Umat Hindu Banten Gelar Doa Bersama
Umat Hindu provinsi Banten mengagendakan doa bersama untuk masyarakat Karangasem.
JAKARTA, NusaBali
Menurut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja, doa bersama merupakan bentuk solidaritas mereka terhadap khususnya masyarakat Karangasem pasca status ‘Awas’ Gunung Agung.
“Walau kami jauh berada di Banten, tetapi kami sangat peduli terhadap masyarakat yang berada di sekitar Gunung Agung, Karangasem. Kami agendakan doa bersama sebanyak dua kali, 1 Oktober dan 5 Oktober,” ujar Alit Wiratmaja kepada NusaBali, Senin (25/9).
1 Oktober, kata Alit, ada ngayah untuk persiapan odalan Pura Eka Wira Anantha di Serang, Banten. Pada tanggal tersebut, ada sejumlah kegiatan yang dihadiri umat Hindu Banten. Mulai dari pengobatan gratis, doa bersama untuk keselamatan masyarakat Karangasem hingga pelantikan pengurus Badan Kesehatan dan Pemberdayaan Umat serta Badan Keamanan Adat/Pecalang Hindu Provinsi Banten masa bakti 2017-2022.
Doa bersama kedua dilakukan pada 5 Oktober, karena bertepatan dengan odalan Pura Eka Wira Anantha. Pada saat itu, umat Hindu Banten dari enam banjar akan hadir.
“PHDI Banten juga telah menyampaikan agar umat Hindu di Banten mendoakan masyarakat Karangasem baik di Pura atau banjar masing-masing,” ucap Alit.
Mantan Dewan Pengawas RRI ini juga memaparkan, dua banjar di Banten dan Ikatan Pemuda Hindu Banten telah melakukan penggalangan bantuan. Mereka melakukannya sejak empat hari lalu dan sudah terkumpul dana tunai, pakaian dan sembako. Nantinya, banjar masing-masing yang akan menyalurkan bantuan tersebut ke Karangasem.
Terkait apakah ada keluarga umat Hindu Banten di Karangasem, Alit menerangkan, sampai saat ini yang terdata di banjar Rempoa ada 6 KK memiliki saudara di Karangasem. Namun mereka tidak sampai mengungsi di Rempoa. Melainkan mengungsi di tempat saudara lainnya di Denpasar. Alit berharap, semoga Gunung Agung yang berstatus Awas tidak berdampak negatif bagi umat manusia dan lingkungannya.
“Tapi jika sudah garisnya, itu merupakan kehendak dari Tuhan. Dalam konsep Hindu adalah Reta Buana, hukum alam tidak bisa dihindari. Mudah-mudahan para pengungsi sabar, tabah dan kuat menghadapi cobaan hidup. Tak lupa, Pemprov perlu perhatikan sanitasi tempat pengungsi serta memikirkan sekolah anak-anak pengungsi dimana,” imbuhnya. *k22
“Walau kami jauh berada di Banten, tetapi kami sangat peduli terhadap masyarakat yang berada di sekitar Gunung Agung, Karangasem. Kami agendakan doa bersama sebanyak dua kali, 1 Oktober dan 5 Oktober,” ujar Alit Wiratmaja kepada NusaBali, Senin (25/9).
1 Oktober, kata Alit, ada ngayah untuk persiapan odalan Pura Eka Wira Anantha di Serang, Banten. Pada tanggal tersebut, ada sejumlah kegiatan yang dihadiri umat Hindu Banten. Mulai dari pengobatan gratis, doa bersama untuk keselamatan masyarakat Karangasem hingga pelantikan pengurus Badan Kesehatan dan Pemberdayaan Umat serta Badan Keamanan Adat/Pecalang Hindu Provinsi Banten masa bakti 2017-2022.
Doa bersama kedua dilakukan pada 5 Oktober, karena bertepatan dengan odalan Pura Eka Wira Anantha. Pada saat itu, umat Hindu Banten dari enam banjar akan hadir.
“PHDI Banten juga telah menyampaikan agar umat Hindu di Banten mendoakan masyarakat Karangasem baik di Pura atau banjar masing-masing,” ucap Alit.
Mantan Dewan Pengawas RRI ini juga memaparkan, dua banjar di Banten dan Ikatan Pemuda Hindu Banten telah melakukan penggalangan bantuan. Mereka melakukannya sejak empat hari lalu dan sudah terkumpul dana tunai, pakaian dan sembako. Nantinya, banjar masing-masing yang akan menyalurkan bantuan tersebut ke Karangasem.
Terkait apakah ada keluarga umat Hindu Banten di Karangasem, Alit menerangkan, sampai saat ini yang terdata di banjar Rempoa ada 6 KK memiliki saudara di Karangasem. Namun mereka tidak sampai mengungsi di Rempoa. Melainkan mengungsi di tempat saudara lainnya di Denpasar. Alit berharap, semoga Gunung Agung yang berstatus Awas tidak berdampak negatif bagi umat manusia dan lingkungannya.
“Tapi jika sudah garisnya, itu merupakan kehendak dari Tuhan. Dalam konsep Hindu adalah Reta Buana, hukum alam tidak bisa dihindari. Mudah-mudahan para pengungsi sabar, tabah dan kuat menghadapi cobaan hidup. Tak lupa, Pemprov perlu perhatikan sanitasi tempat pengungsi serta memikirkan sekolah anak-anak pengungsi dimana,” imbuhnya. *k22
Komentar