Polisi Buru Ayah Anak Pembacok Saudagar Daging Ayam
Ayah anak, Matseni, 48, dan Faruk, 22, pelaku pembacokan saudagar daging ayam, Sulaeman, masih menjadi buronan polisi. Polisi masih melakukan perburuan untuk menangkap kedua pelaku.
AMLAPURA, NusaBali
Sementara terduga pelaku lainnya, Muhammad Warik Lana, 27, dan Hamli, 26, membantah terlibat aksi pembacokan. Mereka datang ke TKP untuk melerai cekcok antara Matseni dengan Sulaeman.
Warik Lana dan Hamli masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Karangasem, Jumat (8/9). Sebelumnya mereka ditangkap di Pelabuhan Gilimanuk saat berupaya kabur ke pulau Jawa dengan mengendarai Mio DK 6539 SY. Sementara kasus penganiayaan terjadi di rumah Muali, 65, di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Karangasem, Rabu (6/9).
Muhammad Warik Lana menuturkan, kedatangan ke TKP bersama Hamli, mulanya menerima telepon dari istri Sulaeman, 45, yakni, Haliman. Dalam telepon, Haliman menyebut suaminya sedang cekcok. Muhammad Warik Lana dan Hamli pun melucur ke tempat tinggal Sulaeman di Lingkungan Temega, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem. Hanya saja Sulaeman tidak ada di rumah. Selanjutnya mereka menuju rumah Muali.
Muhammad Warik Lana dan Hamli menemukan korban Sulaeman sedang cekcok dengan Matseni. Muhammad Warik Lana bersama Hamli turut mendekat bersenjata blakas dan parang. Menurut Muhammad Warik Lana, saat Matseni hendak memenggal kepala Sulaeman menggunakan kapak, ia berusaha memegang tangan Matseni untuk merebut kapak, tetapi gagal. “Saya pegang tangan Matseni tidak memenggal kepala Sulaeman. Tujuannya saya datang untuk melerai, bukan terlibat penganiayaan,” jelas Muhammad Warik Lana.
Pengakuan Hamli juga sama. “Saya tidak mempersiapkan diri bawa senjata, memang saya bawa parang karema jualan daging ayam,” jelas Hamli. Sementara Kapolsek Karangasem Kompol I Made Tulis mengaku masih mengembangkan kasus penganiayaan itu. Penyidik Polsek Karangasem juga tengah meminta keterangan saksi korban, Sulaeman. *k16
Sementara terduga pelaku lainnya, Muhammad Warik Lana, 27, dan Hamli, 26, membantah terlibat aksi pembacokan. Mereka datang ke TKP untuk melerai cekcok antara Matseni dengan Sulaeman.
Warik Lana dan Hamli masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Karangasem, Jumat (8/9). Sebelumnya mereka ditangkap di Pelabuhan Gilimanuk saat berupaya kabur ke pulau Jawa dengan mengendarai Mio DK 6539 SY. Sementara kasus penganiayaan terjadi di rumah Muali, 65, di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Karangasem, Rabu (6/9).
Muhammad Warik Lana menuturkan, kedatangan ke TKP bersama Hamli, mulanya menerima telepon dari istri Sulaeman, 45, yakni, Haliman. Dalam telepon, Haliman menyebut suaminya sedang cekcok. Muhammad Warik Lana dan Hamli pun melucur ke tempat tinggal Sulaeman di Lingkungan Temega, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem. Hanya saja Sulaeman tidak ada di rumah. Selanjutnya mereka menuju rumah Muali.
Muhammad Warik Lana dan Hamli menemukan korban Sulaeman sedang cekcok dengan Matseni. Muhammad Warik Lana bersama Hamli turut mendekat bersenjata blakas dan parang. Menurut Muhammad Warik Lana, saat Matseni hendak memenggal kepala Sulaeman menggunakan kapak, ia berusaha memegang tangan Matseni untuk merebut kapak, tetapi gagal. “Saya pegang tangan Matseni tidak memenggal kepala Sulaeman. Tujuannya saya datang untuk melerai, bukan terlibat penganiayaan,” jelas Muhammad Warik Lana.
Pengakuan Hamli juga sama. “Saya tidak mempersiapkan diri bawa senjata, memang saya bawa parang karema jualan daging ayam,” jelas Hamli. Sementara Kapolsek Karangasem Kompol I Made Tulis mengaku masih mengembangkan kasus penganiayaan itu. Penyidik Polsek Karangasem juga tengah meminta keterangan saksi korban, Sulaeman. *k16
Komentar