Perkuat Berliterasi, Tepis Menulis Susah
Bedah Buku ‘Kisah Inspiratif Dosmaku’SMAN 1 Tembuku
BANGLI, NusaBali - Keluarga besar SMAN 1 Tembuku atau Dosmaku, menggelar kegiatan bertajuk ‘Bedah Buku dan Seminar Inovatif Pembelajaran’, Kamis (23/1). Tujuannya membangun, meningkatkan budaya literasi di sekolah.
Dua akademisi yakni Dosen Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Mahadewa, Denpasar, Dr I Made Sujaya SS. M.Hum dan Dr I Wayan Numertayasa SPd MPd, sebagai narasumber. ‘Kisah Inspiratif Dosmaku’ beeupa antologi cerpen karya dari siswa setempat, salah satu yang dikupas dan disdikusikan.
Kepala SMAN 1 Tembuku I Komang Warsa SPd Msi MPd mengatakan, kegiatan bedah buku dan seminar ini bagian dari upaya meningkatkan mutu sekolah. Dikatakan, agenda dimaksud merupakan rangkaian dari kegiatan HUT SMAN 1 Tembuku, yang sudah mulai menjadi tradisi literasi dalam dua tahun terakhir. Karena itu, lanjutnya dihadirkan dua narasumber. “Yang satunya memberikan inovasi pembelajaran, yang satunya membedah buku,” terangnya.
Terkait dengan budaya literasi, kata Komang Warsa, masih ada mind set bahwa menulis itu susah. Namun, dengan adanya motivasi melalui bedah buku dan seminar itu mind set 'menulis itu susah' bisa mulai dihilangkan. “Apa yang ada di benak dan dialami minimal dipakai sebuah catatan, pribadi atau cerpen” sarannya pendidik yang juga seorang penulis buku ini.
Antologi ‘ Kisah Inspiratif Dosmaku’ memuat kumpulan cerpen karya siswa SMAN 1 Tembuku. Ada 30 karya cerpen yang dimuat. Dikatakan Komang Warsa, bedah buku dan seminar adalah yang kedua kalinya digelar di SMAN 1 Tembuku. Tahun sebelumnya kumpulan puisi bertajuk ‘ Sejuta Harapan’ dibedah serangkaian dengan HUT SMAN 1 Tembuku. “Ini sudah menjadi tradisi sejak dua tahun ini,” kata Komang Warsa.
Sementara Dosen I Made Sujaya mengapresiasi keluarga besar SMAN 1 Tembuku, khususnya siswa setempat. Dia memotivasi para siswa tidak merasa inferior walaupun bersekolah di desa. “Jangan lagi merasa inferior, dengan siswa sekolah lain yang ada di kota,” tunjuknya. Kata dia, tak usah minder. Apalagi dalam situasi sekarang, ketika akses informasi sangat terbuka, sangat mudah. “Apa yang mereka tahu di kota, kita (di desa ) juga bisa tahu,” ujarnya kepada siswa yang hadir memenuhi ruang kelas C dan D.
Apalagi, kata Sujaya, siswa SMAN 1 Tembuku sudah mampu menghasilkan dua buku. “Saat mendengar, teman-teman di desa bergerak, berliterasi. Tidak kalah dengan di kota. Saya tergetar sebagai seorang akademisi yang juga menekuni urusan literasi,” tandas akademisi asal Desa Kusamba, Klungkung, ini.
Terhadap antologi ‘ Kisah Inspiratif Dosmaku’ , Sujaya menyampaikan sejumlah saran, mulai dari menyangkut topik, kurasi, pilihan judul sampai sampul. Salah satu tujuannya, bagaimana sebuah buku ketika disentuh menarik, sehingga memancing orang yang melihat untuk membaca.7k17
Komentar