ICNT Deklarasikan Jaga Warisan Pusaka
Tuan rumah pelaksanaan ICNT mendatang dari Gianyar, tahun 2019 mendatang ke Bermuda.
GIANYAR, NusaBali
Penyelenggaraan International Conference of National Trusts (ICNT) telah berlangsung lima hari di Kabupaten Gianyar, sejak Senin (11/9) lalu. Organisasi pelestari budaya berbagai negara dunia yang bergabung dalam The International National Trusts Organisation (INTO) ini setiap hari mengikuti berbagai kegiatan dan kunjungan ke tempat wisata dan tempat bersejarah di Gianyar.
Serangkaian kegiatan ICNT yang dihadiri 200 peserta dari 31 negara ini pun berakhir Jumat (15/9) di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar.
Sebelum upacara penutupan, para delegasi dari lima benua diajak keliling di areal Pura Samuan Tiga, Bedulu, Gianyar. Para delegasi tidak hanya menikmati setiap ornamen bangunan yang bernilai sejarah tinggi di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar. Mereka juga disuguhi Tarian Kecak yang merupakan warisan budaya turun-temurun.
Pada acara pentutupan ICNT di Gianyar dilaksanakan Deklarasi Gianyar serta penyerahan estapet tuan rumah pelaksanaan ICNT mendatang dari Kabupaten Gianyar kepada tuan rumah pelaksanaan ICNT tahun 2019 mendatang yakni Bermuda. Bermuda merupakan sebuah wilayah seberang laut Britania Raya di Samudra Atlantik bagian utara sekitar 933 kilometer dari pesisir Carolina Utara, Amerika Serikat.
Ketua Dewan Pembina Badan Pelestarian Pusaka Inonesia (BPPI) Hashim Djojohadikusumo mengatakan Deklarasi Gianyar pada hakikatnya merupakan kesepakatan bersama untuk menjaga warisan pusaka yang termasuk di dalamnya seni dan budaya. Semua itu merupakan tanggungjawab bersama yakni pemerintah dan masyakat.
Dikatakan, tanggungjawab bersama atas pelestarian budaya termasuk bahana, alam serta satwa. Salah satu diantaranya dengan menjaga kebersihan sungai, keindahan laut serta kelestarian alam beserta isinya.
Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata mengatakan konferensi ini merupakan tahap awal. Kelanjutannya Pemkab Gianyar akan mulai meningkatkan pemahaman masyarakat terutama anak–anak, pelajar tentang museum. Rencananya, kegiatan pemahaman tentang museum tersebut dimulai bulan depan dengan mendatangkan tim dari BPPI yang dimulai dari pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehingga dengan memberikan pemahaman tentang museum tersebut, pelajar dapat mengetahui peradaban, sejarah masa lalu. “Selama ini museum itu dianggap barang mati. Padahal museum merupakan simbol–simbol wakil masa lalu sehingga kita harus ambil nilai sejarah dan peradaban yang telah diwariskan,” ujar Bupati Agung Bharata.
Bupati Agung Bharata menambahkan pemahaman tentang museum akan dimulai dari pelajar tingkat SMP melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga, pelajar tingkat SMP tidak hanya mendapat materi pendidikan bidang keilmuan semata, namun juga materi kebudayaan dan budi pekerti. “SMP itu 40 persen materi pendidikan bidang keilmuan dan 60 persen budaya serta budi pekerti. Nanti kita konsepkan itu,” jelas Bupati Agung Bharata.
Ketua BPPI, Catrini Kubontubuh, mengapresiasi komitmen Pemkab Gianyar yang sangat tinggi, di bawah kepemimpinan Bupati Agung Bharata dalam upaya pelestarian warisa pusaka. Komitmen tersebut diharapkan dapat dilanjutkan oleh pemimpin–pemimpin Gianyar masa mendatang. Sehingga tahap pelaksanaan yang seharusnya sudah tahap berlari tidak harus berjalan lagi mundur ke belakang. *nvi
Serangkaian kegiatan ICNT yang dihadiri 200 peserta dari 31 negara ini pun berakhir Jumat (15/9) di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar.
Sebelum upacara penutupan, para delegasi dari lima benua diajak keliling di areal Pura Samuan Tiga, Bedulu, Gianyar. Para delegasi tidak hanya menikmati setiap ornamen bangunan yang bernilai sejarah tinggi di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar. Mereka juga disuguhi Tarian Kecak yang merupakan warisan budaya turun-temurun.
Pada acara pentutupan ICNT di Gianyar dilaksanakan Deklarasi Gianyar serta penyerahan estapet tuan rumah pelaksanaan ICNT mendatang dari Kabupaten Gianyar kepada tuan rumah pelaksanaan ICNT tahun 2019 mendatang yakni Bermuda. Bermuda merupakan sebuah wilayah seberang laut Britania Raya di Samudra Atlantik bagian utara sekitar 933 kilometer dari pesisir Carolina Utara, Amerika Serikat.
Ketua Dewan Pembina Badan Pelestarian Pusaka Inonesia (BPPI) Hashim Djojohadikusumo mengatakan Deklarasi Gianyar pada hakikatnya merupakan kesepakatan bersama untuk menjaga warisan pusaka yang termasuk di dalamnya seni dan budaya. Semua itu merupakan tanggungjawab bersama yakni pemerintah dan masyakat.
Dikatakan, tanggungjawab bersama atas pelestarian budaya termasuk bahana, alam serta satwa. Salah satu diantaranya dengan menjaga kebersihan sungai, keindahan laut serta kelestarian alam beserta isinya.
Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata mengatakan konferensi ini merupakan tahap awal. Kelanjutannya Pemkab Gianyar akan mulai meningkatkan pemahaman masyarakat terutama anak–anak, pelajar tentang museum. Rencananya, kegiatan pemahaman tentang museum tersebut dimulai bulan depan dengan mendatangkan tim dari BPPI yang dimulai dari pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehingga dengan memberikan pemahaman tentang museum tersebut, pelajar dapat mengetahui peradaban, sejarah masa lalu. “Selama ini museum itu dianggap barang mati. Padahal museum merupakan simbol–simbol wakil masa lalu sehingga kita harus ambil nilai sejarah dan peradaban yang telah diwariskan,” ujar Bupati Agung Bharata.
Bupati Agung Bharata menambahkan pemahaman tentang museum akan dimulai dari pelajar tingkat SMP melalui kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga, pelajar tingkat SMP tidak hanya mendapat materi pendidikan bidang keilmuan semata, namun juga materi kebudayaan dan budi pekerti. “SMP itu 40 persen materi pendidikan bidang keilmuan dan 60 persen budaya serta budi pekerti. Nanti kita konsepkan itu,” jelas Bupati Agung Bharata.
Ketua BPPI, Catrini Kubontubuh, mengapresiasi komitmen Pemkab Gianyar yang sangat tinggi, di bawah kepemimpinan Bupati Agung Bharata dalam upaya pelestarian warisa pusaka. Komitmen tersebut diharapkan dapat dilanjutkan oleh pemimpin–pemimpin Gianyar masa mendatang. Sehingga tahap pelaksanaan yang seharusnya sudah tahap berlari tidak harus berjalan lagi mundur ke belakang. *nvi
1
Komentar