Penggunaan Unik Belum Lancar, Kendaraan Kerap Numpuk di Pintu Tol
Antrean kendaraan kerap terjadi di pintu Tol Bali Mandara.
MANGUPURA, NusaBali
Hal itu antara lain disebabkan masih adanya kendala dalam penerapan uang elektronik (Unik) untuk membayar retribusi jalan tol. Public Relations Officer PT Jasamarga Bali Tol Drajad Hari Suseno mengaku terjadinya antrean itu. Menurutnya ada beberapa kendala yang menyebabkan antrean panjang. Pertama, karena pengendara belum memiliki Unik. Kedua, masih banyak yang melakukan transaksi dengan cara cash. Ketiga, pengguna Unik yang kehabisan saldo.
Meski masih mengalami berbagai kendala, pihaknya optimistis persoalan seperti ini hanya terjadi pada awal penerapan Unik. Dia mengajak agar pengguna Tol Bali Mandara sadar dengan program gerakan non tunai.
“Di awal ini masalah yang dihadapi adalah ketiga fator ini. Pengendara yang sudah siap dengan Unik-nya juga bisa ikut terjebak dalam barisan antrean. Karenanya kami mengarahkan seluruh pengguna untuk bisa mempersiapkan diri sebelum memasuki jalan tol. Kami yakin nantinya perjalanan lewat tol akan sangat lancar,” kata Drajad, Rabu (27/9).
Drajad berharap agar seluruh pengguna Tol Bali Mandara bisa memaklumi kondisi ini. Dirinya yakin kondisi ini hanya terjadi di masa transisi. “Ini bukan pemaksaan. Terkait perubahan ini sudah sejak jauh-jauh hari kami sosialisasikan. Dan sosialisasi itu kami lakukan melalui berbagai media,” tegasnya.
Sebagai pengelola Jalan Tol Bali Mandara, pihaknya sesungguhnya sudah sangat siap akan penerapan transasksi non tunai secara penuh pada 1 Oktober nanti. Termasuk di antaranya dalam hal infrastruktur transaksinya.
Dikatakannya untuk membeli atau mengisi ulang Unik, saat ini sebenarnya sudah terbilang amat mudah. Namun tidak tertutup kemungkinan akan terus dikembangkan, misalnya melalui kerjasama dengan konter-konter handphone. “Pengembangannya nanti kami akan terus upayakan. Terutama terkait kemudahan untuk mendapatkan Unik. Namun semuanya butuh proses agar jelas arah dan tujuannya,” ucapnya. *cr64
Hal itu antara lain disebabkan masih adanya kendala dalam penerapan uang elektronik (Unik) untuk membayar retribusi jalan tol. Public Relations Officer PT Jasamarga Bali Tol Drajad Hari Suseno mengaku terjadinya antrean itu. Menurutnya ada beberapa kendala yang menyebabkan antrean panjang. Pertama, karena pengendara belum memiliki Unik. Kedua, masih banyak yang melakukan transaksi dengan cara cash. Ketiga, pengguna Unik yang kehabisan saldo.
Meski masih mengalami berbagai kendala, pihaknya optimistis persoalan seperti ini hanya terjadi pada awal penerapan Unik. Dia mengajak agar pengguna Tol Bali Mandara sadar dengan program gerakan non tunai.
“Di awal ini masalah yang dihadapi adalah ketiga fator ini. Pengendara yang sudah siap dengan Unik-nya juga bisa ikut terjebak dalam barisan antrean. Karenanya kami mengarahkan seluruh pengguna untuk bisa mempersiapkan diri sebelum memasuki jalan tol. Kami yakin nantinya perjalanan lewat tol akan sangat lancar,” kata Drajad, Rabu (27/9).
Drajad berharap agar seluruh pengguna Tol Bali Mandara bisa memaklumi kondisi ini. Dirinya yakin kondisi ini hanya terjadi di masa transisi. “Ini bukan pemaksaan. Terkait perubahan ini sudah sejak jauh-jauh hari kami sosialisasikan. Dan sosialisasi itu kami lakukan melalui berbagai media,” tegasnya.
Sebagai pengelola Jalan Tol Bali Mandara, pihaknya sesungguhnya sudah sangat siap akan penerapan transasksi non tunai secara penuh pada 1 Oktober nanti. Termasuk di antaranya dalam hal infrastruktur transaksinya.
Dikatakannya untuk membeli atau mengisi ulang Unik, saat ini sebenarnya sudah terbilang amat mudah. Namun tidak tertutup kemungkinan akan terus dikembangkan, misalnya melalui kerjasama dengan konter-konter handphone. “Pengembangannya nanti kami akan terus upayakan. Terutama terkait kemudahan untuk mendapatkan Unik. Namun semuanya butuh proses agar jelas arah dan tujuannya,” ucapnya. *cr64
Komentar