Desa Wisata Penglipuran Suguhkan Barong Landung dalam Perayaan Imlek
BANGLI, NusaBali.com – Desa Wisata Penglipuran, Bangli, menghadirkan pertunjukan Barong Landung sebagai bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili. Pementasan ini mengangkat kisah Raja Jayapangus dan permaisurinya, Kang Cing Wie, seorang putri Tionghoa, yang menjadi simbol akulturasi budaya Bali dan Tionghoa.
Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, Wayan Sumiarsa, mengatakan bahwa pertunjukan ini melibatkan 25 Yowana (pemuda) Desa Penglipuran dan menjadi lambang harmoni antara dua budaya.
“Atraksi ini merupakan persembahan spesial untuk perayaan Imlek dan menjadi simbol indah dari persatuan budaya Bali dan Tionghoa,” ujar Sumiarsa, Rabu (29/1/2025).
Selain pertunjukan Barong Landung pada perayaan Imlek, Desa Wisata Penglipuran juga secara rutin menampilkan Barong Macan setiap hari Minggu di area Hutan Bambu untuk menghibur wisatawan yang berkunjung.
Harmoni Budaya dan Antusiasme Wisatawan
Menurut Sumiarsa, kehadiran Barong Landung dalam perayaan Imlek di Penglipuran bertujuan memperkuat nilai-nilai persatuan, saling pengertian, dan penghormatan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Wisatawan sangat antusias dengan pertunjukan ini. Banyak dari mereka yang mengapresiasi karena dapat belajar lebih dalam tentang harmonisasi budaya antara Bali dan Tionghoa. Beberapa pengunjung bahkan menyebut pengalaman ini sebagai sesuatu yang luar biasa karena menunjukkan perpaduan budaya yang erat,” jelasnya.
Meskipun belum ada data pasti mengenai jumlah wisatawan yang hadir pada hari pementasan, Sumiarsa mencatat bahwa puncak kunjungan wisatawan ke Penglipuran masih terjadi pada 26 Januari lalu, dengan kenaikan 180 persen dibandingkan hari-hari biasa.
Keindahan dan Keunikan Desa Penglipuran
Selain menyaksikan pertunjukan budaya, wisatawan juga diajak untuk menikmati suasana khas Desa Penglipuran yang terkenal dengan rumah-rumah tradisional yang tertata rapi serta kehangatan masyarakat setempat.
“Suasana desa yang tenang, rumah-rumah tradisional yang rapi, serta keramahan masyarakat menjadikan tempat ini destinasi sempurna untuk menghabiskan waktu. Kami berharap para pengunjung dapat menikmati keindahan desa kami sekaligus belajar nilai-nilai kebersamaan yang kami tunjukkan,” pungkas Sumiarsa.
Perayaan Imlek di Desa Wisata Penglipuran ini tidak hanya menjadi momen hiburan, tetapi juga mempertegas peran desa sebagai destinasi wisata berbasis budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagaman. *ant
Komentar