Petugas Antisipasi Pengungsi Bodong
Hingga Rabu (27/9), ada 9.818 pengungsi tinggal di rumah-rumah penduduk pada tujuh kecamatan se-Gianyar.
Posko Sutasoma Perketat Administrasi Pengungsi
GIANYAR, NusaBali
Guna menjaga keamanan dan ketertiban, masuknya para pengungsi baru ke Posko Lapangan Sutasoma, Kecamatan Sukawati, Gianyar, diperketat. Sejak Rabu (27/9), relawan penerima para pengungsi mulai perketat administrasi kependudukan para pengungsi.
Bagi pengungsi yang akan masuk, diwajibkan menyertakan KK atau KTP. Jika kelupaan membawa dari kampung, minimal para pengungsi ini harus mendapat rekomendasi dari kelihan adat/dinas. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gianyar, AA Oka Digjaya mengatakan, pengetatan pendataaan kedatangan pengungsi tiada lain sebagai upaya pencegahan terhadap hal-hal yang tak diinginkan. “Minimal kalau bawa KTP itu sebagai dasar kami mendata. Karena disini kami harus pastikan para pengungsi ini tertib dan nyaman. Jika asal masuk, kami khawatir terjadi hal buruk di kemudian hari. Mengingat waktu pengungsian kemungkinan akan lama,” tegasnya.
Namun jika pengungsi tak sempat mambawa kartu identitas, pihaknya memberikan kebijakan masuk melalui perantara surat keterangan kelian adat/dinas dimana pengungsi tersebut berada selama ini. Kebijakan ini berlaku terutama bagi pengungsi mandiri yang selama ini tinggal di rumah kos atau kerabat, kemudian beralih pindah ke posko utama di Lapangan Sutasoma Sukawati “Pang sing uluk-uluk e (supaya tidak ditipu, Red),” ujarnya.
Dipaparkan Oka Digjaya, hingga hari kelima, Rabu kemarin, Posko Pengungsian Lapangan Sutasoma Sukawati dihuni 596 jiwa dari 63 KK. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring pergerakan pengungsi dari Karangasem dan tinggal berdesakan di rumah kos-kosan di wilayah Gianyar. Untuk diketahui, pengungsi yang tinggal di rumah-rumah penduduk pada tujuh kecamatan se-Gianyar, hingga Rabu (27/9), 9.818 jiwa.
Terkait pengiriman logistik juga diperketat. Terutama bagi pengungsi mandiri yang merasa lebih nyaman tinggal di rumah kos. “Pengungsi di luar posko utama ini tetap kami kirimkan logistik. Dengan catatan disertakan data yang jelas sepengetahuan camat. Jadi koordinasinya tetap dengan kelian, meneruskan ke desa kemudian ke camat. Setelah diverifikasi di posko, logistik dipastikan akan segera dikirim,” jelasnya.
Guna menghilangkan rasa jenuh selama di pengungsian, melalui Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar, para pengungsi akan dicarikan pekerjaan. “Sudah ada satu pemuda yang jadi sopir. Yang lain masih didata, apakah bisa sebagai tukang bangunan, ngukir atau profesi lain. Sementara ibu-ibunya masih terus majejahitan, Galungan sudah dekat,” terangnya.
Di sisi lain, keberadaan hewan ternak para pengungsi juga menjadi perhatian Pemkab Gianyar. “Dinas Pertanian tadi memberikan data, 178 ekor sapi sudah dikondisikan,” imbuhnya. *nvi
Komentar