GWK Digadang-gadang Jadi Venue
IFSC Tunjuk Bali Tuan Rumah Kejuaran Dunia Panjat Tebing
Ketua Umum Pengprov FPTI Bali
Putu Yudiatmika
Desak Rita
International Federation of Sport Climbing (IFSC)
Memang Bali sebagai tuan rumah, tapi persiapan berkaitan dengan wasit, juri dan lainnya itu dipersiapkan IFSC sendiri. Ya, karena ini kejuaraan dunia yang notabene melibatkan atlet dari berbagai negara.
DENPASAR, NusaBali
International Federation of Sport Climbing (IFSC) memilih Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan dunia panjat tebing. Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali mulai sibuk dengan berbagai persiapan, dan salah satunya penentuan venue. Ya, dari dua lokasi yang didata, Garuda Wisnu Kencana (GWK) diharapkan menjadi lokasi ideal pelaksanaan kejuaraan dunia tersebut.
Ketua Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (Bali), Putu Yudiatmika mengatakan, IFSC sudah menentukan pilihan, yakni Bali sebagai lokasi penyelenggaran kejuaraan dunia pada 2-5 Mei 2025. Meski ditunjuk sebagai tuan rumah, FPTI Bali sebatas membackup secara penuh agar event itu berlangsung lancar dan aman.
"Memang Bali sebagai tuan rumah, tapi persiapan berkaitan dengan wasit, juri dan lainnya itu dipersiapkan IFSC sendiri. Ya, karena ini kejuaraan dunia yang notabene melibatkan atlet dari berbagai negara," kata Yudiatmika, Rabu (29/1).
Satu-satunya yang jadi atensi FPTI Bali, yakni terkait venue kejuaraan. Setelah mengerucut dari berbagai pilihan, Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung digadang-gadang paling representatif. Maka, berbagai pendekatan mulai dilakukan, namun ke depannya akan dikomunikasikan lagi dengan manajemen.
"Dulu sudah dikomunikasikan dengan Dirut GWK. Tapi sudah lama. Nanti akan kita komunikasikan lagi, karena di sana (GWK) memang sangat cocok, apalagi sudah ada tebing dan nantinya tinggal ditambah Wall saja," kata Yudiatmika, yang juga Ketua KONI Kota Denpasar ini.
Disinggung terkait negara yang terlibat, Yudiatmika mengaku semuanya ada di pihak IFSC. Karena ini kejuaraan dunia, bahkan, lanjut Yudiatmika, peserta yang terlibat pada event itu tidak sembarangan atlet, karena ada penentuan berdasarkan Word Rangking. Maka, meski Bali bertindak sebagai tuan rumah, tapi tidak bisa mengintervensi untuk menentukan atlet yang ikut.
" Atletnya tidak sembarangan. Tentu seleksinya IFSC. Ya, sudah pasti sangat ketat. Kalau dari Indonesia nanti mungkin Federick, atau Desak Made Rita dan beberapa nama lagi. Tapi itu semua dari perangkingan yang ada," kata Yudiatmika.
Yudiatmika pun berharap, penyelenggaran event itu nantinya berjalan dengan lancar dan aman. Pun dengan venue yang menjadi pilihan bisa diakomodir dan menjadi lokasi tetap. Karena, venue alternatif seperti di kawasan The Nusa Dua, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung nantinya tidak seperti kondisi di GWK.
"Kalau di GWK itu kan sudah ada tebingnya. Tapi kalau di nusa dua, memang sama-sama lokasi terbuka, tapi tebing yang menjadi latarbelakang tidak ada. Ya, semoga nantinya di GWK bisa," pungkas Putu Yudiatmika, sambil berharap. dar
Komentar