ST Yowana Darma Yowana Abiansemal Gelorakan Kreativitas Seni Ogoh-Ogoh Bhuta Wana Raja
MANGUPURA, NusaBali.com – Menyambut Tahun Baru Caka 1947, Sekaa Teruna (ST) Yowana Darma Yowana, Banjar Selat Anyar, Desa Selat, Abiansemal, Kabupaten Badung, tengah menggarap Ogoh-Ogoh bertajuk Bhuta Wana Raja yang menyajikan Harmoni Alam dan Pertarungan Melawan Ketamakan.
I Wayan Vio Permana Putra (21), selaku arsitek Ogoh-Ogoh, mengungkapkan bahwa pembuatan Ogoh-Ogoh dimulai sejak 22 Desember 2024 dengan pembahasan konsep serta pembentukan panitia. “Pada 3 Januari 2025, kami mulai membuat kerangka dengan besi, lalu pada 9 Januari 2025 dilanjutkan dengan teknik ulatan bambu,” ujarnya.
Menurut Vio, Ogoh-Ogoh tahun ini menampilkan dua figur utama, yakni Santa Rupa (figur dewa) dan Rudra Rupa (figur raksasa), yang merepresentasikan dualitas dalam kehidupan. Proses pengerjaan terus dikebut agar mencapai 100 persen sebelum hari pawai. “Kami optimis bisa menyelesaikannya tepat waktu dan siap mengikuti perlombaan tingkat Kabupaten Badung,” katanya.
Dari segi biaya, anggaran pembuatan Ogoh-Ogoh ini diperkirakan mencapai Rp 35 juta. Meski tergolong besar, biaya ini mencerminkan apresiasi tinggi terhadap seni Ogoh-Ogoh yang semakin berkembang, baik dari segi detail artistik, material berkualitas, maupun inovasi desain.
Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam pembuatan Ogoh-Ogoh tahun ini adalah penggunaan kembali teknik ulatan bambu, yang sempat tergeser oleh material modern seperti styrofoam. Vio menilai tren ini sebagai langkah positif dalam melestarikan nilai-nilai tradisional. “Penggunaan ulatan bambu tidak hanya memiliki nilai filosofis mendalam, tetapi juga lebih ramah lingkungan, selaras dengan prinsip Tri Hita Karana,” jelasnya.
Selain itu, untuk meningkatkan daya tarik visual, Ogoh-Ogoh Bhuta Wana Raja akan dilengkapi dengan mekanisme mesin di area kepala. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan efek dramatis saat pawai.
Menyambut Tahun Baru Caka 1947, Vio berharap momen sakral ini menjadi ajang introspeksi serta memperkuat hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah guna memastikan perayaan Nyepi tetap berlangsung tertib dan aman.
“Kami ingin tradisi Ogoh-Ogoh terus lestari tanpa kehilangan esensi budayanya. Semoga kreativitas generasi muda Bali dalam seni Ogoh-Ogoh terus berkembang dan menginspirasi di masa depan,” pungkasnya. *m03
1
Komentar