Ribuan Krama Mohon Karahayuan
Pasca Kulkul Pajenengan Puri Agung Klungkung Bersuara
SEMARAPURA, NusaBali
Kulkul Lanang-Istri (laki-perempuan) di Pura Pajenengan Puri Agung Klungkung, berbunyi secara gaib, Jumat (22/9) malam. Kini ribuan pamedek dari pelbagai daerah di Bali tangkil (datang bersembahyang) ke Pura Pajenengan. Karena, seperti pengalaman tahun-tahun silan, jika kulkul keramat itu berbunyi secara gaib, maka diyakini sebagai tanda-tanda akan terjadi musibah.
Pamedek yang tangkil ke Pura Pajenengan itu mulai ramai tangkil sehari setelah kulkul itu berbunyi. Mereka mohon karahayuan (keselamatan) dengan nunas (mohon) tirta wangsuh pada (pembersih secara niskala) dan benang tri datu untuk dipasang pada tangan kanan. Hal itu berdasarkan sabda (petunjuk gaib) Ida Bhatara di Pura Pajenengan yang disampaikan secara niskala kepada Pamangku di Pura Pajenengan yakni Jro Mangku Nyoman Sastrawan.
Untuk di masing-masing mrajan atau sanggah umat, di Rong Tiga agar dihaturkan banten pejati putih, segehan sor ulam bawang jahe dan sajeng rateng. Di tengah pekarangan dihaturkan ajengan cacahan maura, taluh ceplok, dan api takep. Ajengan cacah maura (berantakan) di atasnya berisi taluh ceplok digoreng.
“Untuk nunas tirta maupun nunas benang tri datu bisa tangkil ke Pura Pajenengan Puri,” ujar Jro Mangku Sastrawan, kepada NusaBali.
Disebutkan, kulkul keramat itu berbunyi secara gaib, Jumat (22/9) malam. Bercermin dari musibah bencana alam sebelumnya. Diyakini jika kulkul itu berbunyi akan terjadi marabahaya. Oleh karena itu masyarakat diminta agar senantisa berdoa dan mengenakan benang tridatu pada tangan kanan.
Pajenengan merupakan sthana Dewa Iswara, sudah ada sejak zaman Kerajaan Klungkung. Namun tidak sembarang orang bisa mendengar suara kulkul itu atau hanya bisa didengar oleh orang-orang tertentu saja.
“Sekitar pukul 23.00 Wita Ida Bhatara Pajenengan bersuara gaib yang mendengarkan dari Puri Batan Bunut, Klungkung, Tjokorda Gde Agung dan Ketut Kuning warga dari Kecamatan Dawan, Klungkung,” ujarnya.
Warga yang mendengar bunyi Kulkul itu langsung menyampakan kepada Jro Mangku Sastrawan. Kata dia, bunyi kulkul tersebut memang memiliki suara yang khas, yakni bunyinya dang-dung, dang-dung. *wa
Kulkul Lanang-Istri (laki-perempuan) di Pura Pajenengan Puri Agung Klungkung, berbunyi secara gaib, Jumat (22/9) malam. Kini ribuan pamedek dari pelbagai daerah di Bali tangkil (datang bersembahyang) ke Pura Pajenengan. Karena, seperti pengalaman tahun-tahun silan, jika kulkul keramat itu berbunyi secara gaib, maka diyakini sebagai tanda-tanda akan terjadi musibah.
Pamedek yang tangkil ke Pura Pajenengan itu mulai ramai tangkil sehari setelah kulkul itu berbunyi. Mereka mohon karahayuan (keselamatan) dengan nunas (mohon) tirta wangsuh pada (pembersih secara niskala) dan benang tri datu untuk dipasang pada tangan kanan. Hal itu berdasarkan sabda (petunjuk gaib) Ida Bhatara di Pura Pajenengan yang disampaikan secara niskala kepada Pamangku di Pura Pajenengan yakni Jro Mangku Nyoman Sastrawan.
Untuk di masing-masing mrajan atau sanggah umat, di Rong Tiga agar dihaturkan banten pejati putih, segehan sor ulam bawang jahe dan sajeng rateng. Di tengah pekarangan dihaturkan ajengan cacahan maura, taluh ceplok, dan api takep. Ajengan cacah maura (berantakan) di atasnya berisi taluh ceplok digoreng.
“Untuk nunas tirta maupun nunas benang tri datu bisa tangkil ke Pura Pajenengan Puri,” ujar Jro Mangku Sastrawan, kepada NusaBali.
Disebutkan, kulkul keramat itu berbunyi secara gaib, Jumat (22/9) malam. Bercermin dari musibah bencana alam sebelumnya. Diyakini jika kulkul itu berbunyi akan terjadi marabahaya. Oleh karena itu masyarakat diminta agar senantisa berdoa dan mengenakan benang tridatu pada tangan kanan.
Pajenengan merupakan sthana Dewa Iswara, sudah ada sejak zaman Kerajaan Klungkung. Namun tidak sembarang orang bisa mendengar suara kulkul itu atau hanya bisa didengar oleh orang-orang tertentu saja.
“Sekitar pukul 23.00 Wita Ida Bhatara Pajenengan bersuara gaib yang mendengarkan dari Puri Batan Bunut, Klungkung, Tjokorda Gde Agung dan Ketut Kuning warga dari Kecamatan Dawan, Klungkung,” ujarnya.
Warga yang mendengar bunyi Kulkul itu langsung menyampakan kepada Jro Mangku Sastrawan. Kata dia, bunyi kulkul tersebut memang memiliki suara yang khas, yakni bunyinya dang-dung, dang-dung. *wa
1
Komentar