Banjir Bandang Terjang Desa Sumberklampok
30 Rumah Terendam, Satu Orang Luka Ringan
SINGARAJA, NusaBali - Bencana banjir bandang menimpa puluhan rumah warga Banjar Dinas Sumber Batok, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Minggu (26/1) malam sejak pukul 19.30 Wita.
Peristiwa tersebut merusak tembok panyengker delapan rumah dan juga menggenangi 30 rumah warga setempat.
Perbekel Sumberklampok I Wayan Sawitra Yasa dihubungi, Senin (27/1) mengatakan bencana itu terjadi karena hujan deras yang mengguyur sebelumnya. Selain juga diperkirakan ada angin puting beliung yang muncul di laut kemudian menuju daratan dan menabrak tebing di kawasan hulu. “Kejadiannya seketika dan sangat cepat, air tiba-tiba besar. Diperkirakan ada ucur-ucur (angin puting beliung) dan jatuh di hutan di hulu. Karena tumben ada banjir besar dan parah begini di wilayah kami,” ucap Sawitra.
Air bah yang mengalir dari hulu langsung merendam kawasan permukiman warga. Kejadian yang terjadi sangat tiba-tiba itu membuat warga kelabakan dan panik. Sawitra menyebut ada warga yang sudah tertidur saat kejadian dan ada juga yang berlarian mengejar harta dan surat berharganya yang dihanyutkan banjir. Satu orang warga bernama Kadek Adi Suandana,30, sempat dilarikan ke rumah sakit. Kepalanya tertimpa tembok panyengker saat kejadian. Beruntung luka yang diderita ringan sehingga kini hanya perlu menjalani rawat jalan.
Banjir di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak yang meluber ke jalan nasional dan permukiman warga hingga selutut orang dewasa, Senin (27/1). –IST
“Air kemarin sampai sepinggang orang dewasa, kami sedang inventarisir kerusakan, sementara yang terdata kerusakan tembok panyengker 8 rumah, kalau terrendam 30 KK, kerugian materialnya juga masih kami hitung,” imbuh Perbekel Sawitra. Pasca kejadian tersebut warga terdampak sempat mengungsi di rumah-rumah tetangga dan keluarga terdekat yang dianggap aman. Warga baru kembali ke rumahnya pada, Senin (27/1) pagi untuk membersihkan lumpur dan menyelamatkan harta benda yang masih tersisa. Warga pun diimbau untuk sementara tidak tidur di rumah kalau ada hujan deras untuk menghindari banjir susulan.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke BPBD Buleleng, termasuk kondisi saluran air juga tidak maksimal menampung air dengan volume besar,” terang dia. Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadi Pribadi dikonfirmasi terpisah mengatakan dampak banjir di Desa Sumberklampok itu sedang diasesmen Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng. Ariadi mengatakan dampak bencana hujan deras selain melanda Desa Sumberklampok juga terjadi di Desa Pejarakan, Pemuteran dan Sanggalangit Kecamatan Gerokgak. Banjir di kawasan ini air hanya meluber ke jalan raya Seririt-Gilimanuk.
Data terakhir petang kemarin, Banjir di Pemuteran tidak hanya di jalan raya tetapi masuk ke pemukiman warga. Warga yang hendak melaksanakan persembahyangan di Hari Siwa Ratri terpaksa menerobos banjir selutut orang dewasa. Informasi berkembang, ada 12 rumah KK terendam, puluhan ternak hilang dan tembok panyengker dua rumah jebol. “Yang di Pemuteran, Pejarakan dan Sanggalangit yang meluber ke jalan memang langganan banjir setiap hujan deras. Itu perlu koordinasi lintas sektor karena aset jalan nasional. Kami sedang melakukan pendataan menyeluruh dampak kerusakan dulu, cek kerugian dan mengkaji apakah bisa dibantu nanti dengan bansos,” terang Ariadi.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi curah hujan tinggi. Bali saat ini memasuki puncak musim penghujan. Pada Senin kemarin hujan disertai angin kencang masih terjadi wilayah Bali. BPBD Bali melaporkan adanya dua kejadian bencana. Bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Buleleng. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun luka. Sementara estimasi kerugian mencapai Rp45 juta.
Pohon tumbang dilaporkan terjadi di Kabupaten Karangasem. Kejadian bencana tidak mengakibatkan ada korban jiwa maupun luka. Pun nihil kerugian materil. Selama sepekan (20-26 Januari 2025) ini Bali juga masih dikepung kejadian bencana. Curah hujan yang tinggi dan angin kencang masih menjadi penyebab sedikitnya 29 kejadian, menyebabkan 9 korban jiwa dan 7 korban luka. Kerusakan sebesar Rp180.640.000.
BPBD Bali melaporkan kejadian angin puting beliung di Kabupaten Jembrana. Nihil korban jiwa/luka dan estimasi nilai kerusakan Rp69.140.000. Kejadian tanah longsor di 11 titik, dengan rincian Kabupaten Karangasem 4 titik, Kabupaten Klungkung 2 titik, Kabupaten Gianyar 2 titik, Kabupaten Buleleng 1 titik, dan Kota Denpasar 1 titik. Korban jiwa 9 dan korban luka 7 orang. Estimasi nilai kerusakan Rp100 juta.
Sementara itu kejadian pohon tumbang terjadi di 17 titik, dengan rincian di Kabupaten Karangasem 9 titik, Kabupaten Buleleng 3 titik, Kabupaten Tabanan 3 titik, Kabupaten Jembrana 1 titik, dan Kabupaten Klungkung 1 titik.
Nihil korban jiwa/luka dan estimasi nilai kerusakan Rp11.500.000. Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan, merujuk pada Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian III Januari 2025 dari BBMKG Wilayah III Badung, Provinsi Bali telah memasuki puncak musim hujan.
“Seluruh masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” ujarnya. Rentin juga meminta masyarakat menjaga lingkungan dengan membersihkan saluran air guna mengurangi risiko banjir. Sebagai upaya bersama dalam menghadapi potensi bencana, BPBD Bali mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan peran aktif dalam mitigasi bencana. Ia meminta masyarakat menghubungi BPBD setempat untuk mendapatkan informasi atau bantuan darurat. “Dengan kerja sama semua pihak, kita wujudkan Bali yang aman dan tangguh bencana,” pungkas Rentin. 7 k23, adi
1
Komentar