SMAN 2 Semarapura Terapkan Full Day School
SMAN 2 Semarapura, Klungkung memberanikan diri menerapkan full day school (belajar sehari penuh).
SEMARAPURA, NusaBali
Program ini berjalan sejak tahun ajaran baru, Juli 2017. Semua siswa belajar sesuai hari kerja pegawai Senin sampai Jumat dengan pelajaran dimulai dari pukul 07.30 Wita-16.00 Wita. Sedangkan Sabtu dan Minggu, semua siswa libur.
Karena siswa belajar hampir seharian di sekolah, maka Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru sangat minim kepada siswa. Kalau pun ada PR itu porsinya sangat ringan. Pelajaran maupun tugas-tugas lebih banyak dikerjakan di sekolah.
Kepala SMAN 2 Semarapura Gusti Lanang Made Puji mengatakan, selama berjalan hampir dua bulan full day school di sekolah yang dipimpinnya, berjalan lancar. Karena secara persyaratan sudah memenuhi, di antaranya sarana dan prasarana penunjang sudah tersedia, seperti wahana olahraga, kantin, dan lainnya. “Terpenting, kami mendapatkan dukungan dari para guru dan pegawai, termasuk dukungan dari orangtua siswa,” ujarnya.
Saat ini SMAN 2 Semarapura memiliki 837 siswa, 42 guru negeri dan 29 guru honorer. Lebih lanjut, Kasek Lanang Puji menjelaskan sesuai dengan petunjuk dari pusat tentang full day school, maka siswa di SMAN 2 Semarapura masuk sekolah selama 5 hari yakni Senin-Jumat. Sedangkan Sabtu-Minggu siswa bisa menghabiskan waktu di rumah.
Untuk waktu pembelajaran tersebut dimulai dari pukul 07.30 Wita-16.00 Wita, namun siswa harus tiba di sekolah pukul 07.15 Wita. Karena selama 15 menit itu siswa akan diberikan pendidikan karakter. Di antaranya menjaga lingkungan kebersihan di masing-masing kelas, resume literasi. Khusus pada Selasa dan Kamis sebelum masuk kelas dan Puja Trisandya siswa diajak duduk hening atau Transendental Meditasi (TM). Tujuannya, agar pikiran siswa lebih tenang dalam proses pembelajaran.
Kata dia, pelajaran ekstrakurikuler dan olahraga dilakukan pada jam terakhir di sekolah. Kini tidak ada olahraga pagi karena semua dilakukan pada sore hari. Sedangkan waktu istriahat siswa dua kali dengan waktu 30 menit, pada Senin-Kamis istirahat pertama dari puku 10.30 Wita-11.00 dan istirahat kedua pukul 14.00 Wita-14.30 Wita. Kalau hari Jumat istirahat hanya sekali, namun waktunya 1 jam dari pukul 12.00 Wita-13.00. Bagi siswa non Hindu (muslim) bisa melakukan Shallat Jumat. “Selain Padmasana, kami juga memiliki mushola di sekolah,” katanya.
Kata dia, karena siswa belajar sampai sore di sekolah, maka saat pulang, guru tidak akan terlalu membebankan tugas atau pekerjaan rumah (PR). Kalau pun ada PR, hanya bersifat ringan. Karena tugas lebih banyak dikerjakan di sekolah. Sehingga ketika pulang siswa bisa berkumpul bersama keluarga. Karena mereka sudah cukup lelah belajar, maka siswa yang suka keluyuran otomatis akan berkurang. “Sabtu dan Minggu siswa bisa fokus bersama keluarga,” katanya.
Kata Lanang, full day school ini ke depannya jika dinilai kurang sesuai, akan dievaluasi. Apakah program ini akan terus dilaksanakan atau dikembalikan seperti semula. *wa
Karena siswa belajar hampir seharian di sekolah, maka Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru sangat minim kepada siswa. Kalau pun ada PR itu porsinya sangat ringan. Pelajaran maupun tugas-tugas lebih banyak dikerjakan di sekolah.
Kepala SMAN 2 Semarapura Gusti Lanang Made Puji mengatakan, selama berjalan hampir dua bulan full day school di sekolah yang dipimpinnya, berjalan lancar. Karena secara persyaratan sudah memenuhi, di antaranya sarana dan prasarana penunjang sudah tersedia, seperti wahana olahraga, kantin, dan lainnya. “Terpenting, kami mendapatkan dukungan dari para guru dan pegawai, termasuk dukungan dari orangtua siswa,” ujarnya.
Saat ini SMAN 2 Semarapura memiliki 837 siswa, 42 guru negeri dan 29 guru honorer. Lebih lanjut, Kasek Lanang Puji menjelaskan sesuai dengan petunjuk dari pusat tentang full day school, maka siswa di SMAN 2 Semarapura masuk sekolah selama 5 hari yakni Senin-Jumat. Sedangkan Sabtu-Minggu siswa bisa menghabiskan waktu di rumah.
Untuk waktu pembelajaran tersebut dimulai dari pukul 07.30 Wita-16.00 Wita, namun siswa harus tiba di sekolah pukul 07.15 Wita. Karena selama 15 menit itu siswa akan diberikan pendidikan karakter. Di antaranya menjaga lingkungan kebersihan di masing-masing kelas, resume literasi. Khusus pada Selasa dan Kamis sebelum masuk kelas dan Puja Trisandya siswa diajak duduk hening atau Transendental Meditasi (TM). Tujuannya, agar pikiran siswa lebih tenang dalam proses pembelajaran.
Kata dia, pelajaran ekstrakurikuler dan olahraga dilakukan pada jam terakhir di sekolah. Kini tidak ada olahraga pagi karena semua dilakukan pada sore hari. Sedangkan waktu istriahat siswa dua kali dengan waktu 30 menit, pada Senin-Kamis istirahat pertama dari puku 10.30 Wita-11.00 dan istirahat kedua pukul 14.00 Wita-14.30 Wita. Kalau hari Jumat istirahat hanya sekali, namun waktunya 1 jam dari pukul 12.00 Wita-13.00. Bagi siswa non Hindu (muslim) bisa melakukan Shallat Jumat. “Selain Padmasana, kami juga memiliki mushola di sekolah,” katanya.
Kata dia, karena siswa belajar sampai sore di sekolah, maka saat pulang, guru tidak akan terlalu membebankan tugas atau pekerjaan rumah (PR). Kalau pun ada PR, hanya bersifat ringan. Karena tugas lebih banyak dikerjakan di sekolah. Sehingga ketika pulang siswa bisa berkumpul bersama keluarga. Karena mereka sudah cukup lelah belajar, maka siswa yang suka keluyuran otomatis akan berkurang. “Sabtu dan Minggu siswa bisa fokus bersama keluarga,” katanya.
Kata Lanang, full day school ini ke depannya jika dinilai kurang sesuai, akan dievaluasi. Apakah program ini akan terus dilaksanakan atau dikembalikan seperti semula. *wa
Komentar