Tindakan Medis Masih Kurang dan Lambat
Tingkat pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, kembali diuji. Kali ini yang dipapar adalah hasil survei dari tim independen.
Hasil Survei Pelayanan RSUD Buleleng
SINGARAJA,NusaBali
Tingkat pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, kembali diuji. Kali ini yang dipapar adalah hasil survei dari tim independen yang disampaikan dalam pertemuan menjelang pengumuman akreditasi dan menyempurnakan pelayanan RSUD, Sabtu (9/10) di aula rumah sakit setempat.
Hasilnya masih cukup mengecewakan karena RSUD Buleleng dinilai lebih utamakan kelengkapan administrasi pasien, ketimbang tindakan medis terhadap pasien. Pertemuan itu dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Bali Gede Kusuma Putra, Ketua Komisi IV DPRD Buleleng Ketut Wirsana, utusan dari PHDI dan sejumlah elemen masyarakat.
Tokoh masyarakat Made Rimbawa mengungkapkan, manejemen RSUD sampai saat ini masih terkesan mengutamakan kelengkapan administrasi ketika ada pasien masuk ke rumah sakit. Bahkan, pasien yang membutuhkan pelayanan Instalasi Rawat Darurat (IRD) sekalipun, pihak menejemen meminta pengantar atau keluarga melengkapi administrasi pasien. “Ini sering dikeluhkan keluarga pasien, karena administrasi yang harusnya bisa diurus belakangan, namun malah terbalik. Banyak pasien yang mengeluhkan pelayanan seperti itu,” katanya.
Senada juga disampaikan tokoh perempuan Buleleng Ni Made Cantiari. Dia menilai, tindakan medis baru bisa diberikan terhadap pasien, jika keluarga atau pengantar pasien menunjukkan kelengkapan administrasi dari si pasien. “Sering pasien mengeluh kalau penanganan lambat karena adminsitrasi harus dilengkapi terlebih dahulu,” katanya.
Koordinator survei kepuasan pelayanan RSUD Buleleng Gede Made Metera memaparkan, ada dua hal pokok yang ditemukan dalam survei tersebut. Satu diantaranya menyangkut pelayanan medis RSUD, dimana tindakan medis itu dilakukan setelah administrasi pasien dinyatakan lengkap. Kendati demikian, tingkat kepuasan masyarakat terhadap keseluruhan pelayanan mencapai 96 responden. “Dua hal itu kami temukan setelah mengolah data dari responden. Dan memang semestinya tindakan medis diutamakan, setelah itu lanjut pada proses administrasi kelengkapan pasien,” jelasnya.
Sementara, Dirut RSUD Buleleng dr Gede Wiartana mengatakan, selama ini pihaknya berupaya memberikan pelayanan yang terbaik. Kebijakan ini ditempuh agar semua pengaduan masayarakat lebih fokus sehingga pembenahan SDM bisa secepatnya diupayakan. “Kami menyediakan kuisioner tanpa harus menyebutkan identitas diri yang melapor. Cukup disebutkan identitas petugas yang melayani pasien, kapan peristiwa itu terjadi dan ruangan apa dan pasti kami akan tindaklanjuti," katanya.
Terkait pertemuan dengan para tokoh masyarakat, dr. Wiartana mengatakan, pihak menejemen ingin mendapatkan masukan dan saran untuk mengembangkan pelayanan di rumah sakit. Apalagi, Instalasi Rawat Darurat (IRD) yang tengah dibangun, sehingga dipandang perlu untuk mencari masukan menyangkut fasilitas untuk menjawab tuntutan masyarakat, sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
Komentar