Sakit Kesemutan, Perajin Gerabah Nekat Ulah Pati
Setahun mengalami sakit dengan sebagian tubuhnya kesemutan, Ni Wayan Nadi,52, perajin gerabah asal Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem pilih lakukan ulah pati (bunuh diri) dengan cara gantung diri.
AMLAPURA, NusaBali
Nadi nekat gantung diri saat keluarganya masih tertidur lelap pada, Selasa (12/9) dinihari. Informasi yang dihimpun, Ni Wayan Nadi pertama kali diketahui dalam kondisi tergantung di pohon kamboja di halaman rumahnya di Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem oleh putra sulungnya, Komang Juliana, Selasa kemarin pukul 07.00 Wita.
Selama ini korban derita sakit dengan ciri-ciri kesemutan di bagian dada ke bawah. Akibatnya, korban sulit bekerja sebagai perajin gerabah. Berjalan juga tidak normal, mesti dibantu tongkat. Walau telah diupayakan berobat secara medis dan non medis, penyakitnya juga tak kunjung sembuh.
Penyakitnya semakin parah dirasakan korban sejak Juli 2017, sama sekali tidak bisa beraktivitas. Sebelum nekat gantung diri menggunakan tali plastik biru, di dahan kamboja, tidak memperlihatkan hal-hal yang mencurigakan. Korban juga sebelum mengakhiri hidupnya, tidak meninggalkan pesan apa-apa kepada suaminya I Nyoman Suta, 55, dan kepada putra sulungnya I Komang Juliana. Secara diam-diam, Wayan Nadi mengakhiri hidupnya setelah seluruh anggota keluarganya, yakni suami, dua anak dan dua cucunya masih tidur lelap, Selasa (12/9) dini hari.
Putra sulungnya Komang Juliana lebih dulu terjaga dari tidurnya hendak berangkat kerja, kaget menyaksikan ibunya tergantung. Selanjutnya kasus itu diberitahukan kepada ayahnya I Nyoman Suta. Korban kemudian dievakuasi, dengan cara tali plastik biru diputus, selanjutnya korban dibaringkan di kamar tidurnya. Salah satu kerabatnya melaporkan kasus itu ke Polsek Karangasem.
“Kita sudah lakukan olah TKP dan pemeriksaan medis. Murni tewas karena gantung diri,” ujar Kapolsek Karangasem, Kompol I Made Tulus yang turun ke TKP. Jasad korban rencananya dikubur pada Wraspati Paing Kulantir, Kamis (14/9) besok. *k16
Nadi nekat gantung diri saat keluarganya masih tertidur lelap pada, Selasa (12/9) dinihari. Informasi yang dihimpun, Ni Wayan Nadi pertama kali diketahui dalam kondisi tergantung di pohon kamboja di halaman rumahnya di Lingkungan Jasri Kelod, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem oleh putra sulungnya, Komang Juliana, Selasa kemarin pukul 07.00 Wita.
Selama ini korban derita sakit dengan ciri-ciri kesemutan di bagian dada ke bawah. Akibatnya, korban sulit bekerja sebagai perajin gerabah. Berjalan juga tidak normal, mesti dibantu tongkat. Walau telah diupayakan berobat secara medis dan non medis, penyakitnya juga tak kunjung sembuh.
Penyakitnya semakin parah dirasakan korban sejak Juli 2017, sama sekali tidak bisa beraktivitas. Sebelum nekat gantung diri menggunakan tali plastik biru, di dahan kamboja, tidak memperlihatkan hal-hal yang mencurigakan. Korban juga sebelum mengakhiri hidupnya, tidak meninggalkan pesan apa-apa kepada suaminya I Nyoman Suta, 55, dan kepada putra sulungnya I Komang Juliana. Secara diam-diam, Wayan Nadi mengakhiri hidupnya setelah seluruh anggota keluarganya, yakni suami, dua anak dan dua cucunya masih tidur lelap, Selasa (12/9) dini hari.
Putra sulungnya Komang Juliana lebih dulu terjaga dari tidurnya hendak berangkat kerja, kaget menyaksikan ibunya tergantung. Selanjutnya kasus itu diberitahukan kepada ayahnya I Nyoman Suta. Korban kemudian dievakuasi, dengan cara tali plastik biru diputus, selanjutnya korban dibaringkan di kamar tidurnya. Salah satu kerabatnya melaporkan kasus itu ke Polsek Karangasem.
“Kita sudah lakukan olah TKP dan pemeriksaan medis. Murni tewas karena gantung diri,” ujar Kapolsek Karangasem, Kompol I Made Tulus yang turun ke TKP. Jasad korban rencananya dikubur pada Wraspati Paing Kulantir, Kamis (14/9) besok. *k16
1
Komentar