Polresta Bentuk Tim Khusus
Ungkap Misteri Tewasnya Pasutri Jepang
DENPASAR, NusaBali
Tiga hari pasca ditemukan tewasnya pasutri asal Jepang, Matsubasa Nurio, 76, dan Matsuba Hiroko, 76, di Lantai II rumah kontrakannya di Perumahan Puri Gading 2 Blok F1 Nomor 6, Lingkungan Buana Gubug, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (4/9) siang lalu, penyidik dari Polresta membentuk tim khusus untuk mengungkap misteri tewasnya pasutri ini. Hingga Rabu (6/9) siang, penyidik sudah memeriksa 10 saksi dan juga memeriksa harta benda di rumah milik korban.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo menerangkan, pihaknya sudah membentuk tim khusus yang diback-up penuh Polda Bali dalam mengungkap misteri kematian pasutri uzur ini. Pihaknya sudah menambah saksi 3 orang termasuk satpam penjaga perumahan dan juga orang-orang terdekat pasutri ini. Meski demikian, Kombes Hadi belum bisa membeberkan hasil keterangan para saksi secara gamblak. Ia pun berdalih, pihaknya menunggu pemeriksaan Tim Labfor dan Forensic atas kematian tragis pasutri ini. “Masih dalam penyelidikan. Tim K-9 juga kita libatkan dalam tim untuk kasus ini. Sampai saat ini, sudah ada 10 orang yang kita periksa, mulai dari anak angkat, pembantu, warga yang melihat pertama dan juga satpam perumahan itu,” bebernya, Rabu siang kemarin
Pemeriksaan lain yang dilakukan oleh tim yang dibentuk khusus ini menelusuri kamera pengawas di seputaran lokasi terutama yang mengarah pada akses masuk menuju rumah korban yang merupakan guru bahasa kanji ini. Namun, dari beberapa rekaman kamera tersebut, hanya ada satu atau dua yang masih dianalisa oleh petugas. “Memang sudah ada yang kita periksa CCTV. Tapi, tidak jelas dan masih dalam tahap analisa kita,” ungkapnya.
Pihaknya juga menggali keterangan dari anak angka korban bernama Abdul Salam. Mobil Suzuki Ignis DK 1088 OM yang ditemukan di lokasi juga atasnama Abdul Salam yang merupakan anak angkat kedua korban. “Kita masih mintai keterangan AS (Abdul Salam) ini. Ya, ini untuk mencocokkan dan mengetahui barang-barang berharga milik kedua korban. Ini masih dalam pendataan dan mobil baru yang di lokasi memang atasnama AS,” katanya lagi.
Kombes Hadi mengakui, bahwa dari bukti-bukti di lokasi dan juga temuan awal Labfor diketahui ada tindak kriminal atas tewasnya kedua korban asal Jepang tesebut. Hanya saja, ia masih belum secara terang benderang mengungkapkan pasutri itu korban pembunuhan. “Toh kalaupun mengarah ke sana, pasti ada orang terdekat yang melakukannya,” tuturnya.* dar
Tiga hari pasca ditemukan tewasnya pasutri asal Jepang, Matsubasa Nurio, 76, dan Matsuba Hiroko, 76, di Lantai II rumah kontrakannya di Perumahan Puri Gading 2 Blok F1 Nomor 6, Lingkungan Buana Gubug, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Senin (4/9) siang lalu, penyidik dari Polresta membentuk tim khusus untuk mengungkap misteri tewasnya pasutri ini. Hingga Rabu (6/9) siang, penyidik sudah memeriksa 10 saksi dan juga memeriksa harta benda di rumah milik korban.
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo menerangkan, pihaknya sudah membentuk tim khusus yang diback-up penuh Polda Bali dalam mengungkap misteri kematian pasutri uzur ini. Pihaknya sudah menambah saksi 3 orang termasuk satpam penjaga perumahan dan juga orang-orang terdekat pasutri ini. Meski demikian, Kombes Hadi belum bisa membeberkan hasil keterangan para saksi secara gamblak. Ia pun berdalih, pihaknya menunggu pemeriksaan Tim Labfor dan Forensic atas kematian tragis pasutri ini. “Masih dalam penyelidikan. Tim K-9 juga kita libatkan dalam tim untuk kasus ini. Sampai saat ini, sudah ada 10 orang yang kita periksa, mulai dari anak angkat, pembantu, warga yang melihat pertama dan juga satpam perumahan itu,” bebernya, Rabu siang kemarin
Pemeriksaan lain yang dilakukan oleh tim yang dibentuk khusus ini menelusuri kamera pengawas di seputaran lokasi terutama yang mengarah pada akses masuk menuju rumah korban yang merupakan guru bahasa kanji ini. Namun, dari beberapa rekaman kamera tersebut, hanya ada satu atau dua yang masih dianalisa oleh petugas. “Memang sudah ada yang kita periksa CCTV. Tapi, tidak jelas dan masih dalam tahap analisa kita,” ungkapnya.
Pihaknya juga menggali keterangan dari anak angka korban bernama Abdul Salam. Mobil Suzuki Ignis DK 1088 OM yang ditemukan di lokasi juga atasnama Abdul Salam yang merupakan anak angkat kedua korban. “Kita masih mintai keterangan AS (Abdul Salam) ini. Ya, ini untuk mencocokkan dan mengetahui barang-barang berharga milik kedua korban. Ini masih dalam pendataan dan mobil baru yang di lokasi memang atasnama AS,” katanya lagi.
Kombes Hadi mengakui, bahwa dari bukti-bukti di lokasi dan juga temuan awal Labfor diketahui ada tindak kriminal atas tewasnya kedua korban asal Jepang tesebut. Hanya saja, ia masih belum secara terang benderang mengungkapkan pasutri itu korban pembunuhan. “Toh kalaupun mengarah ke sana, pasti ada orang terdekat yang melakukannya,” tuturnya.* dar
Komentar