ISIS Klaim Dalangi Teror Bom Sarinah
Bachrun Naim yang otaki serangan di Gedung Sarinah Jakarta kemarin tengah memburu jabatan sebagai pemimpin ISIS kawasan Asia Tenggara.
3 Pelaku Tewas Ditembak Polisi, 2 Teroris Lagi Meledakkan Diri
JAKARTA, NusaBali
Kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) klaim bertanggung jawab atas teror bom dan penembakan yang menewaskan 7 orang plus 24 korban luka di kawasan seputar Gedung Sarinah, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (14/1). Target serangan yang didalangi anggota ISIS ini adalah warga negara asing di Jakarta.
Klaim tersebut dikeluarkan lewat Kantor Berita Aamaaq, yang merupakan aliansi ISIS melalui saluran telegram seperti dilansir Reuters, Kamis kemarin. "Petempur ISIS melakukan serangan bersenjata pagi ini, menargetkan warga-warga asing dan petugas keamanan yang ditugaskan melindungi mereka di Ibukota Indonesia," bunyi pernyataan ISIS.
Sebelum keluarnya klaim dari ISIS tersebut, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian juga memastikan pelaku terorisme di Gedung Sarinah kemarin berhubungan dengan ISIS yang berpusat di Raqqa, Suriah. "Jaringan pelaku ini berhubungan dengan ISIS yang berpusat di Raqqa," tegas Tito dalam jumpa pers di Istana Negara Jakarta.
Tito menjelaskan, di bawah kepemimpinan Abu Bakr Al-Bagdhadi, ISIS mengubah strategi. Perubahan strategi dimaksud adalah tidak lagi menyerang di kawasan Suriah dan Irak, namun melebar ke seluruh dunia. Menurut Tito, ISIS membuka cabang di seluruh dunia untuk melancarkan operasinya, seperti di Prancis, Turki, dan Asia Tenggara.
Untuk kawasan Asia Tenggara, lanjut Tito, sedang terjadi persaingan memperebutkan kursi pimpinan tertinggi ISIS. Salah satunya. melibatkan kelompok Bahrum Naim. Pelaku teror di Jakarta hari ini diyakini merupakan bagian dari kelompok Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrum Naim.
Tito bahkan tegas menyebut Bachrun Naim sebagai otak di balik serangan teror kemarin. Bachrun Naim yang pernah divonis dua tahun bui karena memiliki amunisi ilegal, disebutkan ingin membentuk Katibah Nusantara yang juga merupakan bagian dari ISIS. "ISIS Asia Tenggara ada Bachrun Naim yang ingin mendirikan Katibah Nusantara. Dia ingin dijadikan leader di kelompok ISIS Asia Tenggara," katanya.
Bachrun Naim saat ini disebutkan bersaing dengan kelompok dari Filipina Selatan yang sudah mendeklarasikan lebih dulu sebagai ISIS. Sedangkan Katibah Nusantara merupakan kaki tangan ISIS yang dikepalai oleh orang Indonesia. Menurut Tito, kelompok Katibah Nusantara juga sudah mengirimkan banyak anggotanya untuk berperang di negara-negara konflik seperti Afghanistan dan Timur Tengah.
Nama Bahrun Naim sendiri pertama kali mencuat ke permukaan ketika ditangkap Densus 88/Antiteror Polri, 9 November 2010. Saat itu, Naim ditangkap bersama sejumlah barang bukti berupa ratusan butir amunisi ilegal. Namun, dalam persidangan di PN Surakarta, Naim tidak dijerat dengan UU Terorisme. Dia 'hanya' dijerat dengan Darurat No 12/1951 tentang Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak. Putusan majelis hakim di PN Surakarta pada 9 Juni 2011 menjatuhkan vonis penjara 2 tahun 6 bulan.
Setelah bebas dari penjara, Naim kembali berkiprah bersama jaringannya. Dia kemudian diketahui bergabung dengan kelompok ISIS. Namanya sering muncul dalam pemberitaan hampir setiapkali ada WNI yang diketahui bergabung ke ISIS. Nama Naim semakin kuat disebut terkait hilangnya seorang mahasiswi semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Siti Lestari, Maret 2015. Mahasiswi asal Demak, Jateng itu terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga meminta kiriman uang Rp 3,5 juta untuk biaya perkuliahan. Namun setelah itu dia justru meninggalkan kuliah.
Sementara itu, 7 orang dipastikan tewas, selain 24 korban luka, dalam serangan teror di seputar Gedung Sarinah Jakarta, Kamis siang. Laporan kepolisian, 5 dari 7 yang tewas itu adalah pelaku teror, sementara 2 korban lagi adalah warga sipil. Dua (2) warga sipil korban tewas masing-masing asal Indonesia dan warga negara Kanada. Jenasah yang semuanya laki-laki dibawa ke RS Polri Kramat Jati Jakarta.
"Kami sedang lakukan pemeriksaan terhadap 7 jenazah, di mana 6 orang WNI, 1 WNA. Kemudian untuk nama dan identitas akan kami laporkan setelah teridentifikasi," ungkap Wakil Kepala RS Polri, Kombes Rusdianto, kepada detikcom kemarin.
Menurut Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan, dari 5 teroris yang tewas, 3 orang di antaranya ditembak mati petugas di Pos Polisi Sarinah. Sedangkan 2 teroris lagi masing-masing teweas sebagai pelaku bom bunuh diri di Starbucks dan di depan Starbucks.
Selanjutnya...
Komentar