Sirine Peringatan Erupsi Sudah Dipasang
PVMBG telah keluarkan peringatan level orange untuk jalur penerbangan terkait status awas Gunung Agung
Gubernur : Bali Masih Aman bagi Turis
AMLAPURA, NusaBali
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah pasang sirine peringatan dini sebagai penanda terjadinya erupsi Gunung Agung di Karangasem, Rabu (27/9) pagi. Jika sirine berbunyi, itu peringatan kepada masyarakat agar mereka segera menjah dan menghindar dari bahaya letusan Gunung Agung.
Sirine peringatan dini erupsi Gunung Agung yang sudah dipasang, Rabu pagi, berada di Pura Bale Agung, Desa Pakraman Selat, Kecamatan Selat, Karangasem, persis di depan Mapolsek Selat. Rencananya, total ada lima unit sirine peringatan dini atau early warning system (EWS) yang akan dipasang BNPB. Empat titik pemasangan lagi, antara lain, di sekitar Mapolsek Kubu, Pos Polisi Tianyar (Kecamatan Kubu), dan Polsek Rendang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, mengungkapkan EWS yang akan dipasang di lima titik ini berfungsi memberitahukan kepada masyarakat terkait terjadinya bencana erupsi Gunung Agung. Jika erupsi terjadi, sirine akan berbunyi selama 2 jam, hingga masyarakat punya waktu menyelamatkan diri.
"Peringatan dini sangat penting, makanya dipasang EWS. Begitu sirine dari EWS berbunyi, masyarakat mesti langsung menjauh, karena dalam keadaan darurat," ungkap IB Arimbawa, Rabu kemarin. Disebutkan, EWS yang terpasang memantau perkembangan Gunung Agung selama 24 jam dari jarak sekitar 6 kilometer. Selain itu, kata Arimbawa, EWS juga dipasang di Banjar Sega, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem yang fungsinya khusus untuk mendeteksi pergerakan tanah.
Sementara, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, membenarkan pemasangan sirine peringatran dini di lima titik. Menurut Sutopo, sirine dipasang sebagai sarana peringatan kepada masyarakat agar segera menjauh dari bahaya letusan Gunung Agung.
Sirine yang dipasang ini, kata Sutopo, mempunyai kekuatan bunyi yang bisa didengar dalam radius 2 kilometer. "Sirine dibunyikan secara manual oleh petugas jaga yang terhubung Pos Komando Utama di Karangasem," ujar Sutopo dilansir Antara secara terpish dari Pos Pengamatan Gunungapi di Desa/Kecamatan Rendang, Rabu kemarin.
Selain sirine, kata Sutopo, BNPB juga memasang rambu-rambu evakuasi yang me-nginformasikan posisi di lapangan dari radius berbahaya. Peta radius berbahaya letusan Gunung Agung ditetapkan di peta dengan bertuliskan ‘Anda saat ini berada di radius 9 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung’.
Sedangkan Kepala Badan Geologi Pusat Volkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Kasbani, menyatakan setelah Gunung Agung berstatus awas, radius 9 kilometer dari kawah puncak mesti mengungsi. Ini ditambah perluasan sektoral ke utara, timur laut, tenggara, selatan, dan barat daya sejauh 12 kilometer.
Saat ini, kata Kasbani, aktivitas vulkanik Gunung Agung cenderung meningkat. Selama seharian kemarin dari pukul 00.00 Wita hingga petang pukul 18.00 Wita, terjadi 329 kali gempa vulkanik dangkal dan 444 gempa vulkanik dalam. Sedangkan pergerakan magma terus ke permukaan (kawah) Gunung Agung. "Peluang gunung meletus sangat besar, hanya saja belum dipastikan kapan erupsi," jelas Kasbani saat menerima kunjungan Menteri Sosial Kofifah Indar Parawansa di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Agung di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Rabu kemarin.
PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM telah mengeluarkan peringatan level orange untuk jalur penerbangan terkait status awas Gunung Agung, karena berpotensi terjadi letusan dengan estimasi ketinggian 5-10 kilometer. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, Gede Suantika, peringatan level orange tersebut telah dikeluarkan melalui laman Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA), Selasa (26/9) malam. Dengan level tersebut, para pilot agar menghindari penerbangan di jalur atas Gunung Agung.
"Untuk Gunung Agung, kami mengeluarkan level VONA orange. Disebutkan dalam VONA orange ini tinggi abu masih nol. Tapi, karena status Gunung Agung level IV (awas), kami pasang alat levelnya di orange," jelas Gede Suantika, Rabu kemarin.
Menurut Suantika, peningkatan level VONA orange ini karena adanya gejala di per-mukaan Gunung Agung. "Jadi hanya gejala di permukaan saja yang kita umumkan kepada pilot, bahwa level VONA nya sudah naik dari kuning ke orange. Setiap saat Gunung Agung bisa meletus dengan melontarkan abu ke atas setinggi 5-10 kilometer," tandas Suantika.
Suantika menegaskan, level VONA orange lebih lanjut diterjemahkan pihak otoritas penerbangan, di mana mereka akan menganalisis sejauh mana bisa terbang. Caranya, dengan mengamati gunung bersangkutan. Khusus untuk Gunung Agung, berlaku larangan terbang di bawah ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (Dpl). Menurut Suantika, level orange tidak berlaku bagi penerbangan militer.
Sementara itu, Gubernur Made Mangku Pastika kembali menegaskan pariwisata di Bali masih aman untuk wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Namun, Gubernur Pastika menyayangkan adanya oknum agen perjalanan yang masih menawarkan paket wisata melihat Gunung Agung. Padahal, Gunung Agung sudah awas.
"Jadi pariwisata mestinya oke. Untuk saudara dan saudari dari luar negeri, Bali masih aman. Area bahaya hanya 12 km dari kawah. Jadi, jika erupsi terjadi, bahaya hanya dalam radius itu," tandas Pastika di Pos Pengungsian GOR Swacepura, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, Rabu kemarin.
Pastika mengingatkan, objek wisata yang terdampak Gunung Agung kurang dari se-tengahnya. Khusus di Karangasem, ada 64 objek wisata yang masih aman dari wilayah terdampak. "Bali tidak hanya Gunung Agung. Bahkan, di Karangasem masih ada 64 objek pariwisata yang aman di antara 80-an objek wisata di kabupaten tempat Gunung Agung itu," katanya.
Meski begitu, Pastika menyatakan sebaran abu vulkanik bisa saja terbawa ke kabupaten lainnya hingga mempengaruhi pariwisata di Bali. Sebaran abu vulkanik juga bergantung tiupan angin. "Kalau terjebak karena abu vulkanik, tentu berbahaya untuk penerbangan. Tapi, itu kan tergantung arah angin. Harapannya, jika erupsi terjadi sekarang, itu belum tentu berdampak ke Bandara Ngurah Rai," ujar Pastika. *k61
Komentar