Koperasi Sari Ajeg Mandiri Diduga Bangkrut
Istri Kepala Inspektorat Pemkab Tabanan terancam tak bisa cairkan deposito sebesar Rp 61 juta.
TABANAN, NusaBali
Sejumlah nasabah Koperasi Sari Ajeg Mandiri di Jalan Sugriwa, Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan resah. Penyebabnya, mereka tak bisa menarik deposito maupun tabungan. Salah satu nasabah yang terancam tak dapat menarik deposito sebesar Rp 61 juta yakni istri Kepala Inspektorat Pemkab Tabanan I Made Urip.
Urip menerangkan, deposito istrinya, Ni Komang Tri Rukmana mestinya cair pada bulan September ini. Saat mau tarik uang deposito, pengurus koperasi mengatakan tidak bisa cair. Urip pun sudah berulang kali menanyakan kapan uang deposito istrinya bisa dicairkan. “Jawabannya tetap dibilang belum bisa cair,” ungkap Urip, Jumat (8/9). Dikatakan, selain istrinya, nasabah lainnya juga mengalami nasib sama. Urip berencana melaporkan kasus ini ke polisi karena menduga ada penggelapan dana. “Baru dugaan saja. Kami akan laporkan ke Polres Tabanan. Banyak nasabah tak bisa cairkan uang. Jumlahnya mencapai 2,5 miliar,” bebernya.
Nasabah lainnya, I Wayan Ardika mengaku punya tabungan Rp 15 juta. Namun saat mau tarik uang, warga Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken ini kecewa lantaran macet. “Saya menabung dari tahun 2006,” ungkapnya. Ia berharap, pengelola koperasi bertanggungjawab dan uangnya bisa kembali. Sementara itu, manager Koperasi Sari Ajeg Mandiri, I Wayan Lodra mengakui tidak bisa membayarkan uang nasabah. Penyebanya terjadi penarikan uang besar-besaran (rush money). Selain itu kredit sebesar Rp 419 macet.
Dikatakan, koperasi yang didirikan tahun 2003 ini khusus melayani program simpan pinjam. Untuk bisa mencairkan uang nasabah, Lodra menjaminkan rumah dan tanah seluas 3,3 are di Banjar Pasekan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan dengan nilai Rp 1,1 miliar. “Kami sedang upayakan menjual lahan sebagai ganti rugi nasabah,” katanya.
Lodra menambahkan, uang nasabah yang ada di koperasi mencapai Rp 2,5 miliar. Dana itu pun telah habis untuk memenuhi sebagian penarikan uang nasabah. Koperasi Sari Ajeg Mandiri punya 3.000 nasabah. “Kami kelola uang itu, jika lebih baru disimpan di bank,” ucapnya.
Perwakilan nasabah Koperasi Sari Ajeg Mandiri, I Made Sandi Adnyana mengatakan, dana pihak ketiga yang dikelola koperasi sebesar Rp 4,5 miliar. Ia menduga ada yang tidak beres. “Istri saya bilang, koperasi tidak bisa cairkan uang,” ujarnya. Ia pun sempat menanyakan kepada manager koperasi terkait macetnya penarikan uang nasabah. Alasannya, rumahnya yang dijual belum laku dan belum sempat mengurus karena terlalu sibuk mengelola koperasi. “Kalau begini terus, sebagai perwakilan nasabah akan memberikan somasi tertulis,” tandas Adnyana. *d
Urip menerangkan, deposito istrinya, Ni Komang Tri Rukmana mestinya cair pada bulan September ini. Saat mau tarik uang deposito, pengurus koperasi mengatakan tidak bisa cair. Urip pun sudah berulang kali menanyakan kapan uang deposito istrinya bisa dicairkan. “Jawabannya tetap dibilang belum bisa cair,” ungkap Urip, Jumat (8/9). Dikatakan, selain istrinya, nasabah lainnya juga mengalami nasib sama. Urip berencana melaporkan kasus ini ke polisi karena menduga ada penggelapan dana. “Baru dugaan saja. Kami akan laporkan ke Polres Tabanan. Banyak nasabah tak bisa cairkan uang. Jumlahnya mencapai 2,5 miliar,” bebernya.
Nasabah lainnya, I Wayan Ardika mengaku punya tabungan Rp 15 juta. Namun saat mau tarik uang, warga Banjar Taman Sari, Desa Delod Peken ini kecewa lantaran macet. “Saya menabung dari tahun 2006,” ungkapnya. Ia berharap, pengelola koperasi bertanggungjawab dan uangnya bisa kembali. Sementara itu, manager Koperasi Sari Ajeg Mandiri, I Wayan Lodra mengakui tidak bisa membayarkan uang nasabah. Penyebanya terjadi penarikan uang besar-besaran (rush money). Selain itu kredit sebesar Rp 419 macet.
Dikatakan, koperasi yang didirikan tahun 2003 ini khusus melayani program simpan pinjam. Untuk bisa mencairkan uang nasabah, Lodra menjaminkan rumah dan tanah seluas 3,3 are di Banjar Pasekan, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan dengan nilai Rp 1,1 miliar. “Kami sedang upayakan menjual lahan sebagai ganti rugi nasabah,” katanya.
Lodra menambahkan, uang nasabah yang ada di koperasi mencapai Rp 2,5 miliar. Dana itu pun telah habis untuk memenuhi sebagian penarikan uang nasabah. Koperasi Sari Ajeg Mandiri punya 3.000 nasabah. “Kami kelola uang itu, jika lebih baru disimpan di bank,” ucapnya.
Perwakilan nasabah Koperasi Sari Ajeg Mandiri, I Made Sandi Adnyana mengatakan, dana pihak ketiga yang dikelola koperasi sebesar Rp 4,5 miliar. Ia menduga ada yang tidak beres. “Istri saya bilang, koperasi tidak bisa cairkan uang,” ujarnya. Ia pun sempat menanyakan kepada manager koperasi terkait macetnya penarikan uang nasabah. Alasannya, rumahnya yang dijual belum laku dan belum sempat mengurus karena terlalu sibuk mengelola koperasi. “Kalau begini terus, sebagai perwakilan nasabah akan memberikan somasi tertulis,” tandas Adnyana. *d
1
Komentar