Dua Wamen Hadiri Perayaan Siwaratri di Candi Prambanan
Teguhkan Peran sebagai Pusat Ibadah Umat Hindu
SLEMAN, NusaBali - Tim Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan menggelar perayaan Siwaratri, Senin (27/1) malam.
Perayaan itu sebagai momentum penting dalam meneguhkan peran candi sebagai pusat rumah ibadah umat Hindu Indonesia dan dunia. Di antara sejumlah tokoh Hindu yang hadir tampak Wakil Menteri (Wamen) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Isyana Bagoes Oka, Wamen Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati alias Ni Luh Puspa.
Dalam sambutannya, Ketua Tim Kerja Pemanfaatan Candi Prambanan, Nyoman Ariawan Atmaja menekankan bahwa penyelenggaraan Siwaratri di kompleks candi ini bukan sekadar tradisi. Melainkan juga bentuk kesadaran akan nilai historis dan spiritualnya.
"Bertepatan dengan Siwaratri atau malam Siwa dimana menjadi malam tergelap sepanjang tahun, menjadi momentum yang tepat bagi manusia untuk melakukan kontemplasi dan perenungan diri dengan melepaskan semua ikatan dunia dan fokus memuliakan nama Siwa," terang Ariawan Atmaja dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/1). Rangkaian kegiatan ini dilakukan 3 kali persembahyangan. Diawali sore hari yang dirangkai dengan purwadaksina, yang kedua di jam 12 malam sampai jam 3 dinihari adalah puncak pemujaan Siwa dengan melafalkan 1.008 mantra Siwa, dan diakhiri di jam 6 pagi (esok harinya) yang bertepatan dengan persembahyangan Tilem Kepitu.
Nyoman Ariawan Atmaja menjelaskan, alasan pelaksanaan perayaan Siwaratri di Candi Prambanan berdasarkan pada Prasasti Wantil tahun 778 Śaka (856 Masehi). Dalam prasasti tersebut, disebutkan kelompok candi agung yang dipersembahkan untuk Dewa Siwa. "Sejatinya dalam Prasasti Wantil tahun 778 Śaka (856 Masehi) disebutkan deskripsi kelompok candi agung yang dipersembahkan untuk Dewa Siwa atau disebut Shivagrha. Jadi Siwagraha adalah nama asli dari Candi Prambanan sebagai pusat pengagungan Dewa Siwa. Itulah salah satu alasan mendasar mengapa puja Siwa kita lakukan malam ini di Candi Prambanan," terangnya.
Diketahui sejak ditandatanganinya Nota Kesepakatan pada 11 Februari 2022 oleh empat kementerian dan dua kepala daerah, Candi Prambanan telah ditetapkan sebagai pusat ibadah umat Hindu. Ditjen Bimas Hindu Kemenag RI bersama PHDI membentuk Tim Kerja yang bertugas mengelola dan mempromosikan fungsi keagamaan candi, tanpa mengesampingkan aspek wisata. Hingga saat ini, telah ada 14 jadwal rutin persembahyangan, termasuk Tawur Agung Kesanga, Abhisekha, Galungan, Kuningan, serta Purnama dan Tilem. Nyoman Ariawan Atmaja mengakui, bahwa masih banyak tantangan dalam merealisasikan amanat tersebut. Keberlanjutan program ini memerlukan kerja sama lintas sektor, baik dengan pemerintah maupun organisasi umat Hindu.
Selain itu, ia juga menyoroti potensi ekonomi masyarakat Hindu di sekitar Prambanan yang dapat dikembangkan seiring dengan kegiatan spiritual di candi. Lantaran nantinya, akan ada pula sejumlah kegiatan bertaraf internasional berlangsung di sana. "Sebagai langkah besar ke depan, pada tahun 2026 direncanakan pelaksanaan Mahasiwaratri Internasional, yang akan menjadikan Candi Prambanan sebagai pusat pemujaan Siwa bagi umat Hindu dari seluruh dunia. Konsep dan persiapannya telah mulai disusun, dan dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk merealisasikan agenda besar ini," jelas Ariawan Atmaja.
Di akhir sambutannya, dia menegaskan, bahwa pemanfaatan Candi Prambanan sebagai pusat ibadah bukan sekadar wacana, tetapi sebuah amanat yang harus dijalankan dengan komitmen dan sinergi. Dengan semangat gotong royong dan dedikasi, diharapkan Candi Prambanan tidak hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga pusat spiritual umat Hindu yang sejati. 7 k22
1
Komentar