atau riwayat transplantasi.
“Lansia ini juga ada penyakit yang lain-lain timbul selama hidupnya seperti yang sudah tercatat ada hubungannya dengan berat gejalanya HMPV ini misalnya masalah gagal jantung, atau ada penyakit paru obstruktif kronik seperti PPOK, kemudian yang ada riwayat juga untuk transplantasi atau cangkok,” katanya.
Irandi juga menambahkan untuk meningkatkan imunitas, diharapkan masyarakat bisa menjaga lingkungan yang bersih dan konsumsi makanan sehat bergizi seimbang serta tidur yang cukup.
Selain itu, berolahraga ringan dan rutin, pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta berjemur dapat membantu seseorang menguatkan sistem imun atau kekebalan tubuh untuk mencegah berbagai infeksi patogen salah satunya Human Metapneumovirus (HMPV) yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi dr Nurvidya Rachma Dewi SpPKR dalam acara daring terkait HMPV di Jakarta, Senin (13/1), mengatakan lebih baik berolahraga ringan asalkan rutin ketimbang olahraga berat namun jarang.
“Karena olahraga yang rutin itu akan meningkatkan stamina dan juga daya tahan tubuh. Tapi kalau olahraga yang berat, tapi jarang-jarang, itu malah jadi stres buat tubuh,” kata dia seperti dilansir antaranews.
Upaya lainnya yang bisa dilakukan untuk menguatkan sistem imun, yakni berjemur di bawah sinar matahari. Adapun waktu yang disarankan yakni sekitar pukul 09.00 hingga 14.00 WIB.
“Vitamin D dari penelitian, terutama sejak Covid-19, dipakai di semua sistem tubuh, terutama untuk imunitas. Jadi, kalau level atau kadar vitamin D-nya rendah, maka ada kemungkinan untuk terkena infeksi,” ujar Vidya.
Dia menyebutkan, daya tahan tubuh sangat diperlukan setiap orang, terutama saat perubahan cuaca ekstrem seperti saat ini. Selain berjemur dan berolahraga, pola hidup sehat lainnya seperti beristirahat cukup, rutin mencuci tangan, dan menghindari merokok juga perlu dilakukan.
“Faktor risiko lain kalau buat saluran napas itu adalah merokok, baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif, karena itu akan membuat saluran napas menjadi lebih rapuh dan mudah terkena infeksi atau lain-lain dari lingkungan sekitar,” jelas dia.
Sedangkan cara untuk mendeteksi virus Human Metapneumovirus (HMPV) bisa dilakukan dengan metode swab hidung PCR. Metode swab hidung seperti PCR pada kasus virus di saluran pernapasan termasuk dalam pengecekan standar untuk mengetahui jenis virus yang masuk ke tubuh melalui jalur udara ketika seseorang mengalami gejala pernapasan.
“Untuk HMPV sendiri sudah ada sebenarnya seperti ini, jadi, skenario yang bisa saya bayangkan adalah ketika seseorang mengalami gejala pernapasan termasuk dengan khasnya gejala terinfeksi virus yang demam, kemudian menggigil juga kemudian sesak napas, pada akhirnya idealnya kita periksa dengan swab hidung kemudian periksakan PCR,” kata Irandi.
Prinsip kerja swab PCR adalah mengambil sampel pada rongga hidung dan diperiksa di laboratorium untuk menemukan virus yang ada. Baik pada Covid-19, influenza, dan HMPV metode ini sama, dan bisa dilakukan dengan multiplex PCR. Virus yang ditemukan juga bukan spesifik satu jenis namun beberapa jenis.
Dengan metode ini, kata Irandi, bisa mendeteksi virus pada saluran pernapasan dan bisa mencegah memberatnya gejala karena cepat ditangani, sejak virus hinggap di sel tubuh selama 3-6 hari.
“Kalau untuk dalam rangka pengobatan kita tahunya PCR untuk ini jenis virus apa, jadi cukup untuk mendiagnosis yang tadi alat diagnosisnya yang bisa swab untuk ketahuan virus Influenza, atau RSV, atau MPV atau SARS-CoV-2, saya pikir itu sudah cukup,” katanya.
Irandi menjelaskan pada virus HMPV, belum ada obat dan vaksin spesifik yang bisa menyembuhkan. Pada gejala infeksi seperti peradangan, demam, menggigil dan sesak napas, bisa diobati dengan obat yang tersedia. Sementara vaksin HMPV dalam waktu dekat belum akan diterbitkan karena belum dalam kategori urgensi.
Sementara untuk perlindungan kesehatan secara keseluruhan, Irandi mengatakan untuk menjaga pola hidup sehat sedari dini dan makan makanan bergizi agar imunitas meningkat. Selain itu, perlu juga menjaga jarak pada orang yang terlihat sakit dan ada riwayat bepergian ke luar negeri yang dapat membawa risiko penyakit dari negara lain.
Irandi mengatakan bila ada gejala demam, menggigil selama 3-6 hari tidak membaik setelah diberikan obat-obatan, maka dianjurkan untuk memeriksakan ke IGD. Pada lansia yang memiliki komorbid seperti diabetes maka perlu dijaga gula darahnya jangan sampai terlalu tinggi atau terlalu rendah. Dan pada anak-anak yang sedang sakit sebaiknya beristirahat di rumah dan hindari kerumunan. 7
1
Komentar