SAR Singaraja Kekurangan Personel
12 Personel Siaga di Wilayah Potensi Kerawanan Tinggi
SINGARAJA, NusaBali
Pos Search and Rescue (SAR) Singaraja yang bermarkas di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak hingga saat ini masih kekurangan personel yang hanya diperkuat dengan 12 orang anggota. Meski jauh dari kata ideal, Pos SAR Buleleng terus memaksimalkan tenaga yang ada saat melakukan evakuasi.
Kepala Pos SAR Buleleng, Made Neksen yang ditemui belum lama ini mengakui bahwa sejauh ini pihaknya masih kekurangan personel. Jika dilihat dari luas Buleleng, idealnya dia memiliki 50 orang personel untuk memback up segala kemungkinan bencana yang memerlukan langkah evakuasi.
Secara garis besar Buleleng dengan luas wilayah dan geografinya memiliki potensi bencana yang cukup komplet. Mulai dari tanah longsor, banjir bandang, puting beliung, gempa yang merupakan bencana di daratan termasuk orang hilang di tengah laut dan tsunami karena memiliki garis pantai terpanjang di Bali.
Selama ini dengan keterbatasan personel yang dimiliki, sering menjadi kendala apabila terjadi bencana di dua titik bersamaan yang memerlukan evakuasi dan tenaga SAR. Selain itu kendala yang selama ini dihadapi tim SAR Buleleng, terkait keterlambatan informasi di lapangan. Informasi yang didapatkan seringkali hanya datang dari pusat, sehingg terkesan agak terlambat. “Laporan kebanyakan kiriman dari luar daerah, tidak langsung dari masyarakat di sini,” katanya.
Meski demikian, tingginya potensi bencana di Buleleng menurut Neksen sudah tertangani dnegan baik. Hingga September ini hanya ada 20 kasus yang dilaporkan dan tertangani dengan baik. Terutama kasus nelayan hilang di tengah laut, yang sebagian besar dapat dievakausi dengan pencarian tim gabungan, baik dari kepolisian, TNI dan juga BPBD Buleleng. *k23
Kepala Pos SAR Buleleng, Made Neksen yang ditemui belum lama ini mengakui bahwa sejauh ini pihaknya masih kekurangan personel. Jika dilihat dari luas Buleleng, idealnya dia memiliki 50 orang personel untuk memback up segala kemungkinan bencana yang memerlukan langkah evakuasi.
Secara garis besar Buleleng dengan luas wilayah dan geografinya memiliki potensi bencana yang cukup komplet. Mulai dari tanah longsor, banjir bandang, puting beliung, gempa yang merupakan bencana di daratan termasuk orang hilang di tengah laut dan tsunami karena memiliki garis pantai terpanjang di Bali.
Selama ini dengan keterbatasan personel yang dimiliki, sering menjadi kendala apabila terjadi bencana di dua titik bersamaan yang memerlukan evakuasi dan tenaga SAR. Selain itu kendala yang selama ini dihadapi tim SAR Buleleng, terkait keterlambatan informasi di lapangan. Informasi yang didapatkan seringkali hanya datang dari pusat, sehingg terkesan agak terlambat. “Laporan kebanyakan kiriman dari luar daerah, tidak langsung dari masyarakat di sini,” katanya.
Meski demikian, tingginya potensi bencana di Buleleng menurut Neksen sudah tertangani dnegan baik. Hingga September ini hanya ada 20 kasus yang dilaporkan dan tertangani dengan baik. Terutama kasus nelayan hilang di tengah laut, yang sebagian besar dapat dievakausi dengan pencarian tim gabungan, baik dari kepolisian, TNI dan juga BPBD Buleleng. *k23
1
Komentar