Buruh Galian C Mengungsi, Pasir Langka
Penjual pasir di Kabupaten Klungkung mulai merasakan dampak dari aktivitas vulkanik Gunung Agung, Karangasem, yang saat ini berstatus level IV atau siaga.
SEMARAPURA, NusaBali
Warga termasuk para pekerja galian C di lereng Gunung Agung radius 12 km sudah mengungsi, maka pasokan galian C khususnya pasir dari Karangasem jadi langka.
Pantauan NusaBali, Minggu (24/9), kelangkaan pasir dirasakan para pedagang pasir di jalan Bypass Prof IB Mantra, Desa Gunaksa, Dawan, Klungkung. Rata-rata mereka masih memiliki stok pasir sekitar 15 truk, cukup untuk dijual dua hari ke depan. Karena pasokan minim, harga pasir jadi tinggi. Dari kisaran Rp 1 juta/truk, naik 100 persen menjadi Rp 2 juta - Rp 2,5 juta/truk.
Pemasok pasir di Desa Gunaksa, Klungkung, Ni Wayan Sukani, mengaku pasrah terhadap keadaan ini. Karena pasir di Klungkung didatangkan dari Karangasem. Dia memperkerjakan 22 buruh angkut pasir dan terancam mengangur. “Kalau pasir terus langka, paling saya akan kembali nyait canang di rumah,” kata buruh pasir Ni Nengah Wini.
Salah seorang kontraktor di Klungkung I Nengah Sudiartana merasakan kelangkaan material berupa pasir dan batu itu. Kalau pun dapat material, harganya naik 100 persen lebih, dari Rp 1 juta/truk jadi Rp 2,5 juta/truk. Untuk material batu dari harga Rp 1,8 juta/truk naik jadi Rp 3,5 juta/truk.
“Material masih ada di Karangasem. Tapi karena buruhnya mengungsi, maka material tidak bisa didistribusikan,” katanya.
Pihaknya selaku rekanan akan berkoordinasi dengan Pemkab Klungkung. Karena jika mendatangkan material dari luar Bali akan terkenda izin serta biayanya naik berkali lipat.
Dikonfirmasi terpisah, Sekda Klungkung Gde Putu Winastra tentu akan ada penetapan status kedaruratan akibat terdampak Gunung Agung ini. Dampaknya akan dibicarakan dengan penandatanganan kontrak antara rekanan ada pejabat pembuat komitmen (PPK) dan lainnya. Salah satunya, bisa dengan peninjauan kontrak. “Dampak terkait sulitnya distribusi pasir ini tentu akan disurvei,” katanya. *wa
Warga termasuk para pekerja galian C di lereng Gunung Agung radius 12 km sudah mengungsi, maka pasokan galian C khususnya pasir dari Karangasem jadi langka.
Pantauan NusaBali, Minggu (24/9), kelangkaan pasir dirasakan para pedagang pasir di jalan Bypass Prof IB Mantra, Desa Gunaksa, Dawan, Klungkung. Rata-rata mereka masih memiliki stok pasir sekitar 15 truk, cukup untuk dijual dua hari ke depan. Karena pasokan minim, harga pasir jadi tinggi. Dari kisaran Rp 1 juta/truk, naik 100 persen menjadi Rp 2 juta - Rp 2,5 juta/truk.
Pemasok pasir di Desa Gunaksa, Klungkung, Ni Wayan Sukani, mengaku pasrah terhadap keadaan ini. Karena pasir di Klungkung didatangkan dari Karangasem. Dia memperkerjakan 22 buruh angkut pasir dan terancam mengangur. “Kalau pasir terus langka, paling saya akan kembali nyait canang di rumah,” kata buruh pasir Ni Nengah Wini.
Salah seorang kontraktor di Klungkung I Nengah Sudiartana merasakan kelangkaan material berupa pasir dan batu itu. Kalau pun dapat material, harganya naik 100 persen lebih, dari Rp 1 juta/truk jadi Rp 2,5 juta/truk. Untuk material batu dari harga Rp 1,8 juta/truk naik jadi Rp 3,5 juta/truk.
“Material masih ada di Karangasem. Tapi karena buruhnya mengungsi, maka material tidak bisa didistribusikan,” katanya.
Pihaknya selaku rekanan akan berkoordinasi dengan Pemkab Klungkung. Karena jika mendatangkan material dari luar Bali akan terkenda izin serta biayanya naik berkali lipat.
Dikonfirmasi terpisah, Sekda Klungkung Gde Putu Winastra tentu akan ada penetapan status kedaruratan akibat terdampak Gunung Agung ini. Dampaknya akan dibicarakan dengan penandatanganan kontrak antara rekanan ada pejabat pembuat komitmen (PPK) dan lainnya. Salah satunya, bisa dengan peninjauan kontrak. “Dampak terkait sulitnya distribusi pasir ini tentu akan disurvei,” katanya. *wa
1
Komentar