Galang Kekuatan Melawan KBS-Ace
Jika berkoalisi, Gerindra usul Golkar simulasikan dulu Paket SGB-Rai Mantra atau Rai Mantra-SGB
Golkar Gandeng Gerindra Ikut Ciptakan Tarung Head to Head
DENPASAR, NusaBali
Begitu muncul Informasi bahwa DPP PDIP rekomendasikan Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu)-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace sebagai pasangan Calon Gubernur (Cagub)-Calon Wakil Gubernur (Cawagub) ke Pilgub Bali 2018, Golkar langsung galang kekuatan untuk ciptakan tarung head to head. Gerindra pun digandeng masuk barisan Golkar yang akan usung Ketut Sudikerta sebagai Cagub Bali, untuk hadapi Paket KBS-Ace.
Ketua Tim Pemenangan Pilgub Bali DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya, mengatakan tidak ada pilihan lain bagi parpol-parpol non PDIP, kecuali menyiapkan skenario tarung head to head di Pilgub Bali 2018 mendatang. “Parpol-parpol non PDIP harus mau kompak dan bersatu menciptakan tarung head to head, jika ingin menang lawan PDIP. Golkar siap memotori koalisi dalam skenario ini,” ujar Wijaya di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Kamis (7/9).
Menurut Wijaya, sekarang bukan lagi persoalan siapa yang diusung PDIP di Pilgub Bali 2018. Namun, bagaimana parpol-parpol non PDIP berkoalisi ciptakan tarung head to head. “Kalau mau menangkan Pilgub Bali 2018, harus head to head. Dengan head to head, terbuka lebar peluang menang untuk bisa melanjutkan program Bali Mandara Jilid III di bawah SGB (Sudikerta Gubernur Bali. Bagi kami di Golkar, head to head ini pengaturan strategi,” jelas Wijaya yang juga Wakil Ketua Bi-dang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali.
Wijaya menegaskan, Golkar sudah pasti usung SGB (Ketua DPD I Golkar yang kini masih menjabat Wakil Gubernur Bali) sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Sedangkan tandemnya di posisi Cawagub, masih berproses. “Kalau sekarang yang saya dapat, aspirasi dari bawah menginginkan usuang SGB-Rai Mantra,” tandas mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini.
Untuk bangunan koalisi, kata Wijaya, Golkar sudah pasti berkoalisi dengan Demokrat di Pilgub Bali 2018. Sedangkan penjajakan koalisi dengan Gerindra dan NasDem, masih dilakukan. Demikian pula penjajakan dan komunikasi politik dengan Hanura-PAN-PKPI.
Sayangnya, Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, belum bisa dikonfirmasi terkaut sikap partainya terhadap munculnya Paket KBS-Ace sebagai Cagub-Cawagub Bali dari PDIP. Namun sebelumnya, Mudarta menegaskan Demokrat pasti berkoalisi dengan Golkar untuk melanjutkan program Bali Mandara yang sudah dilaksanakan pasangan Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta periode 2013-2018 lalu.
Sementara itu, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali, I Nyoman Suyasa, mengatakan apa pun bisa terjadi sebelum diumumkannya rekomendasi resmi pasangan calon. Sejauh ini, Suyasa juga belum melihat rekomendasi Paket KBS-Ace secara fakta di PDIP.
“Kalau Gerindra tetap berafiliasi supaya IB Rai Mantra (kandidat independen yang kini Walikota Denpasar) sebagai Cagub Bali 2018. Melalui partai apa pun Rai Mantra maju, Gerindra siap mendukungnya,” ujar Suyasa yang juga Ketua DPC Gerindra Karangasem saat dihubungi terpisah, Kamis kemarin.
Menurut Suyasa, Gerindra tidak akan grasa-grusu dengan situasi politik yang terjadi menyangkut munculnya isu Paket KBS-Ace di PDIP. “Kita lihat perkembangan berikutnya. Masih ada waktu sampai Januari 2018 untuk menentukan langkah. Kita tetap atur strategi. Namanya politik, selalu lihat arah,” tandas politisi Gerindra asal Desa Pertima, Kecamatan Karangasem ini.
Secara tak langsung, Suyasa mengisyaratkan Gerindra sepakat berkoalisi dengan Golkar untuk menciptakan tarung head to head di Pilgub Bali 2018, asalkan IB Rai Mantra masuk kandidat yang diusung. Suyasa menyebutkan, jika Golkar dan Gerindra berkoalisi untuk menciptakan tarung head to head melawan Paket KBS-Ace dari PDIP, maka pasangan Cagub-Cawagub yang akan diusung harus dibahas ma-tang.
Suyasa ingin dilakukan simulasi Paket SGB-Rai Mantra atau sebaliknya Rai Mantra-SGB. “Kan bisa dibicarakan lagi, siapa Cagub, siapa jadi Cawagub. Harus dilihat elektbalitas kandidat. Golkar dan Gerindra bicaralah nanti,” tegas Suyasa.
Di sisi lain, Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) PKPI Bali, I Kadek Nuartana, mengatakan pihaknya akan menunggu sampai pekan depan dalam menentukan arah dukungan menuju Pilgub Bali 2018. Menurut Nuartana, PKPI Bali dipastikan akan menjadi pendukung salah satu pasangan calon. “Sekarang masih lihat situasi sampai pekan depan,” ujar politisi PKPI asal Karangasem yang juga Ketua Fraksi Panca Bayu DPRD Bali (NasDem-Hanura-PKPI-PAN) ini, Kamis kemarin.
Sebelumnya, sempat berkembang rumor tiga parpol gurem yang masing-masing punya 1 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014, yakni Hanura, PKPI, dan PAN potensial merapat ke barisan PDIP. Sedangkan Gerindra dan NasDem potensial masuk ke barisan Golkar-Demokrat, pasca Rai Mantra (yang diusung Gerindra-NasDem) terpental dari pencalonan di PDIP.
Jika skenario head to head ini terwujud, Paket KBS-Ace akan maju tarung ke Pilgub Bali 2018 dengan modal politik awal berkekuatan 27 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014 (atau setara 49,09 persen suara parlemen). Rinciannya, 24 kursi DPRD Bali (43,63 persen suara parlemen) milik PDIP, 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik Hanura, 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik PKPI, dan 1 kursi DPRD Bali (1,82 persen suara parlemen) milik PAN.
Sedangkan Paket SGB-Rai Mantra atau Rai Mantra-SGB akan maju tarung ke Pilgub Bali 2018 dengan modal politik awal berkekuatan 28 kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014 (atau setara 50,91 persen suara parlemen). Rinciannya, 11 kursi DPRD Bali (20,00 persen suara parlemen) milik Golkar, 8 kursi DPRD Bali (14,55 persen suara par-lemen) milik Demokrat, 7 kursi DPRD Bali (12,72 persen suara par-lemen) milik Gerindra, dan 2 kursi DPRD Bali (3,64 persen suara par-lemen) milik NasDem. *nat
Komentar