Panpel Tepis Isu Politisasi
”Kejadian itu dari kami sedikitpun tidak ada niat buruk, apalagi mempolitisasi momentum pembukaan Porprov”
Terkait “Insiden” Pembukaan Porprov
GIANYAR, NusaBali
Panitia Pelaksana (Panpel) Pekan Olahraga Propinsi (Porprov) Bali 2017 mengklarifikasi adanya kisruh pembukaan Porprov Bali XIII di Stadion Kapten Wayan Dipta.
Ketua Pelaksana Porprov Bali 2017 Pande Made Purwata didampingi Ketua Umum KONI Gianyar Ketut Jagrasunu dan Wakil Ketua Panitia Pelaksana Nyoman Alit Rama mengatakan tidak ada niat buruk panitia Porprov mempolitisasi acara pembukaan Porprov sesuai dengan kabar yang beredar di masyarakat.
"Kejadian itu dari kami sedikitpun tidak ada niat buruk, apalagi mempolitisasi momentum pembukaan Porprov," ucapnya kepada wartawan di Media Center Porprov, Senin (18/9).
Pande Made Purwata mengatakan pementasan tari kolosal Brahma Murti tersebut bukan hiburan tetapi merupakan rangkaian penyalaan Api Obor sebagai acara puncak. Waktu sambutan Gubernur Bali yang pada kesempatan tersebut diwakilkan Wagub Ketut Sudikerta diberikan saat puncak acara yakni sebelum menekan Sirine dan penyalaan Obor Porprov Bali 2017.
"Untuk konsep pembukaan kami memang konsep lain dari pada yang lain. Kami di Gianyar yang merupakan daerah atau gumi seni memadukan semua rangkaian acara tersebut dengan seni sesuai dengan Tema Porprov Bali tahun ini Meraih Prestasi di Gumi Seni. Konsep seni itu kami sudah memohon masukan kepada koordinator seni di Gianyar Made Sidia."
"Tari itupun diberi judul Brahma Murti yang mengandung unsur penciptaan api dari Dewa Brahma yang saat acara disimbolkan dengan menyalakan Obor Porprov yang sangat kami sakralkan dan pengambilan api juga melalui ritual di Pura Hyang Api Klusa, Payangan," jelasnya.
Terkait anggapan panitia Porprov membubarkan defile atlet, menurut Pande Made Purwata itu tidak benar, karena atlet yang keluar dari arena lapangan langsung menuju tribun untuk mendengarkan sambutan dan menyaksikan pementasan Tari Brahma Murti tersebut.
Sementara Ketua Umum KONI Gianyar Ketut Jagrasunu menanggapi tentang beredarnya kabar atlet yang masuk ke Stadion Dipta justru dipungut bayaran Rp 30 ribu, hal tersebut merupakan kabar bohong. Termasuk wacana pihak panitia diatur Event Organiser (EO) juga penilaian keliru, karena justru EO hanya menjalankan konsep yang diberikan pihak panitia.
"Saya menanggapi soal atlet yang dipungut bayaran, itu tidak benar. Disana ada pengamanan mana mungkin itu bisa terjadi. Terus kalau soal kami diatur EO itu juga tidak benar karena EO hanya melaksanakan konsep yang diinginkan panitia," tegasnya, seperti dilansir rri.co.id.
Seperti ramai diberitakan dan menjadi perbincangan di masyarakat dan medos sebelumnya, pembukaan Porprov Bali 2017 di Stadion Kapten Wayan Dipta sempat menimbulkan kekecewaan Wagub Sudikerta, sehingga meninggalkan acara tanpa memberikan sambutan. Guna meredam polemik yang ada, Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Wakil Bupati Gianyar Agus Mahayastra dikabarkan sudah melakukan sowan dan bertemu dengan Wagub Ketut Sudikerta. *dek
1
Komentar