389 Wisudawan IHDN Jalani Prosesi Samawartana
Setelah bulan Mei 2017 lalu, Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar kembali akan mewisuda sebanyak 389 mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan masa studi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tersebut.
DENPASAR, NusaBali
Para calon wisudawan dan wisudawati ini pun jalani prosesi Samawartana sebelum wisuda. Samawartana digelar di kampus setempat, Jalan Ratna Nomor 51, Denpasar, pada Anggara Kasih Kulantir, Selasa (12/9) kemarin.
Prosesi Samawartana merupakan tanda berakhirnya masa menempuh pendidikan awal di IHDN Denpasar, untuk selanjutnya siap menerapkan ilmu dan mengabdi di masyarakat. Sebagaimana dilepas secara niskala melalui prosesi Samawartana, sebelum masuk menjadi bagian dari IHDN, calon mahasiswa juga menjalani prosesi yang disebut Upanayana sebagai tanda mengawali pendidikan di PTN tersebut.
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IHDN Denpasar, Dr I Gede Suwindia MA, prosesi Upanayana dan Samawartana merupakan budaya dan tradisi yang telah dibangun sejak dulu di IHDN Denpasar, dalam mewujudkan the ending of education process, yaitu karakter. “Kita sudah dari dulu melaksanakan program itu. Setiap mahasiswa bergabung ke IHDN, kita winten dengan nama Upanayana, dan setiap dia keluar kita winten dengan prosesi Samawartana,” ungkapnya.
Menurutnya, karakter lebih kepada pembentukan sikap dan prilaku. Sehingga harapannya tidak hanya aspek knowledge (intelektual) yang tumbuh, melainkan dibarengi dengan aspek perilaku yang menjadi baik. “Ini bukan berarti mereka selesai mengenyam pendidikan. Tetapi secara spiritual dan emosinya disucikan. Sehingga ketika turun ke masyarakat, bekal ilmu pengetahuan itu benar-benar mampu diaplikasikan tidak hanya sebatas bicara, dengan dibarengi karakter yang telah dibangun dengan baik,” ujarnya.
Adapun 389 mahasiswa yang diwisuda pada periode 2016/2017 ini masing-masing dari Fakultas Dharma Acharya 248 orang, Fakultas Brahma Widya 19 orang, Fakultas Dharma Duta 57 orang, serta wisudawan Pascasarjana sebanyak 65 orang. Disinggung mengenai persaingan perguruan tinggi saat ini, menurut Dr Suwindia, dari segi akademik telah ditambah dengan pemberian pendidikan entrepreneur. Tidak hanya itu, mahasiswa IHDN juga mampu berbaur dengan masyarakat melalui pendekatan sosial budaya yang baik. Ini menjadi salah satu sisi lebih yang dimiliki SDM IHDN Denpasar yang nantinya akan terjun dan hidup bersama masyarakat.
“Salah satu contohnya KKN IHDN. Proses KKN tidak melulu membuat tapal batas desa, atau pembangunan fisik lainnya yang orientasinya hanya tiga bulan lalu selesai. Tapi yang dibangun adalah pembangunan sosial budaya yang sangat fundamental, seperti ikut terjun dalam kegiatan-kegiatan adat desa, membantu desa dalam menuliskan pararem atau awig-awig ke dalam aksara Bali, dan lain-lain. Itulah sisi-sisi positif yang direspon baik oleh masyarakat. Sehingga bagi kami, dengan yang lain itu bukan untuk bersaing, tapi untuk sama-sama berjuang,” katanya.
Dikatakan, IHDN Denpasar saat ini terus memacu diri mewujudkan cita-cita naik status menjadi Universitas Negeri dengan nama Universitas Negeri Jaya Pangus. Dalam satu hingga dua tahun terakhir, IHDN Denpasar telah menambah beberapa program studi (prodi) baru, seperti prodi Bahasa Inggris, PG Paud, dan PGSD di Fakultas Dharma Acharya, prodi Ilmu Komunikasi Hindu dan S1 Pariwisata di Fakultas Dharma Duta, serta prodi Yoga dan Kesehatan di Fakultas Brahma Widya. Jika sudah bisa menjadi universitas, maka IHDN Denpasar akan berhak mengelola pendidikan umum.
“Tapi tetap akan ada prodi bernuansa agama. Ini tidak akan mencampuradukkan antara sains dan religion, tetapi mencarikan titik temu dari keduanya. Karena Einstein sendiri sudah mengatakan, ilmu pengetahuan tanpa agama pasti akan buta, sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan pasti akan lumpuh,” tandasnya.*in
1
Komentar