'Patih Anom' Rai Kalam Opname di RS
Seniman senior drama gong pemeran Patih Anom, Anak Agung Rai Kalam,80, asal Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, kini jatuh sakit hingga dirawat intensif di RSUD Klungkung, Kamis (7/9).
SEMARAPURA, NusaBali
Patih berkarakter bijak dan santun ini menderita sesak nafas komplikasi diabetes. Penyakit yang dideritanya sejak lama ini kambuh sejak Selasa (5/9) lalu. Dokter memprediksi kambuh ini karena usia. Rai Kalam juga belakangan sering kepikiran tentang salah seorang cucunya, Anak Agung Wijaya Kusuma,24, yang mengalami kecelakaan lalu lintas pada 31 Agustus 2017. Saat itu sang cucu perjalanan pulang dari kundangan resepsi.
Sesak nafasnya semakin parah hingga Kamis (6/9) pagi sekitar pukul 08.00 Wita, pihak keluarga memeriksakan ke IGD RSUD. Tim medis menyarankan untuk menjalani rawat inap supaya kondisinya cepat pulih.
Rai Kalam dirawat inap di ruang VIP Mahautama 201. Kondisinya kian membaik, meski belum pasti kapan bisa pulang. Di kamar perawatan, dia ditemani anaknya yang ketiga, Anak Agung Sayang Dewi.
“Saat masih muda saya kerja tidak mengenal waktu dan lelah, sekarang saya baru merasakan efeknya, mohon didoakan agar saya cepat sembuh,” ujar Rai Kalam, sembari tersenyum.
Kendati dalam kondisi sakit, Rai Kalam suka berkisah tentang masa keemasannya sebagai bintang drama gong. “Terkahir saya pentas pada 2015 di Art Center, untuk penggalangan dana untuk Wayan Lodra. Karena Wayan Lodra, sakit pasca insiden tabrakan kendaraan,” katanya.
Selama menjalani perawatan inap di RSUD Klungkung, rekanya-rekannya sudah pada berdatangan. Namun rekannya sesama seniman memang belum datang, karena baru Kamis lalu Rai Kalam dirawat. Karena masih tahap penyembuhan, petugas medis membatasi untuk berkomunikasi.
Anak Agung Sayang Dewi menjelaskan, sang ayah memang menderita sakit sejak lama karena sakit diabetes. Sakit diabetes inilah yang menimbulkan komplikasi pada penyakit sesak nafas dan sakit maag. Tahun 2015, ayahnya sempat menjalani rawat inap selama 19 hari di RSUD Klungkung.
Selain sebagai dramawan kesohor di Bali,
Rai Kalam juga pensiunan Kepala SD 2 Talibeng, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Pernikahan Rai - Dewa Ayu Mayun,82, dikarunia 5 putri dan 6 cucu. Bakat kesenimanan Rai Kalam menurun pada seorang cucunya, Anak Agung Gede Santya Wiranjana,16, yang anak kedua dari Agung Sayang.
Kepala Ruangan Vavilium Semara Husada RSUD Klungkung Ni Wayan Sumiati mengatakan, kondisi Rai Kalam berangsur-angsur membaik. Pemasangan oksigen dalam uap sudah dilepas, namun pihaknya belum bisa memastikan kapan yang bersangkutan bisa dipulangkan.
Rai Kalam kini aktif di Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Klungkung. Tahun 2016, dia masih membina drama gong duta Kabupaten Klungkung untuk PKB. Rai Kalam terjun di drama gong sejak 1967, dengan menghibur masyarakat pasca peristiwa G-30S/PKI. “Saya kali pertama pentas di bencingah Puri Satria Kawan, bersama sejumlah kru, saat itu saya langsung menjadi pembina,” terangnya.
Rai Kalam meraih sejumlah penghargaan, antara lain, Aji Sewaka Nugraha dari Pemkab Klungkung, Penghargaan seniman tua dari Pemprov Bali, Piagam Dharma Kusuma dari Pemda Bali. *wa
Sesak nafasnya semakin parah hingga Kamis (6/9) pagi sekitar pukul 08.00 Wita, pihak keluarga memeriksakan ke IGD RSUD. Tim medis menyarankan untuk menjalani rawat inap supaya kondisinya cepat pulih.
Rai Kalam dirawat inap di ruang VIP Mahautama 201. Kondisinya kian membaik, meski belum pasti kapan bisa pulang. Di kamar perawatan, dia ditemani anaknya yang ketiga, Anak Agung Sayang Dewi.
“Saat masih muda saya kerja tidak mengenal waktu dan lelah, sekarang saya baru merasakan efeknya, mohon didoakan agar saya cepat sembuh,” ujar Rai Kalam, sembari tersenyum.
Kendati dalam kondisi sakit, Rai Kalam suka berkisah tentang masa keemasannya sebagai bintang drama gong. “Terkahir saya pentas pada 2015 di Art Center, untuk penggalangan dana untuk Wayan Lodra. Karena Wayan Lodra, sakit pasca insiden tabrakan kendaraan,” katanya.
Selama menjalani perawatan inap di RSUD Klungkung, rekanya-rekannya sudah pada berdatangan. Namun rekannya sesama seniman memang belum datang, karena baru Kamis lalu Rai Kalam dirawat. Karena masih tahap penyembuhan, petugas medis membatasi untuk berkomunikasi.
Anak Agung Sayang Dewi menjelaskan, sang ayah memang menderita sakit sejak lama karena sakit diabetes. Sakit diabetes inilah yang menimbulkan komplikasi pada penyakit sesak nafas dan sakit maag. Tahun 2015, ayahnya sempat menjalani rawat inap selama 19 hari di RSUD Klungkung.
Selain sebagai dramawan kesohor di Bali,
Rai Kalam juga pensiunan Kepala SD 2 Talibeng, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Pernikahan Rai - Dewa Ayu Mayun,82, dikarunia 5 putri dan 6 cucu. Bakat kesenimanan Rai Kalam menurun pada seorang cucunya, Anak Agung Gede Santya Wiranjana,16, yang anak kedua dari Agung Sayang.
Kepala Ruangan Vavilium Semara Husada RSUD Klungkung Ni Wayan Sumiati mengatakan, kondisi Rai Kalam berangsur-angsur membaik. Pemasangan oksigen dalam uap sudah dilepas, namun pihaknya belum bisa memastikan kapan yang bersangkutan bisa dipulangkan.
Rai Kalam kini aktif di Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibiya) Klungkung. Tahun 2016, dia masih membina drama gong duta Kabupaten Klungkung untuk PKB. Rai Kalam terjun di drama gong sejak 1967, dengan menghibur masyarakat pasca peristiwa G-30S/PKI. “Saya kali pertama pentas di bencingah Puri Satria Kawan, bersama sejumlah kru, saat itu saya langsung menjadi pembina,” terangnya.
Rai Kalam meraih sejumlah penghargaan, antara lain, Aji Sewaka Nugraha dari Pemkab Klungkung, Penghargaan seniman tua dari Pemprov Bali, Piagam Dharma Kusuma dari Pemda Bali. *wa
1
Komentar