Siswa Pengungsi Tembus 5.076 Orang
Jumlah siswa asal Karangasem yang kini mengungsi akibat bencana Gu-nung Agung mencapai 5.076 orang.
Klungkung Berdayakan Guru Pengungsi
DENPASAR, NusaBali
Siswa mulai jenang SD, SMP, SMA/SMK, hingga SLB ini ngungsi menyebar di 9 kabupaten/kota se-Bali dan kini mengikuti proses belajar di sekolah-sekolah dekat pengungsiannya. Pemprov Bali berupaya agar ribuan siswa ini jangan sampai putus sekolah.
Berdasarkan data yang dibeber Biro Humas Setda Provinsi Bali, Rabu (27/9), jumlah siswa jenjang SD yang mengungsi mencapai 2.343 orang. Sedangkan jumlah siswa SMP di pengungsian sebanyak 1.262, disusul siswa SMA sebanyak 1.221, siswa SMK sebanyak 248, sementara siswa SLB (Sekolah Luar Biasa) hanya 2 orang. Mereka terbanyak mengungsi di wilayah Kabupaten Klungkung mencapai 2.740 siswa, disusul di Buleleng 720 siswa, dan di Bangli 595 siswa (Selengkapnya, lihat tabel).
Menurut Karo Humas Setda Provinsi Bali, Desa Gede Mahendra Putra, jumlah total 5.076 siswa yang mengungsi tersebut merupakan data terakhir hingga Selasa (26/9). Jumlah ini diperkirakan masih fluktuatif, mengingat pendataan masih terus dilakukan, khususnya pengungsi mandiri yang tinggal di rumah sanak saudara mereka. Untuk siskronisasi dan validasi data, dalam waktu dekat Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Bali akan menggelar rakor dengan Disdik Kabupaten/Kota se-Bali.
Dewa Mahendra menyatakan, Pemprov Bali melalui Dinas Pendidikan menaruh perhatian atas keberlanjutan pendidikan para siswa yang mengungsi bersama keluarganya ini. “Pemprov Bali pun telah melakukan antisipasi dan konsolidasi, guna memastikan tidak ada anak pengungsi yang sampai putus sekolah,” jelas Dewa Mahendra seusai berkoodinasi dengan Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Bali, I Wayan Serinah, di Denpasar, Rabu kemarin.
Terkait keberlanjutan pendidikan para siswa di pengungsin ini, kata Dewa Mahendra, Pemprov Bali telah melakukan antisipasi sejak Gunung Agung masih berstatus waspada (level III). Pemprov Bali langsung mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang ditujukan kepada para kepala sekolah (Kasek) di wilayah KRB, para Kasek di luar KRB, Dinas Pendidikan, dan UPT Disdik di Kabupaten/Kota se-Bali, 22 September 2017 lalu. Dalam SE tersebut, para Kasek beserta seluruh jajarannya diminta mendata peserta didik yang sudah mengungsi dan yang kemungkinan akan mengungsi, termasuk lokasi tujuan mereka mengungsi.
Selain itu, para Kasek dan jajarannya juga diminta melakukan persiapan penyelamatan dan pengamanan dokumen penting serta aset sekolah. Sedangkan sekolah yang lokasinya di luar KRB diminta berperan aktif dalam penanganan bencana yang diakibatkan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung. Mereka diminta mendata siswa yang mengungsi di lingkungan sekolah masing-masing dan memfasilitasi anak-anak pengungsi agar mendapatkan kelanjutan pendidikan sesuai jen-jangnya. “Intinya, siswa yang mengungsi wajib diterima di sekolah terdekat lokasi pengungsian, baik negeri maupun swasta,” tandas Dewa Mahendra.
Sejauh ini, kata dia, upaya menjamin keberlanjutan pendidikan bagi siswa pengungsi telah berjalan cukup baik. Pihaknya mengapresiasi sikap proaktif yang ditunjukkan Dinas Pendidikan dan para Kasek di kabupaten/kota. Setelah memastikan seluruh siswa pengungsi mendapat tempat belajar, langkah selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan sekolah mereka seperti buku, seragam, dan lainnya. “Kami berharap masyarakat juga ikut proaktif memfaslitasi anak pengungsi untuk kembali berseko-lah,” katanya.
Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung tidak hanya mendata pengungsi yang berstatus pelajar, namun juga menyasar para pengungsi kalangan guru. Nantinya, para guru ini akan diberdayakan mengajar di sekolah dekat lokasinya mengungsi, mengingat jumlah siswa pengungsi di Klungkung mencapai ribuan orang.
“Kita tengah mendata guru-guru dari Karangasem yang ikut mengungsi ke Klungkung. Saat ini, masih kita rekap datanya,” ujar Kadis Pendidikan Klungkung, Dewa Gde Darmawan, kepada NusaBali di Semarapura, Rabu kemarin.
Dewa Darmawan menyebutkan, hingga saat ini sudah tercatat 27 guru asal Karangasem yang mengungsi di Klungkung. Rinciannya, 8 guru TK, 6 guru SD, 19 guru SMP, dan 4 guru SMA/SMK. Dalam pendataan ini, Disdik Klungkung menggunakan sistem jemput bola, dengan mengubungi langsung guru-guru bersangkutan. Di samping itu, ada pula guru yang secara sukarela datang mendaftarkan diri ke Posko Pengungsian.
Menurut Dewa Darmawan, masih ada beberapa guru yang yang tersebar di beberapa Posko Pengungsian yang tengah didata. “Kami sudah minta agar mereka saling menghubungi satu sama lain,” ujar Dewa Darmawan.
Setelah pendataan, para guru pengungsi tersebut nantinya akan disebar mengajar ke masing-masing sekolah terutama yang menerima siswa pengungsi cukup banyak, selain ke sekolah yang memang kekurangan guru. Hal ini juga akan dikoordinasikan kepada Disdik Karangasem. “Sehingga guru yang ikut mengajar ini juga bisa dihitung jam mengajarnya.” *nat,wa
Komentar