nusabali

Tegal Tamu Batubulan Garap Ogoh-Ogoh Berjudul Idhya Kala

  • www.nusabali.com-tegal-tamu-batubulan-garap-ogoh-ogoh-berjudul-idhya-kala

GIANYAR, NusaBali.com - ST Tegal Tamu, Banjar Tegal Tamu, Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, menghadirkan Ogoh-Ogoh bertajuk "Idhya Kala" menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947.

Ketua ST Tegal Tamu, I Gede Ega Wintara, mengatakan pembuatan Ogoh-Ogoh dimulai sejak 4 Januari 2025 dan kini telah mencapai 25 persen pengerjaan. "Anggaran biaya yang kami persiapkan tahun ini mencapai Rp 40 juta. Kami akan menampilkan dua tokoh utama dalam karya Ogoh-Ogoh ini," ungkapnya, Rabu (15/1/2025).

Rencananya, Ogoh-Ogoh "Idhya Kala" akan diikutsertakan dalam lomba yang diselenggarakan oleh Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar. Ega mengungkapkan rasa bangga dan senangnya terhadap pergelaran lomba ini. "Sebagai pusat seni, Gianyar adalah tempat yang tepat untuk ajang positif seperti ini. Apalagi, tahun lalu lomba Ogoh-Ogoh ditiadakan karena bertepatan dengan Pemilu dan Hari Raya Galungan Kuningan," jelas Ega.

Dalam sepuluh tahun terakhir, pembuatan Ogoh-Ogoh telah kembali menggunakan bahan ramah lingkungan. "Hal ini menguji proses kreatif kami. Dulu, dengan bahan gabus, pembentukan hanya melibatkan pemotongan dan pengukiran. Sekarang, dengan ulatan bambu, teknik yang dibutuhkan jauh lebih kompleks, sehingga kesabaran kami benar-benar diuji," tambahnya.

Ega berharap lomba ini mampu menghidupkan kembali Gianyar sebagai kota pusat seni. "Tidak hanya pada karya Ogoh-Ogoh, seni di Kabupaten Gianyar memiliki banyak aspek yang dikenal luas," katanya. Dia juga berharap pemerintah Kabupaten Gianyar terus mendukung kreativitas ST dan bersinergi dengan anak-anak muda.

Ega turut menyampaikan pandangannya tentang malam Pengerupukan. "Kami ingin seluruh elemen seni bersatu dalam iringan Ogoh-Ogoh, seperti gamelan baleganjur dan tari-tarian, tanpa penggunaan sound system," tegasnya.

Ega tidak mempersoalkan tingginya biaya pembuatan Ogoh-Ogoh setiap tahun. "Kenaikan biaya ini adalah hal wajar karena adanya inflasi. Namun, ini memberi dampak positif karena melibatkan banyak perputaran ekonomi, seperti pembelian bahan dan kontribusi para pekerja seni," terangnya.

Dia pun berharap karya Ogoh-Ogoh tahun ini bisa menjadi ikon budaya Bali yang mendukung kemajuan pariwisata. “Kami ingin Ogoh-Ogoh bukan sekadar ritual, tetapi juga mampu memperkenalkan keindahan seni dan budaya Bali di kancah global,” tutup Ega. *m03

Komentar