nusabali

Bank Indonesia: Stabilitas Inflasi Jadi Kunci

Konsumen Bali Tetap Optimistis di 2025

  • www.nusabali.com-bank-indonesia-stabilitas-inflasi-jadi-kunci

DENPASAR, NusaBali - Optimisme konsumen di Bali memasuki tahun 2025 tetap terjaga meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global dan nasional.

Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali pada Desember 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bali tercatat sebesar 139,5, yang berada di zona optimis meskipun sedikit menurun dari bulan sebelumnya sebesar 143,1.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Direktur Eksekutif Erwin Soeriadimadja, menjelaskan angka tersebut mencerminkan kepercayaan masyarakat Bali terhadap kondisi ekonomi yang tetap solid.

"Meskipun turun dibandingkan bulan sebelumnya, angka ini masih menunjukkan optimisme karena berada di atas 100," ujar Erwin, dalam siaran persnya, Senin (20/1).

Survei Konsumen merupakan survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Secara nasional, IKK pada Desember 2024 meningkat dari 125,9 menjadi 127,7, mengindikasikan sentimen positif konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Di Bali, optimisme konsumen juga didukung oleh inflasi yang terkendali pada tingkat 2,34% (yoy) pada Desember 2024, yang berada dalam rentang target inflasi Bank Indonesia sebesar 2,5% ± 1%. Momentum positif perayaan Natal dan Tahun Baru dikatakan Erwin, turut menjadi faktor pendukung.

Capaian positif di Bali juga didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), terutama pada sektor lapangan kerja dan pendapatan. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja tumbuh 2,5% (mtm) menjadi 143,0, sementara Indeks Penghasilan Saat Ini meningkat 1,8% (mtm) menjadi 139,5.

Namun demikian, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mengalami penurunan dari 154,3 menjadi 146,3 (-5,2% mtm). Penurunan IEK dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang turun 7,1% menjadi 143,5, Ekspektasi Kegiatan Usaha yang turun 5,5% menjadi 147,0, dan Ekspektasi Penghasilan yang turun 2,9% menjadi 148,5.

"Penurunan IEK ini menunjukkan adanya kehati-hatian konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan mendatang, terutama dengan ketidakpastian ekonomi global yang terus berkembang," jelasnya.

BI menekankan pentingnya menjaga stabilitas inflasi di Bali sebagai kunci untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali tidak hanya memberikan dampak positif pada konsumsi rumah tangga tetapi juga mendorong pertumbuhan investasi dan produktivitas ekonomi.

Erwin menyatakan, sentimen positif konsumen yang tetap terjaga dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan.

"Sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat," pungkasnya.

Hasil survei ini menjadi salah satu pijakan dalam merumuskan kebijakan ekonomi, khususnya dalam menjaga stabilitas inflasi dan mendukung pemulihan ekonomi Bali. cr79

Komentar