Denpasar Kritisi Kinerja Porprov Gianyar
Akibatnya, kontingen Porprov masing-masing daerah merasa dikerjai panitia lokal Porprov. Soal akurasi data dan update medali Porprov selalu ada perbedaan yang muncul.
DENPASAR, NusaBali
Pelaksanaan Porprov Bali XIII/2017 di Gianyar disebut-sebut paling kacau dan terburuk sepanjang multievent olahraga itu digulirkan. Dimana, 26 tahun lalu dengan nama Porda dan berubah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
Demikian penilaian Humas KONI Kota Denpasar, Dewa Gde Rai, yang mengkritisi proses pelaksanaan Porprov yang berakhir pada Minggu (23/9). Menurut Dewa Rai, mulai saat pembukaan Porprov sudah kacau.
“Itu semua karena panitia tidak profesional menjalankan tugasnya, sehingga pembukaan sangat mencoreng Gianyar,”kata Gde Rai
Akibatnya, kontingen Porprov masing-masing daerah merasa dikerjai panitia local Porprov. Hal lainnya yakni soal akurasi data dan update medali Porprov. Selalu ada perbedaan yang muncul. Padahal dari hasil rekap tim kontingen hasilnya lain. Sehingga saat diterbitkan selalu ada perbedaan.
"Ini jelas-jelas tidak profesional dan bagi kami ini Porprov terburuk sepanjang sejarah," terang Dewa Rai.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Ketua Harian KONI Gianyar yang juga Ketua Panpel Pelaksana Pande Purwata belum bisa dihubungi.
Sementara itu hasil peringkat akhir Porprov, prestasi terburuk dicatatkan kontingen Jembrana. Dari sebelumnya 2 tahun lalu di Buleleng bercokol diperingkat 5, kini kini turun 3 tingkat ke peringkat 8.
Sedangkan Kontingen Klungkung naik satu tingkat di urutan 5. Sementara prestasi Bangli juga moncer, dengan naik dua tingkat ke posisi 6 besar dari sebelumnya urutan peringkat 8.
Sedangkan status juru kunci tetap milik Tabanan. Sedangkan tuan rumah Gianyar naik satu tingkat ke peringkat 3, menggeser Buleleng yang turun ke urutan 4. Sedangkan Badung tetap sebagai juara umum, Denpasar ‘terpaku’ sebagai runner up.
Karangasem tetap di peringkat 7 klasemen akhir. Meski diawal sempat memimpin papan tengah hingga satu pekan berjalan. Namun seiring isu erupsi Gunung Agung hingga ke status Waspada, prestasi patriot olahraha Karangasem tertahan di posisi 7.
Ketum KONI Karangasem, Gede Suadi menegaskan tidak ingin mencari alasan atau pembelaan. Tapi yang perlu diketahui, konsentrasi atlet menurun di beberapa cabor terakhir. Itu karena atletnya terus mendapat telpun dari keluarganya di Karangasem.
"Awalnya kami ketat dan tidak boleh pegang hp sebelum bertanding. Tapi itu tidak bisa terlaksana untuk beberapa atlet satu minggu terakhir menjelang Porprov, " tutur Gede Suadi. *dek
Komentar