Karena Ternak, Warga Enggan Mengungsi
Setiap warga di Desa Ban memiliki hewan ternak seperti sapi, kambing, babi dan ayam, sehingga dilematis jika harus meninggalkan desanya.
SINGARAJA, NusaBali
Warga di zona merah dari ancaman letusan Gunung Agung belum seluruhnya bersedia mengungsi. Mereka pilih tinggal di rumahnya karena alasan punya peliharaan hewan ternak. Pihak desa pun telah berulangkali membujuk mereka agar ikut mengungsi. “Kami sudah berusaha melalui imbauan, sosialisasi dampak Gunung Agung, tapi warga tetap belum mau diajak mengungsi,” kata Kepala Desa (Perbekel) Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, I Wayan Kotag yang ditemui di lokasi pengungsian di Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Minggu (21/9) siang.
Kades Kotag menyebut, jumlah penduduk di desanya mencapai 11 ribu jiwa. Dari jumlah itu, yang baru didata di pengungsian di Desa Les hanya sebanyak 1.752 jiwa. Sisanya diperkirakan sebagian besar masih tinggal di Desa Ban. “Yang ada di sini (pengungsian,red) baru seribuan, kami sulit mendata karena ada juga yang mengungsi ke tempat lain. Tetapi kami yakin masih ada yang tinggal di desa,” terang Kotag yang sudah mengungsi di Desa Les sejak empat hari lalu bersama seluruh keluarganya.
Kotag mengaku tidak bisa lagi memantau seluruh warganya di Desa Ban, karena harus ikut mendampingi warganya yang sudah mengungsi di Desa Les. Kendati demikian, Kotag menyebut masih ada aparat desanya yang sering mengontrol warganya yang masih tinggal di Desa Ban. Kotag menyebut, warganya enggan diajak mengungsi karena alasan harta benda dan hewan ternak peliharaan. Disebutkan setiap warga di Desa Ban memiliki hewan ternak seperti sapi, kambing, babi dan ayam. “Mereka pikirkan hewan ternaknya, yang mau diajak mengungsi terpaksa jual hewan ternak dengan harga murah. Jadi ini serba salah, mau dijual ditawar murah, kalau dibawa menyulitkan,” ujarnya.
Kotag pun berharap pemerintah bisa memfasilitasi pengangkutan hewan ternak warganya, atau membeli hewan ternak warganya dengan harga normal. Sehingga warga mau diajak mengungsi ke tempat aman.
Sementara pantauan ke Desa Ban Minggu siang, terlihat beberapa rumah warga terutama yang berada di pinggir jalan tampak sudah kosong. Namun tidak sedikit warga setempat terlihat masih beraktivitas seperti biasa. Beberapa warung masih terlihat berjualan. Salah satu warga yang ditemui mengaku tetap tinggal karena punya hewan ternak dan orang tua yang tengah sakit. Ia pun pasrah jika nanti Gunung Agung erupsi. “Tiang ngelah ubuh-ubuhan, rerama gelem. Keweh tiang ngabe ngajak megedi. Depang di desa ajak tiang. (saya punya hewanternak, bapak sakit. Sulit bagi saya kalau diajak mengungsi. Biarkan saja, saya ajak didesa saja),” aku Wayan Ada, 39, ketika ditemui di pintu masuk menuju Desa Ban. *k19
Komentar