Iklan Kondom Bikin Warga India Berang
Iklan kondom merek populer,Manforce, yang beredar luas menjelang festival Hindu Navratri di Gujarat, India, membuat sejumlah warga India berang.
NEW DELHI, NusaBali
Hanya beberapa hari menjelang festival sembilan hari Navratri -yang dimulai Kamis (22/09)- sebuah papan iklan besar dipasang di berbagai kota di Negara Bagian Gujarat.
Di papan itu terpajang foto mantan bintang porno Kanada berdarah India, Sunny Leone, yang memberikan nasehat untuk "Bermain di perayaan Navratri tahun ini, tetapi dengan cinta". Leone adalah model terbaru Manforce, perusahaan kondom terbesar di India.
Banyak netizen yang menyebut iklan itu 'menyakitkan hati'. Konfederasi Seluruh Perusahaan Dagang India (CAIT), bahkan telah mengirimkan surat kepada pemerintah untuk melarang iklan tersebut. "Ini cara yang tidak dewasa dan tidak bertanggung jawab untuk mendongkrak penjualan, tapi dengan menyinggung budaya kita," tulis petisi yang dibuat CAIT.
Kepada BBC, Rabu (20/09), Sekjen CAIT Praveen Khandelwal menyatakan "Navratri adalah festival suci untuk merayakan kekuatan perempuan. Dan mengait-ngaitkan kondom dengan festival ini sangatlah tidak sopan."
Seorang netizen mencuit kepada Leone, "iklan yang tidak sopan. Apa Anda tahu Navritri itu tentang apa!?" (BBC)
Khandelwal yang berkantor di Delhi, melihat papan iklan tersebut saat berkunjung ke kota Surat di Gujarat, awal pekan ini.
"Iklannya sendiri memang tidak menggunakan kata kondom sama sekali, tapi iklan ini jelas menyuruh anak muda untuk menggunakan kondom Manforce, tapi atas nama festival Navratri. Jelas ini tidak beretika," katanya.
Khandelwal meminta adanya tindakan hukum kepada perusahaan kondom dan modelnya 'agar perbuatan serupa tidak terjadi lagi di masa yang akan datang'.
Namun, jika dilihat lebih jauh, beberapa orang tidak mempermasalahkan iklan kondom saat festival Navratri, karena memang relevan dan dinilai perlu.
Sejak akhir 1990an, banyak laporan yang menyebutkan bahwa selama festival, muda-mudi kerap melakukan hubungan seks tanpa kondom, dan dua bulan kemudian, angka kehamilan meningkat, yang berujung banyaknya yang datang ke klinik untuk aborsi.
Meskipun banyak warga Gujarat yang menegaskan bahwa laporan itu dilebih-lebihkan dan bahkan dikarang-karang, faktanya tetap saja ada, setidaknya melalui pengungkapan oleh sejumlah dokter terkait naiknya tingkat aborsi. Kondisi ini bahkan sempat membuat pejabat pemerintah setempat mengungkapkan kekhawatirannya. *
Komentar