Festival Imlek Terbesar Dipusatkan di Catur Muka
Yang spesial dari Festival Imlek Bersama 2025 direncakan ada atraksi Barongsai Tonggak. Atraksi ini disebutkan jarang bisa disaksikan di Bali.
DENPASAR, NusaBali
Setelah vakum setahun sejak perayaan tahun pertamanya di 2023 karena bertepatan dengan tahun politik, akhirnya tahun ini Bali kembali menghadirkan kemeriahan budaya melalui Festival Imlek Bersama 2025 yang akan digelar pada 1 dan 2 Februari 2025 mendatang. Dipusatkan di kawasan Catur Muka, Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar, festival ini menghadirkan parade budaya nusantara dengan peserta sebanyak 1.250 orang dan berbagai pertunjukan seni budaya.Dengan tema besar ‘Kebersamaan, Menyatukan Kebhinekaan, Memperkuat Keharmonisan’, acara ini diprakarsai oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali sebagai wujud penghormatan terhadap keberagaman Indonesia.
Sebagai langkah awal, Jalan Gajah Mada, Denpasar kembali dihias dengan sekitar 800 lampion dan gerbang khas Imlek yang mulai dipasang sejak 15 Januari lalu dan akan bertahan hingga 3 hari setelah Cap Go Meh pada 15 Februari 2025.
Ketua INTI Bali Dr Putu Agung Prianta, mengungkapkan festival ini dirancang untuk menjadi ajang inklusif yang dapat dinikmati seluruh masyarakat tanpa memandang latar belakang. Menurutnya, perayaan ini tidak hanya menjadi momen bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga sebagai wujud nyata dari kebersamaan yang menghubungkan budaya dari berbagai daerah di nusantara.
Festival yang diadakan seminggu setelah Hari Raya Imlek 29 Januari 2025 ini, dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang merayakan Imlek untuk tetap dapat berkumpul bersama keluarga saat hari raya dan kemudian menikmati kemeriahan bersama pada akhir pekan.
Konferensi pers terkait persiapan Festival Imlek Bersama 2025 di kantor sekretariat INTI Bali, Minggu (26/1). –ADI PUTRA
“Perhimpunan Indonesia Tionghoa adalah organisasi sosial dan nasionalis, kita ada di 16 provinsi, kita organisasi yang bervisi untuk merajut kebhinekaan. Jadi pada momen Imlek ini kita mengajak berbagai etnis nusantara untuk bergabung dan berpartisipasi mengisi perayaan parade nusantara itu,” ujar Dr Prianta, saat konferensi pers di kantor sekretariat INTI Bali di Pertokoan Dewata Square Jalan Letda Tantular, Denpasar, Minggu (26/1) sore.
Ketua Panitia Festival Hery Sudiarto, menjelaskan rangkaian acara festival ini akan dimulai dengan Parade Nusantara pada Sabtu, 1 Februari 2025, pukul 15.00 Wita di Jalan Gajah Mada, Denpasar. Parade ini menghadirkan berbagai kekayaan budaya nusantara yang melibatkan lebih dari 1.250 peserta. Beragam penampilan menarik akan memeriahkan parade, mulai dari atraksi Barongsai yang dibawakan oleh 10 klub dengan 20 Barongsai dan 7 naga, hingga penampilan Barong Ket, Barong Landung, dan Reog Ponorogo.
Selain itu, parade ini juga akan menampilkan budaya dari 15 etnis di Indonesia seperti Minahasa, Baduy, Jawa Barat, hingga Flobamora NTT, dan lainnya. Untuk menambah keunikan, parade ini akan menghadirkan nuansa Denpasar tempo dulu melalui dokar, bemo roda tiga, serta kendaraan antik lainnya yang diikuti dengan parade busana Imlek seperti Cheongsam yang dikenakan oleh 250 perempuan.
Parade dimulai dari samping Kantor Walikota Denpasar, melewati kawasan Catur Muka, Rumah Dinas Gubernur Jaya Sabha, hingga berakhir di Lapangan Puputan Badung. Di lapangan tersebut, acara puncak akan dihadiri oleh 300 tamu VIP termasuk pejabat pemerintah, jajaran Forkopimda, dan tokoh masyarakat. “Di sana akan ada panggung utama, kita akan ada sekitaran 300-an talent yang mengisi acara. Dan ada juga guest star kita Jun Bintang di hari pertama dan Widi Widiana untuk di hari kedua,” kata Hery.
Pada hari kedua, Minggu, 2 Februari 2025, festival ini dilanjutkan dengan aktivitas yang dimulai sejak siang. Pengunjung akan dimanjakan dengan 130 booth UMKM yang menawarkan kuliner khas Imlek, kerajinan tangan, dan produk lokal. Kuliner yang disajikan merupakan hasil kurasi khusus.
Puncak acara pada hari kedua akan dimulai pukul 16.00 Wita dengan kegiatan senam AWS3 yang melibatkan hingga 2.000 peserta. Acara hiburan dan pertunjukan seni budaya akan digelar hingga pukul 22.00 Wita. Yang spesial direncakan ada atraksi Barongsai Tonggak yang jarang bisa dilihat di Bali.
“Nanti akan ada Barongsai Tonggak yang lompat-lompat di tiang-tiang yang tinggi itu, ini sangat hebat. Tolong nanti kalau bisa divideokan karena sayang sekali kalau terlewat, hanya ada satu-satunya di Bali,” tandas Hery.
Festival ini bukan sekadar perayaan Imlek, tetapi juga pesta rakyat yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Menurut Hery, festival ini bahkan diakui oleh Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan RI sebagai salah satu kalender event nasional terbesar setelah Pesta Kesenian Bali (PKB).
“Kemarin saat kita audensi dengan Kementerian Pariwisata, kebetulan diterima oleh Asisten Deputi, beliau mengatakan ini menjadi kalender event nasional kedua setelah PKB. Jadi ada stetment seperti itu, saya hanya mengkutip yang beliau katakan,” imbuh Hery.“Kata beliau PKB itu di Bali yang terbesar, setelah itu beliau mengatakan belum event terbesar lainnya melibatkan multi etnis, beragamnya kebudayaan dengan jumlah yang begitu banyak di jalan untuk parade. Beliau mengatakan ini kedua yang terbesar dan akan masuk ke kalender event nasional yang berkelanjutan untuk terus ada,” tandasnya.
Untuk memastikan kenyamanan pengunjung, panitia telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Polresta Denpasar, Polda Bali, pecalang, Banser, Satpol PP, dan Dishub. Lebih dari 150 tenaga pengamanan akan dikerahkan selama acara berlangsung, dengan rekayasa lalu lintas dan kantong parkir yang telah disiapkan untuk memudahkan akses masyarakat.
Pembina INTI Bali Sudiarta Indrajaya, menambahkan festival ini bukan sekadar perayaan Imlek biasa, melainkan bentuk penghormatan terhadap kebhinekaan bangsa. “Sebagai bangsa yang besar ini, kita bersama-sama merayakan suku, bangsa, agama, dan adat istiadat yang luar biasa yang kita tahu bersama tidak ada bangsa yang keberagamannya sebesar indonesia,” tandasnya. 7 cr79
1
Komentar